"Al, beliin bumbu merah sama bumbu soto di warung seberang ya!"
"Uangnya?" Alra berjalan menghampiri Aisyah yang sibuk mengaduk sup sayap ayam dengan perlahan. Tangan kanannya dia berikan, menunggu sang ibu memberikan uang. Ada jeda ketika Aisyah memasukan tangan kirinya pada saku daster, beberapa lembar uang lima ribuan dia berikan begitu saja.
Alra menggenggam uang itu dengan erat sebelum akhirnya melenggang pergi. Menyusuri jalanan rumahnya yang becek, tanahnya jadi licin karena hujan semalam. Semalam suntuk, untungnya dia sudah pulang dari tempat mie ayam Pak Suripto semalam. Pas jam sepuluh malam dengan Leo, dan Hazel yang mengantar sampai rumah. Katanya wajib supaya mereka bisa tidur dengan nyenyak ketika sampai dari rumah.
Hujan terdengar ketika pukul sebelas malam, dan kata Aisyah berhenti jam empat subuh. Alhasil wanita itu tidak bisa pergi ke langgar untuk sholat subuh, siapa juga yang mau pergi dengan keadaan jalanan yang jelek seperti itu? Tidak ada.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com