webnovel

Bab 1.

Di kelas 3 - A. Seorang remaja berparas tampan dengan tatapan yang tegas saat menatap lurus ke depan ketika ia memperkenalkan diri. 'Tabe Kazuya' nama yang cocok dengan remaja itu apalagi terlihat sangat dewasa walaupun baru kelas 3 SMA. Siswi yang duduk di bangku urutan paling belakang tepat dibagian tengah 'Nagasawa Chinatsu,' dia tersenyum sambil menopang dagu dengan satu tangan kanannya.

"Lumayan..." Satu kata yang Chinatsu ucapkan saat melihat Tabe Kazuya.

"Aduh, dia tampan sekali!"

Chinatsu melirik siswi yang duduk di bangku sebelahnya. Dia bernama Misaki Miya, siswi itu sepertinya sangat tertarik sampai-sampai tersipu malu.

Hampir semua murid di kelas terlihat sedang gugup, berpikir keras dengan mata pelajaran yang mereka benci yaitu matematika. Namun Kazuya hanya berekspresi datar sambil menulis, sepertinya baginya semua berjalan lancar tidak merasa sebagai beban.

Saat jam pelajaran selesai murid yang masih di kelas adalah Kazuya dan Chinatsu. Chinatsu melihat ke arah Kazuya yang mendapat urutan bangku paling belakang dekat jendela.

Chinatsu menyamankan posisinya, bertumpu di lengan. Pipi menekan lengan, tatapan bosan seakan mengantuk ia perlihatkan dan seketika itu juga Kazuya melirik lalu melihat ke arah jendela dengan pemandangan murid SMA yang sibuk di lapangan untuk menghabiskan waktu.

'Dia memperhatikanku?' Kazuya bergumam dalam hati.

Dia menghela nafas memutuskan untuk pergi. Chinatsu memperhatikan dengan seksama ketika Kazuya pergi hingga keluar kelas dan tak terlihat lagi.

'Dia pendiam.'

Langkah kaki yang tenang dengan santainya Kazuya mengabaikan tatapan yang tertuju padanya.

Murid yang berada di koridor sampai lorong sekolah kini sedang membicarakan murid baru itu.

'Selalu sama saja dimanapun.'

Kazuya bukan tipe yang peduli dengan semuanya bahkan oranglain. Ketika ada yang menyapanya, Kazuya menatap dengan tegas sambil menjawab, 'Ha?' yang berarti kenapa atau ada apa?

Sementara yang baru saja Kazuya lewati berpapasan dia adalah Masashiro Tatsuya murid populer karena baik dengan semuanya bahkan sering membantu para guru saat ada waktu luang.

"Siapa dia?"

"Dia itu murid baru yang sedang jadi gosip sekolah, namanya Tabe Kazuya sekelas dengan Chinatsu pujaan hatimu itu loh!" Shin teman baik Tatsuya, yang langsung menjawab gumaman Tatsuya.

'Murid baru, ya?' kata batin Tatsuya.

***

"Chinatsu, aku mencintaimu! To-tolong terima aku jadi pacarmu!"

"Hah? Apa kamu serius?"

Tatsuya dengan lantang tanpa ragu mengungkapkan perasaannya bahwa ia mencintai Chinatsu. Area belakang sekolah menjadi saksinya namun Chinatsu hanya tersenyum padahal Tatsuya terlihat sangat serius, sampai-sampai membungkuk agar Chinatsu semakin yakin padanya.

'Dasar keras kepala kamu, Tatsuya.'

"Maaf, Tatsuya. Aku sering bilangkan kalau aku ini tidak ada niat untuk pacaran."

"Chinatsu, ta-tapi, ak-aku mencintaimu apa yang harus kulakukan biar kamu percaya?"

"Ucapanmu terlalu lebay, Tatsuya. Intinya aku tidak ingin pacaran, kamu pasti akan dapat yang lebih baik dan dia juga mencintaimu," balas Chinatsu dengan tenangnya diakhiri senyuman manis.

Tatsuya hanya tertunduk dan terdiam ketika Chinatsu pergi meninggalkannya. Chinatsu menarik nafas lalu menghembuskan perlahan. Chinatsu tahu bahwa ia mungkin terlalu kejam namun itu adalah jalan satu-satunya yang harus dia ambil agar tidak menjadi masalah nantinya.

