webnovel

MILO(Akmil dan Akpol ku)

Seorang Gadis yang masih duduk dibangku kelas 11 yang enggan memikirkan percintaan, terpaksa dijodohkan dengan lelaki berumur 23 tahun yang bersekolah di Akademi Militer. Namun dibelakang itu gadis itu memiliki hubungan special dengan adik lelaki nya, yang merupakan seorang Taruna yang bersekolah di Akademi Kepolisian. Kisah percintaan gadis ini tak selancar jalan tol, ia harus menyaksikan segala hal di umur nya yang masih beranjak dewasa. Gadis kecil ini menatap lampu kota dan berkata, "berat banget ya kalo disuruh pilih dua orang dalam satu waktu, " Lelaki berbadan tenggap menjawabnya, "Lebih berat push up 200 kali karena telat," Gadis itu langsung memalingkan Wajahnya, "Tapi kan kalo push up buat kurus kalo kangen? Buat tambah sakit hati!" "Yaudah ga usah kangen.."

Orcabear37 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
61 Chs

Bagian ke TujuhBelas: Cafe Classic’E

"Mama sama papa udah dateng belum?" Tanya Vania sembari membenarkan rantai tasnya.

Bang Algo yang baru turun dari kursi pengemudi langsung menjawab  pertanyaan adikny "Udah dari jam berapa malah,"

Bang Algo dan kak cantika berpegang tangan sembari berjalan masuk ke dalam cafe,

Kak Marcel dan kak Rinds pun berpegang tangan sembari menyusul masuk,

Sedangkan Vania, ia hanys memegang powerbank dan handphone di tangan nya.

Hampir setengah dari ruangan VIP cafe ini dipenuh oleh rekan kerja papa Vania. Ia sendiri tak tau jika papa nya membuat acara seperti ini, ia kira hanya makan malam biasa.

"Kak marcel ada acara apa sih ini?" Vania berbisik ke kak Marcel yang tepat berada di depan nya,

"Gatau kakak juga.." Bisik kak Marcel,

Vania melihat sekelilingnya, dan melihat Mama Vania yang sudah melamaikan tangan. Vania yang pertama menghampiri mamanya dan di susul oleh kakak dan abang nya.

"Ma." Vania menyalimi mama nya,

"Kalian duduk samping meja mama aja yaa.." mama Vania menunjuk meja kosong di samping meja nya.

Vania melayang kan jari jempol nya "Oke!"

Dan lanjut berpindah ke samping mama nya, "Paa.." Vania berpindah salim ke papa nya yang sedang asik melihat layar handphonenyam

"Halo ada kesayangan paa.." papa Vania langsung merangkul dan mencium pipi anak gadis nya.

"Ini salim dulu ke temen-temen papa," Papa Vania menunjuk kawan-kawanya yang berada di samping papa nya. Vania dan kakak-kakaknya bersalim dengan rekan papa Vania satu bersatu,

Tersisa 5 kursi yang kosong di meja papa mama Vania, namun Vania tak begitu mempendulikannya. Ia lebih memilih untuk berjoin dengan kakak-kakaknya yang sudah duduk terlebih dahulu.

"Mau mesen apa Van?" Tanya kak Cantika langsung saat Vania hendak duduk,

Kak cantika memberikan satu menu yang berisi makanan dan minuman cafe ini.

"Aku Salmon steak nya satu sama chocochip blend nya satu.." Vania menjelaskan dengan mas pelayan yang sudah mununggu menu dari Vania.

"Hmm..sama mineral water juga yaa" Tambah Vania sebelum mengembalikan buku menu ke mas pelayan.

"Ahh..baik kak, apa itu saja pesanan nya?" Tanya mas pelayan sebelum ia membaca ulang pesanan,

"Iya itu aja mas," jawab kak Cantika

"Baik saya ulang pesanan nya ya, Udang telur asin nya satu, nasi goreng spesial nya satu, kangkung tumis nya satu, sapi lads hitam nya satu, salah buah nya satu, untuk dimsumnya hakkau dua, cekker pedas nya satu, lumpai gorengnya dua, dan untuk minuman mineral water 5, juice melon satu, es teh manis nya 3, chocochip blende nya satu..apa kah ada yang ingin di tambahkan lagi?" Jelas Mas pelayan dengan rincih,

"Iyaa itu saja mas," jawab kak Cantika,

"Baik kak..di tunggu ya," mas pelayan sudah meninggalkan meja.

