webnovel

Ketika Senyummu Memeluk Erat Hatiku

Autor: Madam_D
LGBT+
En Curso · 24.2K Visitas
  • 7 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

Tatapannya menusukku,tepat ke balik dadaku,degupnya tak beraturan seketika,aku pun melepaskan pandanganku dari sosoknya yang sedari tadi dengan sembunyi-sembunyi ku tatap,entah apa yang membuatku bisa terbagi konsentrasi antara kerjaan,dan dia yang baru datang ke meja di depanku,penampilannya biasa saja,sederhana namun elegan,wajahnya juga gak bisa di katakan cantik,namun ada sesuatu yang menarik menguar dari sosoknya,bersahaja dan anggun. Tatapannya lembut saat dia memperhatikan orang yang mengajaknya bicara,senyumnya juga lepas gak di buat-buat,segala gerakannya tak lepas dari pandanganku. Benar-benar buyar konsentrasiku,ku coba merampungkan pekerjaanku,sengaja ku pilih cafe itu karena suasananya yang cozy,tapi Tuhan,kehadirannya benar-benar memporak porandakan pekerjaanku,aku coba kembali berkonsentrasi,sama saja. Akhirnya aku hanya membolak balikkan makalah yang sedang ku coba selesaikan,sesekali aku masih mencuri-curi pandang ke arah sosok itu,dan jleb....pada saat yang gak terduga pandanganku bertemu langsung dengan matanya,aku terkesiap,aku langsung berpura-pura memainkan hpku,berusaha terlihat santai padahal kenyataannya aku sedikit grogi karena gak menyangka akan ketahuan. suaranya terdengar, dan aku pun meliriknya,sekali lagi pandangan kami bertabrakan,dia tersenyum dari atas gelas yang siap di reguknya,gemuruh dadaku memanas,pandangannya sungguh menggoda, Tuhannnn,jangan sampai aku meleleh karenanya di sini,ku balas senyumannya,mungkin itu adalah senyuman terburuk sepanjang hidupku di saat menghadapi mahluk yang bernama perempuan..Ehhh aku juga kan perempuan,ehemmm...Skip.

Etiquetas
2 etiquetas
Chapter 1Tak Sengaja

Weekend, hari yang penuh dengan kebebasan, yeahhhhhh..... Malas-malasan ku buka mataku perlahan dari balik selimut, teriakan mami menggema di depan pintu kamarku, huahhhhhh....

Kalau sudah begini acara malas-malasanku pupus sudah, pasti mami menginginkan sesuatu.

"iya miiiiii.... "teriakku dengan suara yang masih sarat dengan aura ngantuk

"yoannn.....bangunnnnn donk, kamu lupa ya hari ini mau antar mami ke rumah tante achi"teriak mami mengalahkan suara tukang sate keliling, dengan malas ku sibakkan selimut yang membungkus manis tubuhku

"iya iya, yoan mandi dulu deh"balasku

suara gumaman mami terdengar menjauh tapi masih sempat ku dengar"....anak perawan.... ".

Dengan muka membrengut ku bawa bidadari surga ini ke tempat tante achi"alah manyun... Mami ajak shoping pasti reda"kata mami percaya diri, aku hanya melengos kesal.

"anak perawan mami tiap weekend gak pernah kelihatan keluar, kecuali ngintilin mami, apa kamu gak punya acara sendiri gitu?"aku mengernyitkan dahi bingung"tiap weekend acara yoan kan cuma jadi supir mami, kapan yoan bisa gaul sana sininya mi"jawabku merajuk

"benar begitu ya? Hmmmmmm, jadi mami yang salah donk? "aku kembali melengoskan mukaku dengan kepura-puraan mami, aku hanya bisa menggerutu di dalam hati.

Setelah sampai rumah tante achi, mami sudah melupakan kehadiranku, sibuk cupika cupiki dengan sahabat-sahabat SMAnya, jadi daripada bengong ku langkahkan kaki ku ke halaman belakang rumah tante achi, aku sudah familiar dengan rumah tante achi sahabat mami dari kecil, sudah selayaknya seperti saudara.

Ku surai rambut pendek ku perlahan, lalu memilih kursi malas di depan kolam koi kesayangan om dewa suami tante achi,ku keluarkan smartphoneku dan aku akhirnya tenggelam dalam games yang lagi viral-viralnya.

Entah berapa lama aku bermain games itu, tanpa sengaja ujung mataku melihat sepasang kaki yg berbalut heels hitam, berdiri tak jauh dari tempatku duduk, mau tak mau aku pun menengok pemilik kaki tersebut, deg..... perempuan itu, perempuan yang ada di cafe kemarin.... Dug dag dug dag.... Tiba-tiba jantungku bertalu-talu.

