webnovel

Mawar Jingga

Autor: Basiyem
Adolescente
En Curso · 37.4K Visitas
  • 342 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Mawar Jingga hanya sebuah symbol dari wanita terhormat yang hidup dalam sebuah keluarga kaya, yang diperebutkan banyak laki-laki dalam sebuah sayembara yang dibuat oleh ayahnya. Mawar Jingga, hanya nama alias yang sengaja dibuat untuk menutupi jati diri dari Putri penguasa, yang digadang akan melahirkan keturunan yang akan menjadi pemimpin peradaban. Sayembara yang memperebutkan Mawar Jingga sudah berlangsung selama seminggu, namun belum ada tanda-tanda Mawar Jingga menentukan pilihannya. Lantas siapa yang pantas mendapatkan Mawar Jingga ?

Chapter 11. Kematian

Khalid terpana melihat jasad terbujur kaku di hadapannya. Wanita yang sudah dua tahun

ia pacari yang baru dua jam lalu mengalami kecelakaan tunggal setelah menabrak badan jalan. Polisi yang masih berada di ruang jenasah memberikan keterangan bahwa mobil yang disetir sendiri oleh Mutia mengalami rem blong akibat disabotase oknum tak bertanggung jawab.

Khalid menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berencana akan memutuskan hubungan dengan mutia saat ulang tahunnya yang ke dua puluh dua lusa. Namun Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih memilih mengambil Mutia sebelum keputusan Khalid.

"Apakah Kau yang bernama Khalid?" Tanya seorang perempuan muda pada Khalid yang sedang menatap Mutia. Bukannya menjawab, Khalid justru memandang wanita itu dengan sorot mata tajam. Ia heran pada wanita yang baru saja menyapanya. Wajahnya cantik tapi suaranya pedas seperti cabe rawit yang disambat tanpa garam.

"Dia menitipkan ini untukmu."

Wanita itu mengulurkan sebuah amplop warna hitam ke tangan Khalid. Khalid menerima amplop yang diberikan perempuan di hadapannya lalu memasukkannya dalam saku celananya tanpa berminat membukanya sama sekali.

"Benar saja yang Mutia katakan padaku kalau kekasihnya sangat dingin. Pantas saja saudaraku tidak bisa bertahan hidup lebih lama karena memikirkanmu, Tuan"

Khalid mendengus kasar. Ia ingin sekali mencekik leher perempuan di hadapannya, namun ia tidak melakukannya. Hanya tangannya saja yang mengepal kencang untuk menyalurkan amarahnya.

Melihat tingkah Khalid, Amira tersenyum. Ia tahu bagaimana menghadapi pria arogan sekelas Khalid. Kalau dia menyerah dan lemah, Khalid pasti akan mengecilkan keberadaannya. Sebagaimana halnya Mutia, sepupu yang selalu datang menceritakan keadaan hubungannya dengan Khalid. Ia tertindas, seakan tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari Khalid yang katanya sudah memacarinya selama dua tahun. Bukan kemesraan yang Mutia dapat, tapi kekakuan sikap Khalid yang bagaikan gunung Everest.

"Aku Amira, sepupu Mutia." Ucapnya. Khalid tidak melihat Mutia sama sekali. Ia enggan berhubungan dengan wanita yang belum ia kenal. Melihat Amira saat ia mengulurkan kertas kepadanya saja, ia tahu bagaimana sikap wanita itu. entahlah. Khalid merasa kemampuannya membaca wajah orang lain sudah sangat bagus sehingga sekali lihat, dia seakan tahu watak orang tersebut.

"Dia bilang ingin menghentikan hubungannya denganmu kemarin. Ternyata dia benar-benar melakukannya." Sambung Amira perlahan seolah enggan didengar siapapun.

Khalid sebenarnya terkejut dengan pengakuan Amira tentang Mutia yang mengatakan ingin mengakhiri hubungan mereka. Secara tidak langsung, mereka punya niat yang sama satu sama lain dan memiliki penilaian yang sama satu sama lain.

Jika Mutia merasa tidak diperhatikan oleh Khalid, Khalid juga memiliki rasa yang sama. Selama dua tahun ini dia merasa hanya dirinya saja yang menjadi pelaku utama pacaran. Dia selalu menerima sikap manja Mutia dengan wajar. Bukan hanya manja, tuntutan Muta terhadap waktu Khalid juga membuat dirinya merasa menjadi kerbau yang dicocok hidungnya. Tidak memiliki kebebasan sama sekali.

"Aku bukan pelaku kecelakaan ini. Kalau kau berfikir aku pelakunya, kau keliru."

"Aku tahu. Tapi setidaknya, tidak adakah sedikit rasa empati yang kau miliki untuknya?"

"Aku berempati."

