Dua anak itu sibuk mengatur tata letak bantal di kasur, mengatur posisi tidur.
Nindy ternganga. Tuan Yudisthira Salman tak henti-henti tertawa.
Mereka sudah jadi keluarga besar, Keluarga baru lengkap dengan anak-anak.
Putra dan putri. Sempurna, bukan?
Tuan Yudisthira Salman tersenyum bahagia.
Tapi Nindy, bagaimana? Secara yuridis de facto, dia istri Yudisthira Salman. Siapa yang bisa menyangkalnya. Tapi secara psikologis, Nindy menolak kenyataan itu. Pernikahan ini karena darurat. Pernikahan terpaksa. Siapa yang memaksa? Nindy memutuskannya secara sadar, tak ada paksaan.
Di atas kasur yang super besar, dua kakak beradik sibuk.
"Ibu di sini...!" Raditya menepuk bantal di sebelah kirinya.
Nindy masih terpaku di tempatnya
"Ayah di sana!" Raditya menunjuk bantal ke empat sebelah kanan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com