webnovel

pertemuan

Sudah enam tahun yang lalu, seorang wanita cantik yang kurus, hitam, dekil dan miskin. Tanpa seorang Ibu, dia besar hanya dengan sang Ayah. Tukang mengayuh becak yang tidak tahu akan mendapat rupiah berapa ketika pulang. Tapi, bukan berarti si gadis tidak memiliki Ibu. Dia memilikinya, juga seorang kakak dari Ibu namun beda Ayah. Kakak berumur dua puluh tujuh tahun dan si gadis kurus berumur dua puluh tahun. Panggil dia Kak Fara dan adiknya Anita yang masih duduk di bangku SMK kelas tiga. Sejak berumur dua tahun kak Fara tinggal bersama ayah sambung sebab Ibunya harus pergi bekerja dengan tempat yang sangat jauh sehinga tidak bisa membuatnya untuk pulang setiap hari bahkan beberapa bulan sekali namun harus menunggu enam tahun setelah keberangkatan baru bisa kembali ke rumah lagi. Sebenarnya dengan jangka waktu tiga tahun Ibunya bisa kembali namun beliau memilih memperpanjang kontrak agar mendapat penghasilan yang lebih saat pulang. Ketika Ibunya kembali, kak Fara sudah berumur delapan tahun dan mulai masuk kelas satu SD. Ibunya mendapatkan cuti tiga bulan di rumah namun masih selang dua bulan ternyata sang Ibu sudah mengandung empat minggu yang tidak lain itu adalah kehamilan yang berisi Anita. Mengetahui sedang mengandung, Ibu memutuskan untuk tidak pergi bekerja lagi hingga Anita dilahirkan. Namun kenyataannya setelah melahirkan Anita Ibunya pun bersikeras untuk berangkat kembali bekerja sebab Ibu Anita dan kak Fara sangat tahu betapa susah untuk mendapatkan rupiah jika hanya berdiam di rumah saja. Akhirnya si Ayah menyetujui permintaan sang Ibu namun dengan syarat harus menunggu Anita berumur satu tahun setengah terlebih dahulu dan Ibunya menyetujui itu. Ketika Anita sudah berumur satu setengah tahun Ibunya belum rela untuk berjauhan dengan putri-putrinya dan memutuskan menununggu Anita hingga berumur dua tahun.

Sudah dua tahun berlalu dan Ibu memutuskan berangkat. Kak Fara dan Anita di asuh oleh Ayahnya. Meskipun kak Fara bukan anak kandung melainkan anak sambung namun sang Ayah begitu menyayanginya. Di suatu ketika saat Anita berumur lima tahun dia di asuh oleh kak Fara sebab sang Ayah harus pergi mengayuh becak untuk bekerja. Anita anak yang masih begitu kecil dan belum begitu mengerti akan keadaan. Suatu sore Anuta hanya bersama kak Fara, Anita meminta dibelikan semangkuk bakso yang berhenti di depan rumahnya. Karena kak Fara tidak memiliki uang untuk membeli dan Anita tetap memakas untuk dibelikan hingga menangis, kak Fara merasa jengkel dan memukul bibir Anita menggunakan sisir agar diam. Bukan diam tetapi Anita malah meludahi wajah kak Fara. Kak Fara hanya bersabar sebab mau bagaimanapun di jelaskan Anita tetap belum bisa memahami dan mengerti perkataannya.

Waktu begitu cepat berlalu. Ketika kak Fara memasuki kelas satu SMP, Ayah dan kak Fara bertengkar hebat hingga mengakibatkan kak Fara pergi dari rumah bahkan tidak pernah mau kembali. Lelaki mana yang tahan untuk merawat anak sambung sedangkan Ibunya sudah mengirimkan surat untuk meminta perceraian dan menyatakan sudah mempunyai pasangan lagi ditempatnya bekerja. Namun Ayahnya belum bisa memberitahu permasahan tersebut kepada kak Fara dan Anita sebab mereka masih terlalu kecil. Kak Fara pergi kerumah nenek yang tidak lain adalah ibunda dari ibunya. Kak Fara tinggal bersama nenek hingga menikah dan selama itu ibu mereka tidak pernah pulang, hanya mengirimkan uang untuk kebutuhan kak Fara dan Anita.