Hampir satu meja yang berisi lima orang ini lebih sibuk melihat layar ponselnya. Setelah sudah meng-upload stories, empat orang itu sudah kembali meletak kan ponselnya di saku masing-masing atau Tas.

Beberapa Makanan pun sudah sampai, hanya tinggal beberapa hindangan yang belum keluar, Vania memalingkan arah muka nya ke atas panggung yang dipenuh dengan Om-Om yang sedang bernyanyi ria.

Terdengar dari samping kuping Vania ia mendengar suara seseorang yang familiar baginya, "Hehehe iya maaf ma tadi zal telat.."

Vania memutar arah matanya tepat di kursi mama dan papa Vania duduk. Sentak Vania membeku Sebentar, bukan nya Rizal tak mendapatkan jadwal libur lagi kan? Toh baru lewat seminggu yang lalu Rizal kembali ke asrama nya.

Vania Langsung bangun dari kursinya dan hendak menghampiri Rizal, toh kan dia disini datang sebagai pacarnya bukan? Walau Vania tak tau jika Rizal akan datang,

"Ekhm!siapa tuhhh..." Sahut kak Cantika yang menyadari Vania menatap ke seseorang yang sedang menyalimi Mama mertuanya atau mama Vania.

Vania hanya ter kekeh kecil, ia hendak berjalan menuju meja samping namun telat, Rizal sudah terlebih dahulu memutar badan nya dan berjalan ke arah Vania. Terlihat dengan jelas Baju lengkap lepas Taruna Rizal. Oke ini tidak mimpi kaki Rizal benar-benar menginjak ke lantai dan lesung pipi Rizal juga sudah ter-cekung dengan manis.

Baru kali ini pipi Vania berubah menjadi merah bak tomat hanya karena melihat seseorang yang berjalan ke arahnya.

"Assalamualikum.." Sapa Rizal menyapa kakak-kakak Vania.

"Walaikumsalam!" Jawab satu meja ini,

Orang yang pertama Rizal hampiri ialah Abang Vania, "Apa kabar bang?" Rizal menyalimi Tangan Bang Algo.

"Baik Riz, apa kabar di asrama?" Tanya balik Bang Algo,

Rizal berpindah tempat ke Kak Marcel ia menyalimi pundak tangan kak Marcel sembari menjawab pertanyaan Bang Algo, "Lancar Bang.."

"Kak.." Rizal menyalimi Kak Rinda dan kak Cantika,

"Riz rizz...duduk samping Vania aja," Sahut kak Cantika melihat Rizal yang hendak mencari lokasi duduk.

Rizal langsung menganggukan kepalanya dan dengan cepat ia menarik kursi dan duduk di samping Vania, Orang yang disamping Rizal menyalimi tangan Rizal, siapa lagi kalo bukan Vania.

"Tuh doi nya udah sampe tuh.." Kak Rinda berusahah mengompori Vania dan Rizal yang sedang menyalimi tangan.

"Kenapa mukanya?" Tanya Rizal sedikit menunduk kan kepalanya agar bisa melihat dengan jelas muka Vania,

Vania sedikit terkejut dengan Rizal yang menundukan kepalanya dan membuat jarak antara Wajah Vania dan Rizal tak bergitu jauh, dengan cepat ia memundurkan mukanya, "Ahh..ga pa pa.."

"Entar Rizal ilang marah..ini udah ada malah di diemin," Tambah kak Cantika yang melihat dua orang sedang marahan.

"Hidih..." Vania langsung mendongakan kepalanya ke atas,

"Van keluar bentar yukk.." Rizal menganjak Vania setelah ia mendapatkan kode kedipan dari Bang Algo.

"Mager.." Jawab Vania sembari ingin menarik handphone di tas nya,

Kak Marcel membantu membujuk Vania

"Gihh sana.."

"Ga.."

"Ushhhh pergiii.." kak Rinda langsung mendorong badan Vania agar menjauh dari kursi,

"Mager kak.." Vania menatap Muka Rizal sebagai kuncinya,

Rizal menggubris tatapan dari Vania

"Bentar aja kok.." Rizal meraih tangan Vania agar berdiri dari duduknya,

"Bisa sen-iya iya dehh iyaa.." Hampir saja Vania mengucapkan kalimat kejam nya, bisa mampus hidup dia jika terucapkan kalimat itu.

Dengan terpaksa ia bangun dari duduknya dan mengikuti Rizal, "Bang kak keluar dulu ya.." Rizal mengizin sebelum ia membawa Vania berjalan keluar.

Bang Algo menjawab "luluhin vanianya riz..."

