"Haruskah kita kabur?"
....
*Tentu saja, seorang ibu yang memiliki kemampuan spiritual yang sama pasti bisa mendeteksi keberadaan anaknya.
Meski penampilannya berbeda jauh dengan anaknya tapi, dia adalah ibu kandungnya.
Lalu, anak lelaki berambut putih itu segera mengulurkan tangannya pada sang gadis yang tengah duduk berjongkol sambil meneteskan air mata karena seragamnya begitu kotor.
"Kamu tidak apa-apa?"
Bukannya Aya tersenyum dan menjawab tapi, dia malah mendekap anak lelaki yang telah menolongnya itu sehingga membuatnya menjadi kotor juga, dia menangis makin menjadi-jadi saat melihat orang tuanya di dekatnya juga menjemputnya.
Sang anak lelaki itu mengelus-elus pelan kepala Aya supaya jauh merasa lebih tenang, tentu saja Aya nyaman di pelukannya.
Kata-kata yang pertama kali diucapkan oleh Aya padanya, "Terima kasih," wajahnya agak memerah dan dia jadi malu menatap anak lelaki berambut putih yang dipeluknya itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com