Karena kak Fara sudah menikah lalu sedang hamil sedangkan Anita sudah memasuki kelas tiga SMK, Kak Fara meminta tolong kepada Anita untuk tinggal bersamanya beberapa waktu sampai anaknya berumur tiga bulan setelah melahirkan. Anita menyetujui sebab sekolah Anita begitu dekat dengan rumah kakak nya.

Beberapa bulan kemudian Anita meminta tolong.

"Kak, satu minggu lagi aku mau Lulusan sekolah. Kakak hadir yaa..". Padahal Anita tahu, Kakak ny pasti tidak bisa datang karena sudah hamil tua.

"Kakak usahakan ya dek, tapi nggak janji."

Ketika suatu hubungan terlihat baik-baik saja di depan orang, belum tentu dikenyataan ny seperti itu. Nyatanya, mereka bisa bersama namun hanya dua bulan dan tiga bulan selanjutnya pasti akan bertengkar.

Selang tiga bulan kemudian...

"Dek tolong bantu aku untuk mengorek telinga dede bayi !!"

Disini baby dalam perut sudah merocot ya..

Anita menjawab, "Baik kak."

Tapi tanpa sengaja Anita malah tertidur pulas karena merasa lelah sehabis pulang dari kepentingan sekolahnya.

Betapa kaget Anita, ketika ia terbangun sang Kakak bukan menasehati tapi berkata kasar dengan nada tinggi.

"Kamu tuh enak di sini makan tinggal makan, tidur di kasur yang empuk, tidak tahu malu kamu! "

"Maafkan aku Kak, aku benar-benar tidak sengaja."

Anita menangis sesenggukan, Tapi suara Kak Fara tidak berhenti malah semakin menjadi.

"Kamu!" Mata melotot dengan jari menudung di depan wajah Anita, pergi dari sini. "Jangan cari enaknya saja."

Anita hanya menangis,mau menjawab tapi tenggorokan sudah penuh sampai tak bisa berkata apapun.

Memang Anita di rumah Kak Fara karena di suruh menemani sang Kakak ketika hamil tapi suami kerja di Pulau tetangga.

Tak berfikir panjang, Anita tanpa mengemas bajunya dia langsung pergi dengan meminta bantuan kepada sahabat karib nya.

"Ris, tolong jemput aku di rumah kakak !!" Hatinya hancur, pikirannya tak terarah.

"Iya Ta, ini aku mau berangkat."

Tak lama kemudian Riksa datang. Namun kak Fara bukan menyambutnya, melainkan mencela Anita di hadapan Riska.

"Hey, mau kemana kamu?"

Anita menjawab," Bukannya tadi kakak menyuruh aku untuk pergi dari sini?" Anita bertanya sambil memastikan.

"Dasar anak tidak tahu di untung, sudah di rawat di besarkan dengan uangku, giliran sudah besar kamu mau lari begitu saja? Enak sekali hidup kamu!" Dengan sengaja sambil mendorong tubuh kurus Anita. Gadis kurus itupun tersungkur jatuh di hadapan pintu.

Gubrak, sebuah daun pintu yang di tendang. " Ya sudah pergi sana, kamu itu gadis bodoh dan tidak tahu malu!"

Tanpa sepatah katapun Anita hanya mencoba berdiri lalu pergi. Walaupun dia berkali"di dorong oleh kakaknya sampai terjatuh.

Anita selama itu hanya bertahan karena kasihan, bukan karena kebutuhan. Sebab, di rumah sang Ayah pun dia selalu hidup dengan kebebasan serta berkecukupan, walau ayahnya adalah orang yang bukan berduit.

Mana mungkin seorang kakak beradik akan bisa akur sedangkan mereka tidak pernah diajarkan sebuah kebaikan serta ketulusan.

Mereka tercipta dalam satu rahim, tapi mereka tidak memiliki ayah yang sama. Mereka terlahir dengan beda ayah, Ibu nya sudah menikah dua kali. Yang pertama sudah gagal,yang dengan ayah anita pun juga sudah selesai.

Tak bisa dipungkiri, seorang anak yang hidup tanpa Ibu itu tetap berbeda dengan mereka yang punya banyak waktu untuk bersama.

Siguiente capítulo