"Bujuk aja.." Tambah kak Marcel,

"Semangat Riz!" Kak Rinda melayangkan jari berbentuk saranghaeyo nya.

Vania yang jalan dahulu dan di ikuti Rizal, sebelum benar benar keluar dari pintu ruangan VIP, Rizal meraup tangan Vania dan menggenggam nya.

Tepat disamping Cafe ini ada mall kecil yang bisa mereka kelilinging sebentar.

"Kenapa.." Tanya Rizal mengcairkan suasana saat mereka masih berdiam berjalan berdua mengelilinging taman kecil yang berada di depan Cafe.

"Gapapa ka-kok.."

"Kenapaa seriuss.." Rizal melepas genggaman nya dan mengacak puncak rambut Vania,

"RIZALLLL!" Dengan Cepat Vania menarik tangan Rizal dari puncak kepalanya,

Sekarang Tangan Rizal meraup tangan Vania dan menggenggam nya kembali "Hahaha tetep cantik kok..."

Tak ada jawaban Dari Vania, ia lebih memilih jalan dahulu meninggalkan Rizal.

Rizal langsung mengejar Vania "Vann..."

Tep! Dengan sasaran yang tepat, rangkulan Rizal langsung menyantol di badan Vania.

"RIZAL IHH!" Vania melepaskan dirinya dari rangkulan Rizal, Namun masalahnya tenaga lelaki berbadan tenggap dengan otot yang terbentuk akan kalah dengan tenaga Wanita mau sekeras apa pun. "Riz lepas lahhhh!" Vania berusaha melepaskan pelukan belakang dari Rizal, Vania benar benar membanting dirinya agar terlepas tapi yang ada Rizal malah mengecang kan pelukan nya.

"Jawab dulu pertanyaan aku, baru aku lepas," Rizal mengeratkan pelukannya,

"Kamu ngilang ga jelas, terus tiba tiba muncul disini gitu? Siapa yang ga kesel liat kamu up-" Vania memotong setengah katanya dan mengulang Ucapannya, "Siapa yang ga kesel kamu ngilang tanpa ngomong dulu gitu.."

Rizal hanya tertawa terbahak dan malah mengeratkan kembali pelukannnya, "Apa coba ketawa ga jelass, lepass lah Rizzzzz!!" Vania membrontakan Badan nya sampai terlepas dari pelukan Rizal.

"Hahaha ya kan kamu tau aku handphonenya suka di balikin ke kakak angkat disana, ya namanya juga asrama sayang kuu.." Rizal langsung mengacak rambut Vania dengan geram,

"Riz kamu tuh yaaaa! KDHP TAU!" Vania mengusir kasar tangan Rizal dan Rizal sentak terdiam.

"KDHP apaan.."

"Kekerasan dalam hubungan pacaran!"

"Hahahhahah" geram sekali Rizal ingin mencubit pipi Vania,

"Udah udah jangan ngambek lagi yaaa.." Sekarang ia tak mengacak rambut atau mencubit pipi Vania namun ia menjajarkan pandangan mata nya didepan muka Vania.

Vania sedikit memundurkan dirinya, "Apan sih siapa juga yang ngambek.."

"Hahahha iya iya deh yang lagi ngambek," Rizal melangkah Maju lagi,

"Kak stop, aku ga ngambek ya!" Nada Vania sedikit naik,

Rizal langsung terdiam di posisinya "Ehh, sorry sorry.."

"kamu tuh ga jelas tau ga-"

"Kan biar suprise dong," Rizal langsung membabat ucapan Vania,

"Katanya sibuk terus kenapa ke sini?"

"Kan aku udah bilang aku suprisein kamu.."

Vania mengangkat Alis sebelah kanannya,

"Iya iya..aku pengen kamu kenal sama keluarga aku,"

Vania tak menjawab dengan kosa kata ia hanya menurunkan alisnya kanannya.

"Papa kamu yang rencanain, yaudah aku ikut aja.."

Vania masih berusaha menyimak,

"Terus papa ku juga pengen ketemu kamu yaudah karena kamu lagi libur yaudah sekalian aja..."

"Oh..yaudah balik," Vania memutar Badan nya,

"Lah?"

"Uudah ayo.." Vania menarik tangan Rizal dan menyantukan nya dengan telapak tangan miliknya. Ia mengandeng Rizal hingga kembali ke cafe.

"Udah balik lagi?" Tanya Bang Algo heran sudah melihat mereka kembali, perasaan tak sampai 10 menit mereka keluar.

