webnovel

KUCING AJAIB

Bagaimana rasanya jika saat membuka mata, tiba-tiba saja, kucing yang dipeluk berubah menjadi seorang pemuda tampan? Shock, kaget, dan lain sebagainya menyerbu perasaan! Begitulah yang dialami seorang gadis polos bernama Virna, seekor kucing yang ia temukan nyaris mati, dan ia pelihara tiba-tiba saja suatu hari tanpa sebab dan alasan berubah menjadi seorang pemuda tampan, dan mengaku dirinya seorang pangeran dari dunia fantasi! Virna yang bahkan belum pernah pacaran dibuat kalang kabut karena harus satu rumah dengan kucing yang berubah menjadi manusia! Ketika Virna ingin mengusir pemuda itu, pemuda tersebut berkata, "Aku akan pergi, tapi bisakah kamu membantuku, agar aku bisa kembali ke duniaku?" Mampukah Virna membantu kucing ajaib itu kembali ke dunianya? Apakah kebersamaan mereka tidak menimbulkan sebuah perasaan cinta, hingga perpisahan mereka suatu hari akan berjalan lancar? Mengapa seorang pangeran bisa berubah menjadi seekor kucing? Baca yuk sampai tamat. Author Mithavic Himura Desain Cover : Beruang

MithavicHimura · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
439 Chs

PANGERAN JEELIAN HILANG!

"Bapak!"

Morin dan Virna buru-buru menunduk hormat pada seseorang yang baru saja ikut bicara dengan apa yang Virna dan Morin ributkan.

Sedangkan seseorang yang tidak lain adalah Pak Hanzie itu, tidak bereaksi meskipun kedua karyawannya ini seperti merasa bersalah kepergok sibuk bergosip, sebelum memulai pekerjaan.

"Kenapa dengan wajah kamu?"

Mata Pak Hanzie, menatap lurus pada Virna yang di matanya sangat berantakan hari ini.

"Kenapa dengan wajah saya, Pak?"

Virna bertanya seperti orang bodoh.

"Tidak menarik sama sekali!"

Virna terdiam di tempatnya. Lagi-lagi kalimat tidak menarik, yang ia dengar dan entah kenapa, rasanya ia begitu sensitif mendengar kalimat itu.

Seperti ribuan orang mengatakan pada dirinya, tidak menarik berulang kali, dan itu cukup membuat Virna sangat down secara tiba-tiba!

Gadis itu segera mengucapkan maaf pada Pak Hanzie, lalu menundukkan tubuhnya, setelah itu beralasan ingin memulai pekerjaan, hingga pamit dari hadapan bosnya, tidak peduli dengan ucapan bos-nya tadi yang ikut campur dalam pembicaraannya dengan Morin.

"Dia, kenapa?" tanya Pak Hanzie pada Morin, sesaat setelah Virna sudah berlalu dari hadapan mereka.

"Entahlah, hari ini dia sangat aneh, wajahnya berantakan, ucapannya apalagi, seperti sangat tertekan oleh sesuatu."

Pak Hanzie, termangu mendengar apa yang diucapkan oleh Morin.

Tertekan dengan sesuatu?

Setelah membelikan pakaian tetangganya itu, dia tertekan? Tentu saja! Pasti, dia semakin dijadikan babu oleh tetangganya itu.

Pak Hanzie seenaknya menarik kesimpulan di dalam hati. Tanpa disadari pria itu, Morin memperhatikan dirinya dengan senyum di bibir.

Pak Hanzie tidak tahu, kalau Morin memperhatikan dirinya, karena setelah merasa tidak ada lagi yang akan dibicarakan, pria itu berlalu dari hadapan Morin, sembari sesekali memperhatikan Virna yang terlihat sudah sibuk bekerja membersihkan rak demi rak barang yang dipajang, tapi terlihat seperti tidak punya roh, karena tidak seperti biasanya, gadis itu terlihat ceria dan kali ini, Virna murung.

***

Pulang bekerja, Virna langsung mencari angkot yang lewat di area tempat tinggalnya. Meskipun sedang kesal dengan Bee, Virna tidak melupakan kalau hewan itu perlu makan.

Gadis itu mampir ke salah satu warung untuk membeli ikan secukupnya untuk makan malam.

Walau, ia sendiri bingung harus bersikap seperti apa nantinya jika ada di hadapan pria jelmaan itu.

Karena, jujur saja kalimat "tidak menarik" itu masih saja berputar-putar di otaknya.

Baru saja Virna ingin berbelok ke gang yang mengarah ke tempat tinggalnya, sekelebat bayangan menghadangnya.

Gadis itu cepat mundur, dan wajahnya berubah karena tahu-tahu, di hadapannya muncul seorang pria yang tempo hari pernah menyerang dirinya di jalan.

Menurut Pangeran Jeelian, pria itu adalah saudara tirinya.

Karena itulah, Virna jadi waspada. Gadis itu diam-diam melakukan posisi siap dari serangan, karena tahu, saudara tiri Pangeran Jeelian ini pasti punya ilmu beladiri yang tidak bisa diremehkan.

Tadinya, Virna ingin bicara di dalam hati, tapi ia ingat, jika itu dilakukannya, pria di hadapannya ini pasti akan mendengar apa yang ia ucapkan, sebab itu, Virna memilih untuk tidak bicara. Meskipun sebenarnya dia gatal sekali ingin bicara.

"Kamu lagi, ada apa lagi? Masih mencari Pangeran kamu itu?" tanya Virna berusaha untuk bersikap tenang padahal hatinya sedang was-was.

"Di mana dia?"

Suara itu masih terdengar dingin seperti pada awalnya mereka bertemu.

"Aku tidak tau. Aku nggak ngerti apa yang sedang kamu bicarakan."

