webnovel

Kesempatan kedua

MATURE CONTENT 21+ Awas bacaan banyak mengandung adegan dewasa, harap lebih bijak dan menyesuaikan bacaan ya... Kesempatan kedua? Dapatkah semua orang mendapatkannya? Bolehkah orang yang pernah terluka dengan sangat dalam memberikan hal itu? Violet harus menelan pil pahit saat keputusannya untuk pindah mendapatkan kejutan yang menyakitkan. Tunangannya bercinta dengan seorang wanita di dalam kamar apartemennya. Hubungan jarak jauh yang dijalaninya membuat Violet selalu mempercayai apa yang dikatakan oleh tunangannya itu, termasuk tentang wanita yang ada dibawahnya itu. Violet memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dari Marvel. Dia sudah tidak ingin melihat Marvel lagi setelah apa yang dilakukan pria itu kepada dirinya. Semua keinginan Violet itu tidak bisa dia lakukan dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Setelah beberapa lama mereka berpisah, keadaan mempertemukan keduanya. Marvel memohon dan melakukan segala cara untuk bisa membawa Violet kembali ke dalam pelukan pria itu. Haruskah Violet memberikan kesempatan itu saat pria itu datang dan bersimpuh dihadapannya? Apa yang harus dia lakukan untuk bisa menghadapi Marvel yang selalu berambisi dan seorang dominan?

kartikawulan · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

BANGKIT?

Entah apa yang dilakukan oleh orang lain saat mereka putus cinta? Sakit hati? Apa mereka juga mengurung dirinya seperti yang dilakukan oleh Violet beberapa hari ini?

Violet tidak berhenti menangis, air matanya terus mengalir membasahi wajahnya saat dia mengingat apa yang dilakukan Marvel di depan mata kepalanya sendiri.

Violet berulang kali menampik berita - berita yang di tayangkan di media sosial dan juga artikel yang ditulis di majalah bisnis.

Violet terlalu munafik karena percaya sepenuhnya kepada pria yang beberapa hari yang lalu bercinta di depan matanya. Bahkan wanita yang digagahinya berkali - kali ditampik oleh Marvel saat Violet menanyakan tentang berita itu.

"Kamu harus bisa melupakan pria itu, aku tidak tahu masalah apa yang sebenarnya telah kamu hadapi dengan dia tapi setidaknya kamu tidak selemah ini dan tunjukkan pada dunia kalau kamu wanita kuat." ucap Laura yang berada di dalam kamar Violet.

Violet bagi Laura adalah seorang adik, dia juga pernah mengalami patah hati seperti yang Violet rasakan saat ini, bedanya hanya Laura kehilangan kekasih karena kekasih hatinya pergi jauh ke tempat yang paling indah.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Setiap hari hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan apapun, menangis dan melamun. Lihatlah, wajah cantik kamu sudah tidak terlihat lagi kecantikannya!

" Aku memang tidak cantik, buktinya dia lebih suka melihat perempuan lain yang cantik dan seksi." balas Violet dengan lemah.

"Kamu saja yang bodoh, wajah kamu ini cantik sangat cantik. Kamu mau bukti? Ayo sini!" ucap Laura sambil menarik tangan Violet agar Violet mau mengikutinya.

Laura mendudukkan Violet tepat di depan cermin, "Lihatlah wanita yang ada di dalam cermin itu! Matanya dipenuhi lingkaran hitam dan juga sangat pucat. Pria mana yang mau dengan wanita seperti itu?"

Violet melihat ke arah cermin, melihat bayangan wajahnya yang terlihat tidak menarik sama sekali. Wajah pucat dan dipenuhi lingkaran hitam di sekitar matanya.

"Kamu itu cantik, jangan menghukum dirimu sendiri hanya karena seorang pria. Ayo bangkit? Tunjukkan kalau kamu bisa mendapatkan pria yang lebih hebat dari pria itu!" bisik Laura tepat di dekat telinga Violet.

"Kamu tidak tahu saja seperti apa pria itu, aku masih takut untuk melakukan apapun karena aku sangat yakin dia akan mengejar sampai kemanapun aku pergi." lirih Violet lemah.

"Dia tidak akan melakukan itu, kamu sudah jauh dari dia. Dia tidak akan bisa menemukan kamu disini, kamu sudah aman di sini." ucap Laura menenangkan.

Violet menggelengkan kepalanya berkali - kali, Laura belum tahu kalau Marvel bisa melakukan semuanya. Bagi Marvel bukan hal yang sulit untuk menemukan Violet, Violet bersembunyi di lubang semut pun Marvel bisa menemukannya.

"Sekarang yang harus kamu pikirkan hanyalah cara untuk bangkit kembali, tunjukkan pada dunia semua kemampuan kamu disini."