"Mana buktinya? Aku bahkan tidak melihat kesedihanmu sama sekali"

"Heh," Khalid melangkah menuju jenazah kekasihnya dan membuka kain penutupnya. Wajahnya ia palingkan saat melihat betapa hancurnya wajah Mutia sampai ia tidak mengenali lagi pemilik wajah cantik yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun. hanya baju yang dipakai Mutia yang ia kenal, karena baju itu ia sendiri yang membelikannya.

Khalid menutup kembali kain penutup Mutia dan melangkah meninggalkan kamar jenazah dengan hati yang berkecamuk. Sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. sedih karena kekasihnya meninggal dengan keadaan yang luar biasa mengerikan, senang karena ia tidak harus bersusah payah memutuskan hubungan dan menyakiti hati Mutia terlalu lama.

"Apakah aku kejam?" batinnya. Ia menggeleng, seolah menjawab pertanyaannya sendiri.

"Ini bukan salahku" gumamnya. Meskipun bergumam, Amira yang masih mengikutinya, mampu mendengarnya.

"Dasar keras kepala. Sudah seperti ini saja kau masih mengelak kalau kaulah penyebab kematiannya."

"Diam kau perempuan. Aku tidak mengajakmu bicara dan tidak meminta pendapatmu atas masalah yang sedang menimpa saudaramu. Kalau kau bicara lagi, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku bisa menahan emosiku."

"Baiklah. Aku akan diam demi saudara sepupuku."

"Apa maksudmu?"

Amira membelalakkan matanya. Enggan sekali sebenarnya ia menerangkan bagaimana kecewa dan marahnya dia dan keluarga Mutia atas perlakuan Khalid selama ini. mereka diam karena mereka tak ingin membuat Mutia sakit hati, tapi kenyataannya . . . Khalid sama sekali tidak peduli.

"Paling tidak kau bisa bertahan lebih lama untuk menungguinya di sini. Setidaknya sampai dia dimandikan dan dikafankan."

"Apakah kau gila? Aku bahkan tidak punya waktu untuk menunggunya, apalagi sampai membuat diriku harus menunggu prosesi itu. Tidak. Tolong sampaikan pada orang tuanya Mutia kalau aku tidak bisa mendampinginya."

Plak.

Cinta, ibunya Mutia melangkah mendekati Khalid dan Amira tanpa kata, lalu menampar wajah Khalid dengan keras. Mendapat tamparan Cinta, Khalid hanya mengusap wajahnya perlahan.

"Terima kasih atas tamparan keras ini. kelak kau akan mendapatkan balasan atas ketidaksopananmu padaku, Nyonya."

Khalid mencoba meninggalkan ruang jenazah dan mengabaikan kemarahan Cinta, namun tangan Amira menghalanginya.

"Apapun yang kau katakan aku sangat tidak peduli, Khalid. Yang jelas hari ini, semua ucapan dan tindakanmu sudah benar-benar membuat kesabaran yang sejak lama kupendam sudah habis. Kalau kau memang mencintai anakku, setidaknya tunjukkan kesedihanmu atas meninggalnya dia hari ini. bukan bersikap arogan seperti itu pada kami. Hiks" Cinta menangis kembali. Ardian, ayah Mutia segera merengkuh tubuh Cinta dengan lembut.

"Sudahlah. Biarkan saja ia begitu karena ia bukan siapa-siapa bagi kita.'

"Tapi Mas, apakah tidak ada cinta sama sekali untuk anak kita di hatinya? Mengapa melihat Mutia terbujur kaku seperti itu saja ia masih arogan seperti itu? Hiks. Kalau benar ia tak mencintai anak kita, setidaknya ia harus diam. tidak usah banyak bicara apalagi bicara kalimat-kalimat yang menyakiti perasaan kita sebagai orang tua Mutia."

Ardian mengecup kening istrinya lembut. Ia mencoba menenangkan Cinta yang sejak mendengar kematian anaknya menjadi pemarah. Berbeda dengan pembawaan hariannya yang sangat tenang dan bijaksana. Amira juga melakukan hal yang sama. Ia mengelus punggung Cinta dan menatap Khalid dengan tatapan tajam, seolah mengintimidasi pria di hadapannya agar tidak bertindak kasar pada keluarga Mutia.

"Sudahlah! Jangan menghiba dan mengemis belas kasihan dari siapapun. Mas tidak suka kau melakukannya, merendahkan dirimu hanya untuk meminta belas kasih darinya. Mas justru bersyukur ia tidak jadi menjadi menantu kita selamanya. Kalau ia menjadi menantu, aku yakin hidup kita akan dalam kesulitan sepanjang hayat masih dikandung badan."

"Mas benar-benar tidak menyayangi Mutia. Sama seperti laki-laki jahat itu."

"Mengapa kau menyamakan aku dengan orang lain?"

"Karena kau memang sama saja."

También te puede interesar

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
347 Chs

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Adolescente
4.9
425 Chs

FALLING IN LOVE

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

NicksCart · Adolescente
4.9
529 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS