webnovel

“Dalam Radiusmu” (9)

Editor: Wave Literature

Mata Chen Bai terbelalak lebar sembari menatap He Jichen, jarinya gemetaran. Setelah beberapa saat, dia langsung memohon, "Tuan He…"

He Jichen sepertinya bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Chen Bai selanjutnya, maka ia berbicara lagi tanpa memberi asistennya kesempatan untuk bicara. Nada suaranya malas-malasan, tetapi sarat ancaman. "Pengasuh Chen, sepertinya kau mempunyai masalah dengan wanita yang kupilih untuk kumanjakan?!"

"Tidak, saya tidak...!" Chen Bai langsung melompat dari duduknya dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat seperti mainan kerincingan. Takut jika He Jichen tidak mempercayainya, dengan nada meyakinkan ia menambahkan, "Saya sama sekali tidak punya masalah dengan Nona Ji!"

He Jichen terlihat puas dengan jawaban Chen Bai. "Karena kau tidak punya masalah, tunjukkan ketulusanmu. Kerjakan dengan baik tugas-tugas yang sudah kuberikan padamu."

Apakah itu berarti jika aku tidak melakukan pekerjaanku dengan baik, aku akan bermasalah dengan wanita yang ingin dimanjakan oleh Tuan He?

Chen Bai, yang ingin memohon demi dirinya sendiri, tidak dapat mengatakan apapun untuk membela diri.

Meskipun ia melihat betapa pucat wajah Chen Bai, pemuda itu tidak berhenti sampai di situ. Dia menoleh pada Han Zhifan, lalu berkata dengan nada serius, "Zhifan, setelah kau kembali ke Beijing, rancang ulang kartu nama Pengasuh Chen. Tuliskan jabatan 'Asisten Pribadi CEO' setelah 'Pengasuh Pribadi Nona Ji."

Setelah diam sejenak, He Jichen masih merasa hal ini belum cukup dan menambahkan, "Ingat, kata "Pengasuh Pribadi Nona Ji" harus dicetak tebal, lebih gelap, dan dua kali lebih besar dari kata lainnya."

Han Zhifan yang baru saja meneguk sedikit anggur hampir menyemburkannya dengan suara "Pfft!" ketika mendengar perkataan He Jichen. Pria itu mengambil tisu, mengelap sudut bibirnya, lalu dengan geli menoleh pada Chen Bai yang terlihat seakan hendak menangis, tetapi air matanya tidak keluar. "Jangan khawatir, aku akan segera membuatnya untuk Pengasuh Chen begitu aku kembali," jawab Han Zhifan.

Puas dengan jawaban Han Zhifan, He Jichen segera meneguk isi gelas anggurnya sampai habis lalu meletakkannya kembali. "Ayo kita pergi."

Mendengar ucapan He Jichen, Chen Bai segera bangkit dari sofa dan menghampiri He Jichen untuk beramah-tamah dengannya dan membantu membawakan jas pemuda itu.

He Jichen berlagak tidak melihat senyum sopan Chen Bai seraya melangkah ke arah lift dengan wajah datar.

Mereka bertiga meninggalkan Grand Hyatt, lalu Chen Bai membukakan pintu mobil untuk He Jichen dan Han Zhifan ketika Han Zhifan melihat sosok Cheng Weiwan dari sudut matanya. Wanita itu sedang berdiri di seberang jalan. Saat itu, Han Zhifan mengurungkan niatnya untuk masuk mobil, ia lalu menegakkan badan dan berkata pada He Jichen yang sudah ada di dalam mobil: "Kalian kembali ke hotel dulu. Aku masih ada urusan. Sampai nanti."

He Jichen tidak bertanya lagi dan mengangguk pelan pada Han Zhifan, mengisyaratkan pada Chen Bai untuk segera menyalakan mesin mobil.

Setelah He Jichen dan Chen Bai pergi, Han Zhifan menyeberangi jalan. Ia lalu membuka kunci untuk sebuah sepeda umum dan segera mengendarainya. Pria itu menyusuri jalan, berbelok ke jalan raya, dan berhenti di depan Cheng Weiwan.

Ketika Cheng Weiwan mendengar suara sepeda berhenti, dia mendongak dari layar ponselnya dan melihat Han Zhifan. Gadis itu tertegun untuk beberapa saat tetapi tidak mengatakan apapun.

Han Zhifan duduk di atas sepeda sambil meletakkan kedua kakinya ke tanah. "Hendak kembali ke hotel? Ayo. Aku akan mengantarmu."

Cheng Weiwan menolaknya dengan lembut sambil berkata, "Tidak, terima kasih." Dia menyimpan ponselnya dan mulai berjalan untuk menjaga jarak dari Han Zhifan.

Han Zhifan menyusulnya sambil mengayuh sepeda. "Tidak apa-apa kok. Aku senang melayani wanita yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama."