webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
234 Chs

Bab 89

Howard merasa sangat senang ketika bertemu dengan Yves. Pada dasarnya, setiap kali dirinya bertemu dengan pria muda itu, pasti akan ada kabar baik!

Kali ini tentunya tidak terkecuali, bolpoin memang merupakan barang yang relatif baru. Belum lagi sangat menguntungkan. Di era ini, masih memungkinkan untuk menghasilkan puluhan juta dalam setahun, jika telah mencapai era damai, maka konsumsi barang akan menjadi lebih tinggi.

Selain itu proses produksi barang tidak terlalu rumit dan juga murah! Apa artinya hal ini dalam berbisnis? Hal ini berarti mereka memproduksi dengan harga murah, tapi menjual dengan harga mahal!

"Hei, Yves, ada pesta koktail malam ini. Apakah kamu ingin datang untuk bersenang-senang? Ada banyak gadis cantik yang akan datang, mungkin kamu akan menemukan kencan yang bagus." Howard mengedipkan matanya. semua laki-laki pasti tahu apa yang dimaksud oleh pria itu.

"Oke, aku akan kembali ke hotel dulu. Ingat, pastikan untuk menelponku malam nanti." Yves tersenyum. Sebelumnya dia tidak bisa hadir dalam pesta karena dia harus merawat Sinthea, tapi karena sekarang bebas, kenapa tidak?

Sinthea cemberut, tapi dia tidak keberatan dengan hal tersebut.

Kembali ke hotel, Yves pergi ke Gym untuk berolahraga. Berlatih bela diri sangatlah penting, jika dia hanya menggunakan kekuatan ototnya saja, maka peningkatan Serumnya akan sia-sia.

Ketika Sinthea melihat gerakan serta metode tinju Yves, dia tertawa kecil. Betapa mengerikan gerakan pemula itu, hal ini memuatnya tertawa.

Yves tentunya tahu kekurangannya sendiri, oleh sebab itu dia berlatih dengan sungguh-sungguh. Dari semua bela diri yang dia tahu, dia hanya akan mengambil gerakan yang paling serba guna dan juga efisien. Dengan penggabungan semua gerakan itu, dia akan menjadi master bela diri yang kuat!

Selain berlatih bela diri, dia juga mencatat data kemampuan fisiknya sendiri. Jika dia ingin melihat kemajuan serta seberapa kuat dirinya, maka dia perlu memiliki perbandingan serta tes.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Yves terus menerus meninju karung tinju dengan kepalan tangannya. Dia mempraktikkan gerakan tinju yang telah diajarkan oleh mendiang Paman Brad. Setiap kali dia meninju, dia akan mencatat datanya di dalam hati, dia akan memfokuskan perasaannya dalam rasa nyeri, refleks serta keceptan yang dia kerahkan.

Seiring berjalanannya waktu, kecepatan meninju Yves menjadi lebih cepat dan lebih kuat. Karung tinju yang dipukuli itu langsung terpental ke belakang, bahkan sampai menyentuh langit-langit ruangan!

"Masih kurang, dengan kekuatan dan kontrol ini, aku masih tidak lebih bagus dari pada Steve. Kekuatanku terlalu tidak merata dan efek pukulannya tidak maksimal." Yves berkata dalam hati sambil mengingat adegan pelatihan yang dilakukan oleh Captain America.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Yves terus meninju dengan marah, pada pukulan terakhir, karung berisi pasir itu akhirnya terputus serta robek. Pasir itu pun tersebar di mana-mana.

Yves menarik napas panjang. Tubuhnya terasa sedikit hangat karena pelatihan tersebut. Tulangnya terasa sedikit mati rasa serta gatal.

Berjalan ke arah jendela, Yves meraih sebuah dumble untuk melanjutkan pelatihan ototnya.

Di sisi lain, Sinthea diam-diam melirik pria itu. Dia dengan jelas melihat jejak kesedihan serta kemarahan di mata pria itu barusan. Tapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya pria itu pikirkan. Apakah pria itu memikirkan sesuatu ketika meninju karung pasir tadi?

Untuk pertama kalinya, Sinthea menjadi penasaran dengan soerang pria, dia ingin mengetahui rahasia pria itu secara mendalam tanpa dia sadari.

Permainan tinju tadi tentu saja menarik perhatian orang-orang yang kebetulan berlatih di Gym. Mereka kaget bahwa ada manusia yang bisa meninju karung tinju sampai putus! Bukankah kekuatan pria muda itu terlalau dilebih lebihkan?"

Bahkan Staf Gym pun ikut terkejut. Selama bertahun-tahun mereka bekerja di Gym, mereka tidak pernah melihat orang yang memiliki kekuatan sebesar itu!

Staf itu tidak memprotes bahwa karung tinjunya hancur, dia diam-diam merapikan karung tinju itu serta menambahkan biaya kerusakan dalam tagihan Yves.

Setelah puas berlatih di dalam ruangan, Yves pindah ke ruangan di mana matahari dapat menyinari tubuhnya. Yves terkejut ketika fisiknya pulih dengan cepat ketika sinar matahari menyinari tubuhnya. Otot-otot serta rasa nyerinya perlahan mereda. Kekuatan fisiknya juga terasa tumbuh perlahan, seolah-olah dia telah menelan sebotol stimulan!

Sambil mengangkat dumbell di kedua tangan, Yves menatap ke arah matahari terbenam. 'Aneh, apakah sinar matahari membantu pertumbuhanku? Sayang sekali aku tidak bisa terbang serta tidak memiliki kekuatan seperti Superman.'

Tapi hal ini bukan berarti buruk, walaupun dia tidak memiliki efek yang sama seperti Superman, dia masih puas. Bagaimanapun tidak ada kasus orang yang menjadi lebih kuat saat terkena sinar matahari setelah mendapatkan injeksi Serum Super Soldier.

Steve, Abomination dan Winter Soldier pun tidak mendapat efek yang luar biasa ini!

Bahkan Red Skull yang notabene menggunakan Serum yang sama seperti Yves tidak mendapatkan efek seperti ini. Apakah ini unik baginya? Apa yang menyebabkan paparan sinar matahari sangat efektik?

Yves merasa bahwa pasti ada sesuatu di dalam tubuhnya yang telah menyatu sehingga menciptakan efek seperti ini.

-----

read chapter 184 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77