Duduk bersandar di pohon sambil membaca buku itulah yang selalu Kazuya lakukan dari dulu dan masih ia teruskan sampai saat ini. Chinatsu memiringkan kepala karena yang ia lihat bukan tertuju pada Kazuya, tapi yang dibaca oleh Kazuya adalah komik bersampul gambar anime romantis.

'Dia baca itu?'

"Kazuya?"

"Ya?"

Kazuya seketika itu juga melihat Chinatsu yang kini sedang berdiri dihadapan Kazuya. Kazuya melanjutkan bacaannya tanpa mempedulikan Chinatsu yang langsung merebut komik milik Kazuya.

"Padahal kamu lumayan, tapi kamu suka bacaan seperti ini dasar Otaku."

"..."

'Dia diam saja?'

"Lebih baik kamu kembalikan lalu pergi," ucap Kazuya datar.

"Huuufh.. Dasar-kamu harusnya jangan jadi Otaku maniak 2D nanti kamu bakal jadi tidak normal, lho," kata Chinatsu panjang lebar.

"Oh," balas Kazuya singkat.

'Kok buat kesel ya cuma, oh?'

"Mmh, Kazuya?"

"Apa?"

Mereka saling menatap dan terfokus pada mata, dalam benak mereka banyak berbagai pertanyaan karena penasaran.

Tatsuya melihat kejadian itu dari kejauhan, ia hanya menghela nafas panjang dan bergumam, "apa mungkin Chinatsu menyukainya?"

Ketika Tatsuya pergi, Chinatsu dan Kazuya lantas berdebat. Perdebatan karena komik milik Kazuya tidak dikembalikan. Kazuya berdiri dari duduknya saat dia ingin meraih komik itu dengan sigap Chinatsu menyembunyikannya ke punggung.

"Hap, ini sudah jadi punyaku."

"Apa?"

"Kamu dilihat dari sisi manapun kelihatan lumayan tapi sayang, aku hampir tidak percaya kalau kamu suka baca komik seperti maniak 2D."

"Seseorang memiliki hobi, kalau kamu tidak suka cepat pergi dan kembalikan milikku," balas Kazuya datar dan mengulurkan tangan meminta komiknya kembali. Chinatsu mengeleng pelan seakan senang dengan apa yang dialakukan saat ini, menjahili Kazuya dengan cara merebut komiknya.

"Kalau bisa merebutnya dariku nanti aku rela memberikanya kembali."

"Hei, itu punyaku, kamu aneh," kata Kazuya.

"Tapi, sekarang komik ini punyaku. Coba lihat aku yang pegang, kan?"

'Cih.'

"Namamu?" tanya Chinatsu pura-pura pikun.

"Padahal tadi kamu memanggilku...tadi saat di kelas, aku dipanggil untuk maju ke depan kelas...aku sudah memperkenalkan diri."

"Aduh, aku lupa hehe..."

Kazuya hanya diam tak peduli, dan ingin menyelesaikan urusan yang menurutnya tidak penting ini. Kazuya mencoba merebut tapi, Chinatsu selalu berhasil mengelak agar komik yang ia pegang tidak bisa direbut Kazuya.

Kazuya yang mulai geram langsung menarik kerah seragam sekolah Chinatsu. Kazuya tidak peduli yang dihadapannya saat ini wanita atau sebaliknya, yang Kazuya inginkan hanyalah ingin membaca lanjutan cerita dalam komik miliknya.

"Ka, Kazuya," ucap Chinatsu gugup sekaligus takut. Kazuya menatap tegas sembari mengenggam kasar kerah seragam sekolah Chinatsu.

"Kalau kamu mengangguku lebih dari ini, aku bisa kasar."

"I-iya, ma-maaf aku cuma bercanda."

'Dia tidak peduli atau memang ini sifatnya kasar dengan wanita?'

Tap.

Kazuya dengan kasar merebut komik yang Chinatsu pegang. Chinatsu terdiam sembari melihat Kazuya pergi meninggalkannya.

"Kalau yanglain pasti sangat baik dan lembut padaku, tapi kenapa dia kasar?"

Tabe Kazuya menghela nafas sembari membatin kata 'maaf' atas perbuatannya tadi. Kazuya hanya ingin sendiri dengan apa yang ia suka.

Siguiente capítulo