webnovel

Bagian kedua: Kok Ganteng Ya?

Sudah lewat dari satu jam Vania masih saja belum turun,

"LAMA BENER NIH KEKNYA!" Teriak Bang Algo dari ruang tamu,

"IYA BENTAR LIMA MENIT LAGI!" Jawab Vania teriak dari dalam kamarnya.

Bang algo hanya bisa mendudukan dirinya dikursi ruang tamu, Katanya sih lima menit lagi tapi hampir 10 menit lebih Bang algo menunggu. "LE GO!" Vania turun dari kamarnya dan menuruni tangga bak seorang ratu.

"Wahhh Junior boss baru turun," sahut bude sambil menepukkan tangan nya,

"Waduh kesamber apa ini?" Sahut kak Ami melongok melihat Vania yang turun dari lantai dua.

"ADA YANG KESAMBER METEOR DARI MANA INI?" Sahut tante Umia Dengan sangat terkejut dari ruang tamu dan dilanjut dengan Bang Algo.

"Pantes sejam lebih ini," Bang Algo memputar malas matanya yang hampir kering menunggu adiknya ini.

Semua orang dilantai pertama menatap Vania dengan mata berbinar, Biasa nya Vania ga pake jilbab kalau lagi keluar, gatau tuh lagi kesurupan kali.

"Halo tantee" salim Vania ke tante nya yang baru datang sudah dikejutkan keponakan nya yang biasanya menggunakan baju mini menjadi Islami,

Tante Umia memberikan tangan kanannya "Dek kesamber meteor apa kamu?" tanya Tante Umia masih dengan herannya,

"Kena anggin topan apa kamu Van?" Celetuk Kak Ami yang masih terkejut dengan wujud Vania,

"Junior boss abis kena apa kepalanya?" Bude yang datang dari dapur langsung tercengang,

"IHHH INI ORANG LAGI MAU KE JALUR YANG LEBIH BENAR MALAH DI 'ke samber apa' HARUSNYA DIKASIH MOTIVASI GITU!" Gerutu Vania Dengan Kesal dan membentak kan kakinya seakan anak kecil yang merengek.

"Kita memotivasi kok untuk adek lebih hijrah ini," Kekeh Tante Umia,

"Hahhaha" dilanjut oleh kekehan Kak Ami dan Bude.

"Mau pergi Kak Ami?" Tanya Vania melihat kak Ami duduk di kursi ruang tamu dengan baju rapi.

"heheheh iya mau malmis," Kekeh kak Ami dengan senyumnya,

"Malmis sama siapa? Tumben sekali, orang satu ini punya doi??" Heran Vania, perasaan buaya betina ini baru putus dan menangis semingguan, sekarang sudah ada lagi?

"Ada deh hehehhe Kamu mau keluar sama abang?" Tanya kak Ami menghiraukan pertanyaan Vania, dan dibalas anggukan oleh Vania.

"Mau kemana ?" Tanya Kak Ami,

"Mau nyari temen Malmingnya Vania," ujar Bang Algo sambil berdiri dari sofa ruang tamu,

Wahh satu ruang itu mengheboh"EKHM!"

Vania yang tak menggetahui apa-apa hanya melongok heran "Hah?Eh?" Maksud abangnya ini apa? awal perjanjian hanya makan-ya memang bersama kawannya tapi kenapa?

"Becanda doang geis, pada serius Amat kalian..." kekeh Bang Algo,

"Udah yu berangkat kasian orangnya udah nunggu itu.." Lanjut Bang Algo sambil salim ke tante Umia dan diikutin Vania,

"Bang entar kalo udah dapet temen malming Vania di spill ya wkkwkkw.." Kekeh Kak Ami sambil mengambil bantal sofa untuk menutupi dirinya.

"TERUS TERUSS!" Ujar Vania keluar dari pintu rumah.

Vania dan Bang Algo sudah masuk Kedalam Mobil, "Bang kita mau kemana sihh ?" Tanya Vania sambil memasang seatbelt-nya.

"mau makan lah" Jawab Bang Algo, "Ke?" lanjut Vania.

"Ada deh , oh iya lupa kabarin ayu.." Ujar Bang Algo sambil mengambil Handphonenya,

Bang Algo menelpon seseorang,

\Ditelpon

Bang algo : Assalamualaikum, halo Yu

Kk ayu : Walaikumsalam, kenapa Go?

Bang Algo : gua udah jalan nih

Kak Ayu : sipp gua udah deket juga kok, Vania diajak ga ?

Bang Algo : diajak lah gimana itu?

Kak Ayu : udah kok ini abis jemput dia

Bang Algo : yaudah sampe ketemu disana , assalamualaikum

Kak Ayu : walaikumsalam.

off/

"Siapa Bang?" Tanya Vania yang dari tadi memperhatikan kakaknya,

"Kak Ayu" Jawab Bang Algo,

"Kak Ayu ?" Tanya Vania yang memikirkan nama yang disebut Abangnya ini.

"Temen abang dulu di Palembang.." jawab Bang Algo.

'Kringg' ada telpon masuk ke Handphone bang algo,

sepertinya dari Mama Rita, siapa lagi kalo bukan mama mereka berdua.

/Bang Algo : assalamualaikum Ma,

Mama Tita : walaikumsalam , Jadi pergi Kalian?

Bang Algo : Jadi ma, ini sama Adek,

Mama Tita : Oke deh oh iya ini papa mau ngomong,

Bang Algo : Halo Pa

Papa Dedi : Go

Bang Algo : kenapa pa?

Papa Dedi : Anak Om Ridwan udah nunggu katanya, liatin Adek mu ya..

Bang Algo : iya Pa entar aku yang atur pokonya

Papa Dedi: yaudah Hati Hati , assalamualaikum

Bang Algo : walaikumsalam

Off/

"Siapa lagi bang ?" tanya Vania,

"Mama sama Papa," Jawab Bang Algo.

Mobil bermerek Range Rover keluar dari parkiran Rumah Vania. Hanya meemaken waktu 15 menit untuk Sampai, jejalan Kota Bandung yang sedikit ramai sedikit menyumbat perjalanan mereka.

Mereka sampai di salah satu cafe favorite di Bandung. "kita ke sini ?" Tanya Vania sambil turun dari pintu mobil,

"yap!" sambar Bang Algo dari kiri. seketika Vania melamun

"bentar kakak gua kan udah ada pacar malah calon istri masa abang gua selingkuh, Tapi masa juga selingkuh ngajakin adeknya?"

"Heh sadar, Ayo masuk" ajak Bang Algo menyadarkan lamunan Vania, Mereka berdua masuk ke dalam Cafe dan mendatangi salah satu meja didekat rooftop. "Ada yang bisa saya bantu mbak?" Tanya Bang Algo yang berpura-pura menjadi pelayan,

"Oh iya iya mas," toleh kak Ayu,

"Heh? lah dasar lu yaa.." Kaget kak Ayu.

"Apa kabar goo??" Tanya kak Ayu dengan girang,

"Baik-Baik.." Jawab Bang Algo dan melanjutkan omongannya,

"Ini yang namanya kak Ayu nihh..." Ujar Bang Algo ke Vania, mengenal kan Kak Ayu ke Vania.

"Hai Vaniaa, udah gede bangettt sekarangg ihh!!" Ujar kak ayu dan dibalas Vania dengan salim

"hehehhe.." Vania yang tak terlalu kenal dengan kak Ayu sedikit canggung untuk berbicara,

"Aku Ayu," sapa Kak Ayu memperkenalkan dirinya,

"Vania kak.." balas Vania.

"Ayo ayo duduk duduk" Kak ayu menarik dua kursi untuk Bang Algo dan Vania untuk duduk.

Mata Vania seketika membeku, setelah memputar kan matanya ke sebelah kiri, ia melihat dua lelaki yang begitu tampan baginya. Tumben sekali Vania bisa bilang "ganteng njir" sampai detik sebelum dia bertemu dua orang ini, dia tidak pernah bertemu dengan seorang yang bisa di sebut ganteng, sekarang? sekali nya ketemu langsung dua sosok ga satu sosok lagi, ditambah dengan seragam, satu kayanya Anak AKPOL dan satu lagi anak AKMIL.

"Siapa ?" Tanya Vania dalam Hatinya, Mata Vania sekarang pindah melihat Name tag yang ada tulisan nama dari dua orang itu, yang pertama sepertinya "Muhammad Arizal Arya" yang menggunakan baju seragam Akmil sedangkan yang menggunakan seragam Akpol "Muhammad wildan Barian Putra".

Setelah menasarannya menghilang sekarang jantungnya bertedak 45092638 lebih cepet dari pada biasa, Tidak pernah jantungnya secepat ini kecuali saat Bang Algo berkata "Ayu jangan lu doang yang kenalan ama adek gua, ini dua kurcaci dikenalin juga, eh bukan kurcaci deng pangeran kodok?"