Si pemilik kaki jenjang itu sedang tersenyum ke arahku"hai....hello.... Haiiiiii"sapanya berkali-kali sampai aku tersadar kembali dari rasa terkejutku

"ehh iya iya... Hehe... Hai"aku buru-buru berdiri dan membalas sapaannya, dengan gugup kembali ku surai rambutku dengan jari, perempuan itu lalu mendekat, aku tak sanggup bergerak,mataku menatap terpesona ke arahnya, parfumenya menusuk hidungku, saat dia berdiri di depanku

"rasa-rasanya aku pernah melihatmu... Tapi... "dia mengerutkan dahinya,berpikir

"hehe iya... Kemarin.... Di cafe S"ujarku cengengesan

"ohhh"dia mengangguk-ngangguk seperti baru ingat"aku alya, teman mba achi, kmu? "dia menyodorkan jemarinya ke depanku, dengan gugup ku genggam"yoana"jawabku,alya menarik jemarinya yang berada dalam genggamanku.

Kalau dia teman tante achi pasti umurnya sepantaran tante achi atau mami, bathinku menebak-nebak

"ehem...teman tante achi? Seriusan ka? "tanyaku tak percaya, alya tersenyum mendengar pertanyaanku"kenapa? Gak percaya? "ku anggukan kepalaku, dia tertawa kecil sebelum menjawab ketidak percayaanku"aku adik kelas mba achi waktu SMA"jelasnya

"ohhh...tapi kaka gak kelihatan setua... "belum sempat aku teruskan tante achi muncul di depan kami

"siapa yang tua yoan? Hmmmm kami tidak tua, kami ini tetap gadis 17 tahun lho, benar kan alya"kerling tante achi jenaka sambil memeluk alya, alya terkikik geli"iya mba kita gak tua kalau lagi ngumpul begini"lalu mereka berdua tertawa geli, hanya aku yang nyengir sambil garuk-garuk kepala.

Acara di rumah tante achi berakhir hampir jam 6 sore, aku yang biasanya bosan dengan acara-acara mami, entah kenapa hari ini bisa aku nikmati, dan malah gak biasanya aku gabung dengan mereka, ikut mendengarkan mereka bergosip, bercanda dan malah terkadang mereka membullyku karena keseringan ngintilin mami,hehe....

Alasan sebenarnya sih karena kehadiran alya, ehem.

Entah bagaimana aku bisa bertukar nomor hp dengan alya, tapi aku gak peduli,yang terpenting....aku bahagia dan gak nyesel nganterin mami arisan.

Seminggu berlalu, walau pun aku punya kontak alya, tapi aku gak ada keberanian untuk memulai menghubunginya.

"yoannnnnnnnn.... "teriakan mami menggema di dalam rumah, aku yang sedang termenung bingung bengong memandang kontak alya di hpku, sukses terjungkal dari atas kasur"yessssss miiiiii... "teriakku membalas teriakan mami

"sini sebentar deh"sambil mengusap-ngusap bokongku yang sukses mencium lantai dengan keras, berjalan keluar kamar dan turun kelantai bawah

"apa sih mi? Bikin kaget aja"gerutuku

"mami udah cantik belum sih? "tanya mami sambil berputar-putar di depanku, astaganaga cuma butuh sebuah penilaian teriakan mami bisa membangunkan orang mati sekalipun, ckckckck.

Setelah berlagak sebagai juri, ku acungkan ke dua jempolku di depan mami"cucok meong mi.. "pujiku sambil ngeloyor pergi

"eh eh eh... "mami menarik bajuku"kamu gak ada acara kemana-kemana kan? "tanya mami, hah pasti deh

"kemana mam? "pertanyaan yang telak"hehehe...anter mami ketemu alya yuk? "what? Alya? "asyiapppppp.... Yoan ganti baju dulu mam"tanpa menunggu jawaban mami aku langsung lari ke kamarku.

Mami memberitahuku dimana akan bertemu alya, dan aku langsung menuju tempat itu.

Ada perasaan yang gak bisa aku pahami, senang, nervous dan takut, nah kan gak paham kan? Iya ahayyy.

1 jam kemudian kami sudah sampai di sebuah restoran di bilangan kemang,setelah memarkirkan kendaraanku, aku dan mami masuk ke dalam restoran itu.

Di meja pojokan, sosok alya terlihat ketika dia melambaikan tangannya ke arah kami.