"Masih berantem nih?" Tambah kak Cantika,

Kak marcel melihat gerak gerik Vania yang menjadi cool membuatnya pertanya,

"Masih Riz ?"

"Ga kak.."

"Alhamdulillah.."

"Van ke meja sana yuk," Rizal menunjuk ke Meja serbang yang di duduki oleh keluarga Rizal.

"Kesana?" Toleh Vania,

Rizal memberi telapak tangan nya seakan ajakan "Ayo biar kenalan, katanya mau.."

Kak Cantika langsung terkekeh melihat raut wajah Vania yang langsung memerah "Eekhm ada yang mau ketemu mertua nih.."

Di tambah Kak Rinda "Udah cantik kok pasti diterima,"

Vania hanya menjawab dengan kekehan dan ia langsung meraup tangan Rizal dan menggenggam nya. Mereka berdua pindah ke meja sebrang yang sudah ada keluarga rizal.

"Assalamualaikum Ma.." Rizal langsung menyalimi Mama nya, oh iya Vania benar benar tidak tau jika keluarga Rizal juga hadir di acara ini.

"Walaikumsalam...ini vania ya? Cantik sekali.." Mama Vania langsung berdiri dari duduknya dan langsung mencium Pipi Vania, sebenernya Vania hendak menyalami tangan Mama Rizal namun langsung di sambut dengan ciuman di pipi.

"Hehehe iya tan.."

"Jangan panggil tan dong mama aja.."

Vania terdiam di sela sela Ucapan Mama Rizal,

"Iya dong mama aja..aku aja panggil mama mu mama kok.." Oh memang saat Rizal baru sampai Vania dengan dengan jelas Rizal menyebut kata 'mama'

"Iya dong kamu juga harus panggil mama jangan tante.." Mama Rizal merangkul Vania,

"Heheh iya ma.." Jujur Vania antara geli dan malu menjadi satu.

"Nah itu enak kan." mama Rizal tersenyum lebar,

Rizal melihat papa nya sedang duduk beraama rekan kerja nya yang lain"Ma rizal ke papa dulu ya..van aku ke papa bentar yaa.." Ia meninggalkan Vania bersama Mamanya,

"Iya iyaa sana.." Mama Rizal mengusir Rizal,

"Ayo ayo van duduk.."Mama Rizal menarik kursi di sampingnya yang masih kosong.

"Iya ma..." dengan perlahan Vania duduk di samping mama Rizal. Jujur Jantungan ingin copot, yang pasti ia ingin sekali mengetok kepala Rizal karena meninggalkan nya sendiri dengan Mama Rizal yang tak begitu Vania kenal.

"Ya allah cantik banget ya ternyata menantu mama.." Mama Rizal benar benar memandangi wajah Vania yang sedang tersenyum ramah,

"Hehehhe ga kok ma cantikan mama pastinya,"

"Skincare kamu apa sih sayang? mulus banget mukanya,"

"Hehehhe ga banyak kok ma heheh, mama juga mukanya glowing banget,"

"Aah masa ? Serius nih ? Ahh makasih sayang dehhh," Mama Rizal menarik kaca dibelakang Casing handphonennya.

"Tapi anak nya ganteng ga?"

Uhuk!

"Hahaha ganteng pastinya ma," Vania memberi senyum cembringah nya. Memang ganteng sekali hasil buatan pabrik tante, buktinya Vania bisa tertarik dengan anak-anak laki laki nya.

"Siapa dulu dong pabriknya"

"Hehehhehe.." Vania terkekeh mendengar ucapan mama Rizal,

"Mama mau kesana dulu kamu mau ikut?" Mama Rizal menunjuk ke arah meja yang dipenuhi ibu ibu yang termasuk ada mama Vania.

"Ahh Vania di sini aja ma, nungguin Rizal,"

"Oke deh mama kesana ya," Mama rizal pergi ke sisi lain bertemu dengan ibu-ibu yang lain.

Rizal sudah kembali dan Vania langsung mengajak kembali ke Meja abang, dari tadi Vania memikirkan Tentang steak Salmon yang ia pesan. Terakhir sebelum mereka keluar baru makanan kecil yang datang dan beberapa minuman.

"Kak kok kak ayu ga ada?" Tanya Vania berbisik ke Rizal,

"Kak ayu pesawatnya agak telat sama wildan,"

"Ohhhh.." Vania sedikit berpikir perihal Wildan yang ikut juga namun pikiran nya tak begitu lama Karena santapan yang ia tunggu baru saja sampai dan membuatnya lebih fokus dengan makanan nya.