Masih dengan perasaan gelisah dan sangat cemas. Faisal tidak lagi berdiam diri, dia segera berlari kesana kemari dengan memamdang kesetiap tempat.
"Sayang ... anak Ayah kamu di mana?" gumamnya saat kebingungan. Dengan perasaan yang sangat mengganggu mata Faisal tertuju kesetiap sudut ruangan ke atas ke samping ke belakang. Dengan mata berkaca-kaca Faisal sama sekali tidak bisa melihat bayangan putra kecilnya.
Dia melihat arlojinya. "Waktu tidak terasa sudah dua jam aku terpisah dari putraku. Biasanya walau jauh aku bisa melihatnya dari video call, dan saat ini ... aku tidak bisa melihatnya sama sekali. Aidil ... panggil nama Ayah. Aidil," gumamnya sambil meremat kepalanya yang sakit terasa.
"Ayah ...." suara panggilan dari arah belakang membuat Faisal menoleh dia segera berdiri. Namun itu adalah sosok anak lain yang memanggil ayahnya. Faisal kembali lemas, kembali dia hanya bisa berdzikir kepada Allah dan terus berdoa, meminta agar Allah mempertemukan dia dengan anaknya kembali.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com