Mami menyeretku tanpa ampun"hai darling... "sapa mami sambil capcipcup dengan alya"halo ka.. "sapaku menyodorkan telapak tanganku gugup"hai yoan... "alya meremas jemariku di genggamannya, aku sedikit terkejut dengan remasan alya, entah apa maksudnya.

Setelah berbasa-basi akhirnya makanan yang kami pesan datang, kami makan dengan tenang di selingi dengan senda gurau, tak terhitung entah berapa kali kami bersirobok tatap, dan itu membuatku semakin gak menentu, kadang alya mengerling jenaka ke arahku, hampir membuatku tersedak, mami sampai kaget di buatnya"makanya pelan-pelan kalau minum nak"ucap mami sambil menepuk-nepuk punggungku pelan. "aku ke toilet dulu ya mi"pamitku,mami hanya mengangguk pelan tanpa melihatku.

Di dalam toilet ku basuh mukaku dan mematut diri di depan cermin, saat aku mengeringkan tanganku dengan tisu, pintu toilet terbuka, tanpa menoleh aku melihat sosok alya dari bayangan cermin.

Alya mendekatiku perlahan, dan tiba-tiba memelukku dari belakang, aku kaget dan terdiam mematung, beberapa saat otakku blank, kosong melompong, hembusan nafas alya di cuping telingaku, menyadarkanku

"aaalyaa..."bisikku gugup, aku takut ada orang lain yang memergoki kami"aku suka kamu yoan.... "bisik alya di telingaku, membuatku merinding, ku balikkan badanku, dan syuuttttttt.... Alya sudah melahap bibirku dengan nafsu, tanpa melepaskan ciumannya, alya mendorongku ke dalam toilet, dan mengunci pintunya.

Alya semakin berani menggesekan bagian-bagian sensitifnya ke badanku, mau gak mau, aku pun tersulut serangan alya.

Tanpa keraguan, ku usap-usap bokong montoknya dari balik rok pendeknya, perlahan kubuka kancing blouse yang di pakai alya, dan ku temukan dua gunung kembar yang ranum, ku remas-remas bergantian.

Lalu jariku menyelinap ke balik branya, memainkan puting alya, alya mendesah di dalam mulutku, ku lepaskan bibir alya, dan ku jilat cuping telinganya, desahan alya semakin tak terkendali, lidahku dengan lincah menjilati leher jenjangnya yang putih, ku hisap-hisap dan ku gigit-gigit.

Sambil membuka pengait depan bra alya,bergantian ku mainkan putingnya yang coklat kemerahan, alya semakin mendesah hebat, ku usap-usap, bagian sensitifnya yang telah mengeluarkan cairan di jemariku, tak ku lepaskan lidahku dari putingnya.

Tanpa membuka underwear nya ku telusupkan jariku, ku mainkan jariku di atas klitorisnya, alya mendongak kenikmatan, lalu ku desakan badan alya ke dinding toilet.

Ku angkat satu kakinya agar melingkari pinggangku, untungnya tinggi badan kami hampir sama, alya mengaitkan kakinya kepinggangku.

Jariku semakin lincah bermain di area sensitif alya, alya meraih wajahku, dan menciumku dengan rakus, bernafsu, kembali ku permainkan putingnya bergantian, alya semakin mendesah-desah.

"ahhh yoannnnn.... Mmmmmm"ceracaunya pelan, aku semakin kehilangan akal sehat mendengar desahannya

Semakin dalam jariku mempermainkan area sensitive alya yang telah banjir dengan cairan kenikmatannya, dan tanpa berhenti ku jelajahi telinga, leher dan dua bukit kembarnya dengan bibirku.

Tiba-tiba alya mengencang, semakin cepat ku permainkan jemariku, dan ku masukan lidahku ke dalam mulut alya,

"ahhhhh.... Yoannnn.... I come.... Ohhhhhhh"jeritan alya tertahan di dalam mulutku, tubuh alya menghentak-hentak, dan bergetar hebat seiring banjirnya cairan orgasme alya di jemariku, ku permainkan jariku menyambut orgasme alya.

Pintu toilet terbuka tiba-tiba, aku dan alya saling membekap mulut dan cepat-cepat merapikan diri kami, setalah di rasa cukup aman, aku dan alya keluar dari kubikel toilet itu.

Alya pergi duluan setelah mengecupku di pipi, sambil membasuh tanganku, aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian barusan.