Pria yang memang Pangeran Julian, saudara tiri Pangeran Jeelian itu melangkah menghampiri Virna.

Seperti sedang membaui aroma Virna, dan tentu saja itu membuat Virna jadi tidak nyaman.

Ia mundur menjauh, dan membuat gerakan agar pria itu tidak semakin mendekati dirinya.

"Aneh, kenapa aku tidak menemukan bau Jeelian di tubuh gadis ini? Padahal, kemarin aku menciumnya, bau itu ada, apakah aku yang salah mengira?"

Pangeran Julian bicara sendiri, dan Virna tidak bisa mendengar keseluruhan apa yang diucapkan pria tersebut.

Ia hanya meneliti, wajah lelaki itu seperti tidak puas saat membaui aromanya.

Tertutup parfum gel yang dipakainya kah? Sedangkan Pangeran Jeelian juga menggunakan Parfum yang sama dengan dirinya.

Itu sebabnya, saudara tiri kucing jelmaan itu tidak bisa mencium aroma Pangeran Jeelian seperti awal mereka bertemu.

Virna mengucapkan syukur, meski tetap mencegah hatinya untuk bicara.

Sulit sekali jika dilarang untuk bicara di dalam hati karena takut ketahuan, kejadian yang sebenarnya.

Benar-benar sulit bagi Virna.

"Wanita sialan! Kau, hanya membuang waktuku saja, aku pikir kau wanita pemuas nafsu pangeran sialan itu!"

"Jaga ucapanmu! Dari kemarin aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan, kau selalu saja menyebut pangeran, memangnya sekarang zaman kerajaan? Sudahlah! Pergi saja, kau salah sasaran, aku tidak tahu siapa yang kamu maksud!"

Virna segera berlalu melewati saudara tiri Pangeran Jeelian itu, dengan hati yang masih waspada.

Jika sebelumnya, Pangeran Julian membabi buta menyerangnya, meskipun Virna mengatakan dirinya tidak paham dengan apa yang sudah dimaksudnya, kali ini, pria itu hanya diam saja, seolah-olah merasa bingung, mengapa bau Pangeran Jeelian sudah tidak ada melekat di tubuh gadis bertubuh mungil itu?

"Sial!! Apakah karena aku turun ke bumi, hingga kekuatanku seperti berkurang? Kemarin, aku benar-benar mencium bau Jeelian sialan itu di tubuhnya, kenapa sekarang tidak ada?"

Pangeran Julian memaki dirinya sendiri, sembari menatap kepergian Virna yang semakin menjauh darinya.

Kedua telapak tangannya mengepal. Merasa kehilangan jejak, saudara tirinya tersebut.

Bagaimana ia bisa memastikan, Pangeran Jeelian masih hidup atau sudah mati, jika ia kehilangan jejak?

Pangeran Julian akhirnya berkelebat meninggalkan tempat itu, untuk melanjutkan pencarian.

Rencananya untuk menikahi Putri Jasmine akan tertunda jika ia belum dapat kepastian kalau saudara tirinya itu benar-benar sudah mati.

Sementara itu, Virna yang tidak kuat menahan hatinya untuk bicara, berjalan setengah berlari untuk mencapai kamar kostnya.

Nyaris saja ia ketahuan. Jika saja hatinya tidak bisa mengontrol. Dan terus saja bicara, tentu saja saudara tiri Pangeran Jeelian itu akan tahu kalau ia sudah menyembunyikan Pangeran Jeelian.

Benar-benar membuat tegang.

Karena terlalu khawatir dengan Bee, Virna sampai melupakan rasa kesalnya tadi pagi, yang sempat memaki dan mengusir Bee meskipun tidak ia lakukan di depan pria tersebut.

Bagaimana kalau saudara tiri Pangeran Jeelian itu bisa mengikutinya sampai ke kost?

Berpikir sampai di sana, Virna segera membuka pintu kamar kostnya, dan menutup serta menguncinya segera.

Memanggil Bee, seperti biasanya ketika ia pulang bekerja.

Biasanya, jika tidak tidur, saat dipanggil Bee akan menyahut, baik ketika sudah berubah menjadi manusia atau masih seekor kucing, yang mengeong perlahan sembari menyongsongnya.

Tapi sekarang, Virna memanggil berulang kali pun, Pangeran Jeelian tidak menyahut. Virna was-was. Lekas gadis itu memeriksa kamar, berharap pria itu sedang tidur karena menunggunya membawa pulang makanan.

Tapi, kamar itu kosong. Virna hanya melihat pakaian yang ia berikan pada Pangeran Jeelian yang dipakai pria itu teronggok di atas kasur lantai miliknya, yang sedikit berantakan karena sepertinya tidak dirapikan.

Tidak seperti biasanya, meski seorang pangeran, Bee merapikan kamar itu setiap kali Virna tidak di rumah. Itu kerap dilakukan Pangeran Jeelian, setelah sudah menjadi seorang manusia.

Tapi kali ini tidak. Virna masih berpikir, siapa tahu, Pangeran Jeelian sedang mandi, hingga menanggalkan pakaiannya.

Bergegas, gadis itu ke belakang memeriksa. Tapi, kamar mandi kosong, dengan lantai yang masih kering pertanda tidak ada aktivitas membersihkan tubuh di sana!

"Bee! Kamu di mana?!"

Shock, Virna berseru seperti itu, berharap Pangeran Jeelian merespon teriakannya!

Note: Jaga apa yang sudah kita miliki, karena saat ia hilang maka manusia baru sadar bahwa yang ia miliki itu sangat berharga.

(Apakah Pangeran Jeelian diculik? Stay terus di sini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya terimakasih sudah membaca)