"Terimakasih, kamu selalu baik kepadaku. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan kamu saat mencari tempat tinggal. Entah apa yang terjadi kalau aku tidak bertemu dengan kamu." ujar Violet lirih.

Laura hanya tersenyum membalas semua kata terimakasih dari Violet, air mata Violet tidak terbendung lagi saat mengingat semua perhatian yang sudah diberikan oleh Laura untuknya selama ini.

Violet berbalik dan memeluk Laura yang berdiri di depannya saat ini. Suara isaknya terdengar memilukan, usapan tangan Laura mencoba untuk menenangkan hati Violet saat ini.

"Aku akan bangkit, aku akan kembali meniti semua yang sudah pernah aku jalani. Maukah kamu membantuku?" pinta Violet kepada Laura.

"Aku akan membantu semua yang aku bisa, kamu tidak perlu sungkan. Katakan apapun yang kamu minta, sebisa mungkin akan aku berikan." janji Laura dengan senyum di wajah cantiknya.

Violet merasa sangat nyaman dengan Laura, wanita yang baru saja dikenalnya saat dia menginjakkan kaki di negeri ratu elizabeth itu.

Bertemu dengan Laura membuat Violet merasa aman meski beberapa kali Violet sudah membuat kesal Laura, tapi dengan sabar Laura menghadapi Violet yang kacau saat itu.

"Apakah aku harus menghubungi kedua orang tuaku? Aku takut kalau Marvel ada di sana saat aku menghubungi mereka." tanya Violet bimbang,

Violet merasa sangat takut saat ini, dia takut Marvel akan menemukan dia. Violet tahu bagaimana dia akan bereaksi jika Marvel menemukannya, maka dari itu Violet mengabaikan panggilan dan teriakan Marvel saat itu.

"Kira - kira kedua orang tua kamu nanti bingung atau tidak jika kamu tidak menghubungi mereka?" tanya Laura balik, Violet mendongak dan melihat ke arah Laura yang berdiri di depannya.

"Kalau Marvel tidak memberitahu mereka tidak akan tahu, karena mereka pikir aku tinggal bersama dengan Marvel. Aku awalnya ingin memberi kejutan kepada dia untuk melakukan apa yang diinginkan dia selama ini, tapi yang terkejut bukan dia melainkan aku." gerutu Violet kesal.

"Kamu sudah berapa lama berpacaran dengan dia?"

"Sudah lama, kami sebelum berpacaran adalah teman dari kecil. Kedua orang tua kami adalah teman dekat dan kami sudah di jodohkan sejak kecil." jawab Violet dengan lancar.

"Saat dijodohkan kamu langsung mau? Menerima dia tanpa berpikir panjang?"

"Marvel sangat baik kepadaku, dia selama ini tidak pernah menyentuhku. Katanya saat itu, dia tidak ingin merusak aku karena nafsu. Dia ingin melakukannya saat kami menikah." jawab Violet sambil mengingat apa saja yang pernah dilakukan oleh Marvel padanya.

"Dia seperti itu? Yakin seorang pria dewasa jaman sekarang tidak menginginkan itu?" tanya Laura kembali, dia sama sekali tidak percaya jika ada pria yang tidak menginginkan hal itu.

"Karena itu sekarang aku ada disini, menahan perihnya hati karena dihianati. Bibirnya yang selalu mengelak saat aku bertanya, tapi pemandangan yang aku lihat malam itu tidak bisa lagi membuatnya mengelak, semua jelas dan tanpa perlu bukti lagi."

"Dia selingkuh?"

"Ya, bisa dikatakan seperti itu. Aku sudah tidak bisa bertahan di sampingnya saat ini. Lebih baik aku pergi menjauh darinya, jauh sejauh jauhnya."

"Baguslah kalau begitu, sekarang saatnya kamu bangkit dari semua keterpurukan ini. Kamu bisa tanpa dia sebagai sebagai kekasih, dan kamu harus tunjukkan semua itu pada dunia. Violet tetap bisa berdiri dengan tegak saat kekasihnya menghianati!" ucap Laura dengan mata berapi - api.

Semangat dari Laura membuat Violet tertawa, Violet tidak pernah menyangka jika roommate yang Violet miliki ini adalah orang yang selalu semangat untuk dirinya sendiri.

"Aku akan bangkit dan membuka lembaran hidupku kembali, membuka buku baru dalam kehidupanku yang tiba - tiba terasa sangat rumit." desis Violet dengan tangan terkepal erat.

"Aku akan kembali membuka butik disini, bantu aku dengan semua pengurusan surat - surat untuk membuka usaha disini. Kita akan berusaha bersama untuk membuat butik ini nanti sebesar yang ada di Seattle."