"lama banget kamu di toilet nak"gerutu mami, sambil membrengut,ku kecup puncak kepala mami

"yoan ketemu teman tadi di depan toilet, jadi tadi kita ngobrol dulu, maaf yaa lama"jelasku sambil melirik alya, alya tidak membalas lirikanku, hanya tersenyum penuh arti ke arah mami.

"oohhhh,kirain kamu kenapa-napa....urusan mami sama tante alya sudah beres, kita antar tante alya pulang yu yoan,kan satu arah,gimana alya? "tanya mami meminta persetujuan alya

"boleh ka kalau gak keberatan"jawab alya.

Setelah membayar makanan Kami, kami beranjak ke parkiran, mami mengusulkan agar alya duduk di kursi penumpang depan. Aku hanya bisa tersenyum senang, alya ini walau umurnya sudah 40 tahun, tapi masih kelihatan seperti berumur awal 30 tahun, tapi usia gak melarang seseorang untuk saling menyukai kan.okay,correct.

También te puede interesar

Dari CEO Menjadi Selir

Yan Zheyun terlahir dan dibesarkan untuk menjadi pemenang. Orang tuanya masuk dalam Daftar Forbes, dia adalah lulusan terbaik dalam kelasnya di universitas teratas di negaranya, dan yang menjadi puncak dari semua itu adalah dia terpilih sebagai 'idola sekolah' selama empat tahun berturut-turut oleh teman-temannya. Dan sekarang, di usia dua puluh lima tahun, Yan Zheyun bangga menjadi ketua dan CEO dari perusahaan teknologi miliknya sendiri. Namun yang seharusnya menjadi hari terbahagia dalam hidupnya berubah menjadi hari terburuk ketika ia mendengar suara robot asing saat menyeberang jalan untuk membeli kopi, hanya karena dia tidak bisa menunggu sekretarisnya kembali dari ruang fotokopi. [LAPORAN BUG #193842347: DETEKSI JIWA DUNIA LAIN. MEMULAI SEKUENSI DEPORTASI.] Dan kemudian dia meninggal. Dalam kecelakaan mobil yang sangat membosankan dan sangat biasa. …kecuali mungkin dia tidak mati. Hal pertama yang dipikirkan Yan Zheyun setelah dia membuka matanya dan menemukan dirinya di sebuah kamar yang terlihat seperti set drama istana dalam adalah: Wow, kopi itu tidak sebanding. Hal kedua yang dia pikirkan setelah dia menyadari bahwa dia sekarang berada di dalam novel BL sejarah dan telah tertransportasi ke tubuh seorang kecantikan tragis yang akan (segera) digunakan dan disiksa oleh beberapa kekasihnya adalah: Sepertinya saya membuka mata dengan teknik yang salah, mari saya coba lagi…eh, masih di sini. Ya sudahlah. Sial. Dari CEO menjadi budak rendahan, Yan Zheyun tidak percaya dengan nasibnya. Terjebak di dunia baru dan dikelilingi puncak-puncak gila (dikenal sebagai ‘Sahabat Masa Kecil’, ‘Anak Jenderal’, ‘Pangeran Mahkota’, ‘Pangeran Lain’, ‘Duke yang Menyeramkan’ dll.), Yan Zheyun menyadari bahwa pengalamannya selama satu hari sebagai CEO tidak mempersiapkannya dengan cukup untuk kehidupan baru yang penuh penderitaan ini. Namun dia bukan tipe orang yang menyerah tanpa perlawanan jadi…Yan Zheyun dengan tegas memutuskan untuk menjauh dari garis plot romantis yang menakutkan, mencoba menulis garis plot politik baru, dan selagi melakukannya, berpegangan pada paha-paha besar, berusaha mendapatkan kebaikan dari yang berkuasa. Dan dalam monarki dinasti, paha siapa yang lebih baik untuk digenggam selain kaisar sendiri? Liu Yao: …Sang Penguasa mengizinkanmu untuk memeluk bagian lainnya juga. Pasangan: - Sang-Penguasa-Tampak-Keras-Tapi-Rahasia-Baik!Kaisar Top VS Aku-Tampak-Seperti-Kelinci-Tapi-Rahasia-Serigala!Budak Bawah - BUKAN harem, seluruh cerita adalah 1v1 Peringatan: - Novel ini menangani beberapa masalah berat yang timbul sebagai akibat dari perbudakan dan sistem kasta. Saya telah menambahkan peringatan pemicu di mana relevan tetapi hanya sebagai pengingat, bajingan disebut bajingan karena alasan! Update: 21:00 GMT+8 Diilustrasikan Oleh: HAZHE

