webnovel

Bo Yucheng, Apa yang Kamu Lakukan?

Editor: Wave Literature

Sepasang mata indah Shi Qinglan dipenuhi dengan kemarahan.

Dia segera melepas blazernya dan berjinjit untuk meletakkannya ke bahu Bo Yucheng. Kemudian dia menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya berjalan menuju vila.

"Lan Lan, kenakan pakaianmu."

Bo Yucheng memandangi kemeja tipis gadis itu dan mengerutkan keningnya dalam-dalam. Dia mengangkat tangannya, melepaskan blazer di bahunya dan mengembalikannya ke Shi Qinglan. Tetapi dari samping, dia menangkap tatapan tajam dan penuh kejengkelan dari gadis itu.

Gerakan tangannya pun langsung terhenti. "Dingin di malam hari…"

"Diam." Shi Qinglan menyipitkan matanya yang indah. Dia menggigit bibirnya dengan marah. "Jika kamu tahu kalau ini dingin, beri aku pakaian yang sesuai."

Bo Yucheng terdiam.

Sekarang dia dalam keadaan sehat. Dia hanya takut kalau Shi Qinglan akan kedinginan.

Tapi, sikap Shi Qinglan begitu tegas. Tangannya yang dingin menarik Bo Yucheng dengan erat dan menuntunnya untuk mempercepat langkahnya. Jarak dari taman ke vila terasa sangat panjang, rasanya seperti seumur hidup.

Sudut bibir pria itu pun terangkat.

"Ting~"

Shi Qinglan membuka pintu vila dengan sidik jari. Dia mengangkat kaki dan menendang pintu itu hingga terbuka. Kemudian menendangnya kembali hingga tertutup dengan tendangan terbalik.

Bo Yucheng menyipitkan mata melihat jejak kaki di pintu itu.

Tampak ada senyuman di matanya yang sipit. "Sejak kapan Lan Lan menjadi begitu kasar? Mengapa aku tidak menyadarinya sebelumnya?"

Dia sedikit menundukkan kepalanya ke telinga gadis itu dan menggoda dengan suara rendah. "Mungkinkah nanti kamu akan melakukan kekerasan rumah tangga padaku?"

"Jangan banyak bicara, atau aku akan melakukan kekerasan dalam rumah tangga sekarang."

Shi Qinglan membungkuk dan mengambil remote control dari meja kopi. Dia menggunakan buku-buku jari salah satu tangannya untuk memegang remote tersebut, namun kemudian terdengar suara benda patah.

"Kraaak~"

Remote control tersebut telah retak.

Bo Yucheng tidak bisa menahan tawa. Dia mengambil remote control yang rusak di tangan gadis itu. Kemudian dia mengusap-usap buku-buku jari Shi Qinglan dengan lembut. "Aku tidak akan khawatir kamu diganggu lagi."

Sebaliknya, mungkin dia harus memikirkan bagaimana cara mengatasi jika kelak ada seseorang yang Shi Qinglan pukuli hingga lumpuh sebelah atau bahkan lumpuh total.

"Masih berani banyak bicara?"

Shi Qinglan mengendurkan buku-buku jarinya, dan bibir merahnya sedikit mengerucut, tampak dingin dan penuh ancaman. "Cepat lepaskan baju untukku."

Bo Yucheng memiliki tinggi kurang lebih 185 cm, sedangkan kini Shi Qinglan mengenakan blazer seragam SMA. Rasanya benar-benar canggung dan tidak nyaman.

Pria itu menyipitkan matanya sambil tersenyum. "Oke."

Kemudian, dia mengulurkan tangannya untuk menanggalkan pakaian gadis itu.

Shi Qinglan mengelak dan mundur selangkah. "Aku memintamu membuka pakaian, apa yang kamu lakukan?"

"Hah?" kata Bo Yucheng kebingungan. Dia terdengar sedikit menghela napas. "Lan Lan, jelas-jelas tadi kamu... menyuruhku melepaskan baju untukmu."

Shi Qinglan terdiam.

Dia merilekskan buku-buku jarinya lagi. Keinginannya untuk memukul mulai bergejolak. Pada akhirnya, dia berbalik dengan kesal dan mengambil kotak obat.

Ketika Shi Qinglan kembali, Bo Yucheng sudah melepas jaket seragam sekolahnya.

Kemeja putih yang ia kenakan sudah tidak dikancingkan. Garis lehernya terbuka lebar dan memperlihatkan dada yang kuat serta garis otot perut yang indah nan sempurna.

"Berbaringlah di sofa," kata Shi Qinglan tanpa melihatnya. Dia menurunkan pandangannya, mengeluarkan sarung tangan medis dan memakainya, kemudian dia menyiapkan bola kapas alkohol dan juga pinset.

Bo Yucheng tidak mau menuruti ucapan Shi Qinglan. Dia malah bersandar dan menghadap gadis itu. Telapak tangan Bo Yucheng yang besar itu hampir menutupi tangan Shi Qinglan yang memegang pinset, tetapi gadis itu tiba-tiba mengangkat tangannya dan menusuk mata pria itu dengan ujung pinset.

Dia tersenyum, dan bibir merahnya sedikit melengkung, tetapi seolah mengancam. "Aku baru saja menyuruhmu untuk berbaring di sofa."

Bo Yucheng sepertinya dapat melihat niat membunuh di mata Shi Qinglan.

Dia mengerutkan bibir tipisnya. Sedikit penyesalan samar-samar terlintas di matanya yang dalam, tetapi pada akhirnya dia masih menahan hatinya yang gelisah.

Jadi, seorang suami yang takut istri hanya bisa taat dan patuh.

"Lan Lan, sakit…" Bo Yucheng mengangkat pandangannya dan melihat gadis itu.

Shi Qinglan menurunkan pandangannya fokus pada pekerjaannya. Bibir merahnya mengerucut ringan. Dia sangat serius mempersiapkan alat untuk membersihkan luka. Siluet wajahnya tampak begitu cantik dan sempurna. Namun, ketika mengangkat pandangannya, dia berkata "Sudah waktunya."

Bo Yucheng terdiam.