Sementara itu sebuah lorong sekolah yang sepi, Roki dan sepuluh berandalan duduk di pinggir jalan lorong. Beberapa siswa dan siswi, melintas tepat di hadapan mereka. Roki duduk samping Arthur dan Aciel, sambil memeluk kedua kakinya. Sinar matahari minim, membuat jalan lorong terlihat menyeramkan. Jalan lorong sendiri, tercipta diantara dua kelas. Kebetulan, salah satu kelas merupakan kelas tempat Arthur belajar. Raut wajah Roki terlihat lesu, dagunya bersandar pada kedua lututnya.
"Bosan. Dandi!" panggil Roki.
"Iya Bos?"
"Belikan aku siyomay, ini uangnya," perintah Roki sambil memberikan uang."Tolong, pesan yang biasa. Banyakin sambelnya."
"Ok bos!"
Dandi beranjak dari tempat duduknya, dia pun pergi ke kantin ditemani oleh temannya bernama Robi. Robi memiliki poni rambut Caesar cut, bermata sipit dan berkulit putih seperti turunan asal Negeri Ginseng. Berbeda dengan Ferdi, berkulit sawo matang dan parasnya yang biasa saja.
"Bosan, duit makin macet," keluhnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com