Queeniecat · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
223 Chs

Mimpi

PENGUMUMAN! Buku 1 TAMAT [Berlanjut ke Buku 2 dengan Judul MIMPI: Takdir Yang Hadir] Catatan: Buku ini akan dibagi jadi 3/trilogi. Buku 1: MIMPI (Isi 202 bab) Buku 2: MIMPI: Takdir Yang Hadir (Segera!) Buku 3: MIMPI: Akhir Sebuah Takdir (Belum) . . SINOPSIS: Renji Isamu. Pria 29 Tahun. Biseksual. Novelis BL selebriti nomor 1 Di Jepang. Tampan, berdompet tebal, professional, namun sebenarnya tidak bahagia. Renji terbiasa melakukan one night stand. Dengan lelaki. Dengan perempuan. Dengan teman. Dengan pelacur. Baginya semua sama saja. Di masa lalu Renji tidak seperti itu. Hanya saja kekecewaan yang mendalam telah merubahnya. Karena sang ayah membenci dirinya yang bisa mencintai laki-laki juga, Renji terpisah dari Veer dan keluarganya dari Jerman. Dia lalu melarikan diri ... Dan kemudian hidup seorang diri di Jepang. Di Jepang Renji jatuh cinta lagi dengan Jean. Seorang gadis. Tapi, lagi-lagi dia jatuh patah. Dan saat dia akan serius dengan Haru, seorang lelaki, kenyataan telah menamparnya keras-keras. Dua kali gagal pernikahan. Renji tidak ingin menjalani kehidupan romansa dan persetan dengan segalanya. Namun, pada suatu hari Renji bertemu dengan Ginnan Takahashi. Seorang gigolo. Pelacur pria di sebuah bar 24 Jam. Mereka bertemu tanpa sengaja. Mereka saling menatap tanpa rencana. Dan mereka jatuh cinta dengan begitu banyak cerita. . . . NB: Biseksual adalah kecenderungan bisa mencintai laki-laki maupun perempuan sekaligus. . . IG: @mimpi_work (CEK DAN FOLLOW. BERISI VISUAL PARA TOKOH DAN SETTING DI DALAM NOVEL)

Om_Rengginnang · LGBT+
5.0
220 Chs

[BL] Thriller Trainee

Author: Wang Ya Genre: Unlimited Flow, Horror, Supernatural Pesulap Zong Jiu yang sudah tidak bernyawa bertransmigrasi ke dalam novel horor dengan alur cerita yang tak terbatas tentang pertunjukan bertahan hidup, menggantikan umpan meriam yang meninggal secara tragis di babak evaluasi pertama. Pertunjukan ini sangat menarik. Dari puluhan ribu orang, hanya seratus orang yang dapat bertahan hidup, dan posisi c (pesaing terkuat) bahkan dapat memperoleh tiket keinginan universal. Kalau orang lain, mereka mungkin akan ketakutan setengah mati. Tak seorang pun menyangka bahwa Zong Jiu tidak hanya tak kenal takut, tetapi juga menimbulkan kehebohan yang sensasional, tanpa malu-malu memamerkan triknya sepanjang jalan. Setelah tipu muslihatnya berhenti, dan hidupnya dapat dianggap aman dan tenteram, ia berakhir dalam persaingan dengan penjahat besar dalam novel tersebut. Hari ini kau berusaha menyerangku, besok aku akan menyerangmu lagi, bolak-balik, itu cukup menyenangkan, heh. Alhasil, meski hanya main-main, suatu kali mereka terbawa suasana dan benar-benar berakhir tidur bersama. Melihat musuh bebuyutan yang menekannya ke tanah, Zong Jiu dengan malas mengangkat pandangannya. "Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku, jangan bicara omong kosong." Bahkan saat dalam posisi yang kurang menguntungkan, dia tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut, dan malah terus memprovokasinya. Orang itu menggunakan jarinya yang sedingin es untuk menelusuri telinganya, dan gerakan menuju aorta tiba-tiba terhenti. “Sayang sekali. Aku sudah berubah pikiran.” — Dulu dia sangat ingin membunuh Zong Jiu secara pribadi. Setiap hari, dia selalu menyesal karena tidak mencungkil dagingnya, mematahkan lehernya sendiri. Namun setelah orang ini jatuh ke tangannya, keinginan lain yang lebih mendesak tumbuh seperti rumput liar. Dibandingkan menang atau kalah, ia lebih suka melihatnya menangis dan terengah-engah, dengan mata merah, memohon belas kasihan.

Elhafasya · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
260 Chs

APOYOS