Tangan berkulit putih pucat itu menunda untuk memutar knop pintu kamarnya karena suara bising yang ada di dalam kamar sebelahnya. Alra tidak tahu sejak kapan sepasang suami istri yang baru beberapa hari itu tinggal di sini, dan suara tangisan bayi pun bisa dia dengar dengan sangat jelas.
Alra semakin kesal dengan Yahya sekarang. Keningnya bertaut sebelum membuka pintu kamarnya dengan cepat, tapi seseorang yang baru saja keluar memanggil namanya.
Alra menghela sama, Lagi-lagi dia urungkan untuk masuk kamar. Tangan kanannya tak lagi menggenggam ransel, dia letakan tepat di sebelah kakinya dan kemudian menoleh. Yahya menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Alra artikan, terlalu sulit untuknya mungkin.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com