"HAHAHA lupa lupa, sana kalian berdua kenalan masa harus ibu peri lagi yang kenalin," Kekek Kak Ayu sambal menarik dua lelaki yang sedari tadi hanya membeku melihat Vania.

"Hai Rizal..." sapa kakak laki laki berseragam warna biru itu, "Vania" senyum Vania.

"Wildan.." sapa Kakak laki laki berseragam Warna Coklat sedikit muda.

"Oh iya duduk lah dek, mau makan ga?" Tanya Bang Algo, Sambil mengeserkan kuis Vania ke arah Lelaki berbaju biru tadi.

"Ayo pesen makan!" ajak kak Ayu memberi buku menu nya,

Mata Vania terbagi menjadi dua fokus, sambil nyari makan dan sambil nyari seragam apa yang mereka gunnakan "Ohh , ini Akmil itu Akpol hmmm.."dalam hatinya sambil sedikit melirik-lirik,

"Dek mau makan apa?" Tanya Bang Algo,

"Aku minum aja deh masih kenyang.." jawab Vania yang masih berfokus Dengan buku menu,

"beneran ?" Tanya Bang Algo lagi,

"iyaa abanggg.." jawab Vania. Setelah pesan makan mereka berlanjut dengan mengobrol.

"Vania sekarang kelas berapa?" Tanya kak Ayu,

"kelas 11 akhir kak.." jawab Vania dan meletak Handphonenya diatas meja.

"Eh iya Vania umur berapa sih sekarang?" Lanjut Kak Ayu,

"17 kak.." jawab Vania yang masih merasa canggung.

"Seriusan 17 tahun? Aku kira anak kuliahan!" jetuk lelaki berbaju biru itu yang bernama, Rizal.

"Jangan tanya Aku ya, pokonya jawabanya anaknya terlalu hyperaktif..." jawab Bang Algo sambil melipat dua tangan didadanya.

"Eh pangeran kodok jangan didiemin aja entar berubah loh.." lanjut Bang Algo, menatap Wildan yang sedari hanya melirik ke Vania.

"Vania sekolah dimana?" Tanya Kak Rizal, "Alam segar school, eh bentar Vania panggil nya apa?" Tanya Vania bingung sambil ngeliat ke bang algo,

"Sayang aja boleh kok.." jawab Kak Rizal sambil senyum lebar,

"Heh ngadi ngadi adek lu Yu" bang Algo langsung memberi tatapan ngerinya,

Rizal langsung merubah senyum lebar nya menjadi nyengir tak karuan, "Canda bang Algo..."

"Kak rizal aja panggilnya," ujar Bang Algo. Balas Vania "okkk deh, kalo kakak yang ini?" Tanya Vania lagi sambil melirik ke arah lelaki berseragam Taruna Polisi,

"Yang ini panggil aja calon suami.." jawab Wildan dengan santai,

"Heh!" teriak 3 orang dimeja itu kecuali Vania yang malah terdiam.

Suasana sana menjadi ceria, Karena tujuan makan Malam ini menggenal kan Vania Dengan Rizal. Kak ayu mencari cara agar mereka berdua bisa berbincang tanpa Abang Vania, bahkan dirinya.

"Eh..kalian mau liat liat galeri ga dibawa?" Tanya Kak Ayu, Jadi dibawa cafe yang berlantai tiga ini ada galeri gitu yang lucu banget, "Nah iya tuh sana," lanjut Bang Algo.

"Vania mau?" Tanya Rizal,

"boleh boleh..." jawab Vania,

"Wildan mau ikut ga?" Tanya kak Ayu dan berharap Wildan tak ikut namun sepertinya, "Pastinya saya mau ikut, " cengir Wildan.

Mereka bertiga turun ke bawa dan masuk ke galeri,

"ihh lucu banget yaaa.." Senang Vania sambil melihat lukisan lukisan senja yang terpajang,

"Ohh iya kak rizal itu akmil ya?" Tanya Vania Sambil jalan jalan mengelilingi galeri.

"yess.." Jawab Rizal yang tak begitu melihat ke Vania, Suasana sedikit Canggung karena sejujurnya Rizal seras asing jika harus berkenalan dengan anak Remaja.

"Jangan panggil kak rizal dong bang izal aja.." Rizal berusaha mencari topik agar suasana tak terasa sangat sunyi,

"Iya bang izal..." Ujar Vania dengan puppy eyesnya

"Nah gitu aja.." Rizal sedikit menarik senyum di pipinya, tanpa basa basi Rizal langsung meminta nomor Vania "Oh iya vania boleh minta nomornya? atau instagram nya ga ?" Rizal langsung menarik Handphone disaku celananya.

