#Thriller, Crime, Mystery. Semua yang terjadi dalam cerita ini hanya fiktif belaka. Seperti biasa, rutinitas kereta api yang datang silih berganti ramai seharian ini. Enam jalurnya tak pernah sepi dari deru bising yang melintas. Dan tentu seperti hari-hari pada umumnya, banyak orang yang masih setia menunggu kereta di sini. Renovasi setahun yang lalu menampilkan wajah baru stasiun yang menjadi ciri khasnya, megah berdiri dua bangunan besar ini mengapit sisi timur dan baratnya. Bocah laki-laki yang terbiasa mondar-mandir di stasiun ini juga kerap kali terlihat. Tiga tahun sudah ia berseliweran mengumpulkan pundi-pundi rupiah di stasiun yang biasa di sebut Gubeng ini. Perkakas kotak hitam itu selalu ia bawa mengiringi setiap langkah kecilnya mencari pelanggan. Namun di sela-sela pekerjaannya, sama sekali tak pernah terpikir olehnya akan terlibat masalah dalam suatu pembunuhan. Tak ada saksi mata kecuali Si Bocah penyemir sepatu ini. Dalam kepanikan, pemuda mencurigakan yang sempat ia temui juga turut menyeretnya dalam petualangan panjang. Untuk beberapa saat, situasi mencekam menyelimuti stasiun. Pembunuhan demi pembunuhan masih berlanjut menyisakan tanda tanya, ketakutan, dan kecemasan bagi mereka yang tinggal di sekitarnya. Sementara kepolisian kesulitan mencari pembunuhnya, nyawa bocah kecil ini dalam cengkeraman bahaya.