Menjalankan amanat sucinya, tapi
sepasang matanya tak sengaja melihat
seorang gadis memasuki kantin. Dengan
gaya berbeda khasnya, atau sebut saja
gadis yang hebat dengan sikap dingin
sedikit trouble yang tidak dimiliki gadis
manapun.
"Woi anjir, si Gabby tuh!!" teriak Gazza
besar.
"Makin cantik aja Neng Gabby abis pulang
dari Jerman," siul Gerald.
"Gabby, nomor hp nya dong," goda Erga.
"Gabby mau dimakan, gak? Sini Bang
Bobby makan," kata Bobby.
Sejenak, Desta tak bergerak dengan mulut
menganga lebar saat Gabby melangkah
melewatinya. Wangi tubuh yang khas,
lalu senyum miring yang selalu gadis itu
tebarkan membuat Desta hampir oleng tak
bisa menumpu tubuh.
"Hallo, gue boleh duduk?"
"Oh, boleh kok. Duduk aja."
Gabriella tersenyum, gadis itu entah sejak
kapan ada di meja belakang sendirian
Jika pun sudah lama, besar kemungkinan
gadis itu tengah memperhatikan. Atau ...
menguntit?
"Gabriella." Gabby membaca nametagg
gadis itu. "Gue perhatiin dari tadi, lo baca
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com