"Oh iya iyaa boleh.." Jawab Vania, Rizal langsung menyodorkan Handphonenya, dan Vania langsung mengetik nomornya.

"Ok deh aku save ya.." Ujar Rizal dan kembali menyimpan Handphonenya,

"Eh iya aku ke Toilet bentar ya Van.." Ujar Rizal, dan meilirik ke Wildan.

"Aku disini aja ya sama kakaknya.." Vania menganggukan kepalanya sambil menujuk Wildan, "Siap bentar ya.." Rizal pergi meninggalkan dua orang itu.

Sebenernya Rizal sudah tau jika Gadis remaja yang akan dijodohkan dengannya ia lah Vania, namun ia tak tau jika Jika Vania yang ia liat di gambar Dengan yang Hasil sangat sangat berbeda jauh.

Vania yang sedang melihat panjangan foto-foto senja sambil mengambil foto dari handphonenya. Wildan dateng mendekat ke Vania, "Itu foto nya biar bagus pake dark mode.." celetuk Wildan.,

"ehh , kak wildan ?" Toleh Vania.

"hehheh mau dibantu fotoin nya?" Tawar Wildan,

"boleh-boleh.." sambil memberikan Handphone nya.

Wildan mengambil Handphone yang Siberia Vania "Pinjem Handphone nya ya.."

"Gini caranya" Wildan menjelaskan caranya ke Vania,

"ohhh Gitu caranya..baru tau aku caranya.." sahut Vania

"Kakak Suka ngambil foto ya?" Tanya Vania dan memutarkan Kepalanya sambil menatap Muka Wildan.

"ehh..iya iyaa, " jawab Wildan sedikit terkejut Karena Ditatap Vania,

"Tapi..lebih suka ini," jari Wildan menunjuk ke Arah Vania,

"eh? Ihhh..." Vania tertawa kecil mendengar Jawaban Wildan. "Hahahah kan aku jawabnya jujur loh..." Kekse Wildan melihat Vania yang pipi nya memerah, mereka berdua cerita satu sama lain hingga mereka lupa sampai duluan ke atas meninggalkan Rizal yang tak keluar keluar dari Toilet.

"Udah dek? Lah rizal mana?" Kaget kak ayu melihat hanya Vania dan Wildan yang keatas tanpa Rizal. "Lah lah.." Wildan dan Vania saling toleh menoleh,

"huuhh kalian dari mana?" Rizal menarik nafasnya dalam dalam, abis lari dari lantai pertama hingga lantai ketiga membuat nafasnya tak teratur.

Vania sedikit Heran Dengan tingkah Rizal langsung menjawab pertanyaan Rizal, "Di tempat tadi aja kok kak ga kemana mana.."

Kak Ayu yang menyadari sesuatu langsung menganti topik pembicaraan, "Udah udah, mungkin tadi Rizal ga liat aja kali, ayo ayo makan duluu.." ajak Kak Ayu.

Setelah makan mereka pulang, malam tadi hanya singkat saja tak begitu banyak hal yang benar benar membuat Vania tau tentang dua orang itu-eh kecuali Wildan, hanya cerita Wildan yang Vania kenal.

Dijalan pikiran Vania terus pertanya tentang satu hal yang hanya ia tau, yang tak Mungkin orang lain mengetahuinya.

"bang!" sahut Vania memanggil abangnya, "Yo? " toleh sedikit oleh Bang Algo yang sedang menyupir, "yang tadi anak om siapa?" Tanya Vania, baginya 3 orang tadi pernah ia temui tapi lupa dimana.

"Om Ridwan," jawab bang Algo dan kembali fokus pada setirnya. Tak ada lagi pertanyaan dari Vania, sejalanan itu hanya dipenuhi lagu lagu saja.

Sampai dirumah mereka langsung kembali kekamarnya masing masing, bang Algo besok pagi akan sibuk dengan pasienya dan Vania sibuk dengan urusan perpindahan. Malam itu tak langsung abis bagi Vania, ada yang sedikit menganjal dihatinya yang membuat dia harus mengetik ulang proposal dia.

Terkadang tak perlu waktu lama kan untuk merasakan sesuatu? Dan memang hal hal kecil lebih sering membuat pikiran kacau dibanding hal yang lebih besar dari itu.

Siguiente capítulo