webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Janji alex

Setelah mendapat telpon dari putrinya arifin terlihat khawatir dan tidak fokus kerja, sama dengan dokter alex yang melihat ara dengan tatapan sendu "Ara kenapa kamu tidak bisa menolak perjodohan itu, sedangkan kamu tau jika pria itu memiliki watak yang jelek dan sifat yang mengerikan." "Itu semua karena mama yang silau akan harta dok." Jawab ara sambil menangis lalu dokter alex duduk di bangku taman dan berhadapan dengan yang duduk di kursi roda "panggil aku kak alex ok..lalu ceritakan padaku." "Baik dok..eh maksudku kak alex." Lalu alex membelai rambut ara "kak.. sebenarnya aku punya kekasih, kakak pasti tau dan pernah melihatnya waktu menjagaku di malam hari." Deg.. seketika ada perasaan sesak mendengar ara menyebut kata kekasih, ya alex mulai menyukai ara dan perasaan itu muncul di saat pertama kali melihat ara di IGD "mama tidak setuju dengan hubungan kami karena bang wandi hanya seorang mahasiswa dan belum ada pekerjaan tetap." Ara kembali menangis dan alex memeluknya "jadi kamu di paksa menikah dengan pria tersebut." Lalu alex melonggarkan pelukannya "ya kak..mama berangapan jika aku menikah dengan pria itu, maka seluruh kebutuhanku dan keluarga akan tercukupi bahkan mama berpikir aku akan mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya." "Ara tolak ukur sebuah kebahagiaan itu bukan dari harta, tetapi dari perlakuan yang kita dapatkan dari kekasih masing-masing." "Ya kak..ara juga berpikir seperti itu, bang wandi sangat baik sama ara dan perhatian sama ara..sama seperti kak alex tetapi mama selalu menilai orang dari uangnya." "Lalu keputusan ara bagaimana??" Ara seketika terdiam dan memandang alex dengan mata sendunya lalu menunduk dan menangis "munkin terpaksa ara harus menerima ini semua kak..karena ini takdir dan ara gak mau orang terdekat ara terluka gara-gara ara termasuk kak alex." Lalu alex kembali memeluk ara yang menangis "ara mulai detik ini kakak janji di mana pun kamu berada kakak akan selalu menjaga kamu dan kakak janji walau pun pada akhirnya kamu harus jauh dari aku..kakak akan mencari ara dan mengeluarkan ara dari siksaan pria b******n itu." Lalu tanpa di sadari alex mencium kening ara lalu memeluknya lagi "aku sebenarnya sudah mulai menyayangi dirimu ara, apa pun yang terjadi ini lah janjiku untuk kamu bahwa aku akan terus menunggu kamu sampai kapan pun dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kamu." batin alex.

Alex walaupun usianya masih muda tetapi dia sudah menempati posisi sebagai direktur di rumah sakit tersebut dan memang dia sengaja menyembunyikan statusnya dari ara, karena menurut dia belum saatnya ara tau tentang statusnya bahkan tanpa sepengetahuan ara dan arifin biaya rumah sakit sudah di urus oleh alex. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan waktunya arifin pulang kerja, dia segera mengrimkan pesan ke putrinya "Ra..papa segera ke rumah sakit ya, jadi tunggu papa." Ara yang masih di taman segera melihat ponselnya dan membalas pesan sang papa "pa..ketemu di taman aja karena ara lagi sama dokter alex." "Baiklah papa akan segera kesana." Lalu arifin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setibanya di rumah sakit arifin segera menuju taman yang di maksud ara, lalu alex segera menyambut arifin dengan hangat "om apa kabar??" "Baik dok, terima kasih sudah menemani dan menjaga putri saya selama di rumah sakit." "Sama-sama om memang sudah tugas saya sebagai dokter." Lalu arifin segera melihat putrinya yang duduk di kursi roda, terlihat jelas matanya yang sembab dan kacau "ara maaf beberapa hari ini papa sibuk jadi hanya bisa memantau kamu lewat dira, wandi, dan dokter alex." "Ya pa gak apa-apa ara mengerti, begini pa ada hal yang ingin ara ceritakan." Seketika wajah ara berubah khawatir dan takut "ada apa cerita lah siapa tau papa bisa bantu." Lalu arifin duduk di samping alex "pa..hiks..hiks.. sebenarnya beberapa hari ini ada yang mengancam dan meneror dira, bang wandi, dan dira..bahkan hari ini ada yang mengirim pesan berisi ancaman untuk dokter alex dan mengirim paket dengan isi kain berlumuran darah ke dira." Seketika wajah arifin pucat "siapa yang berani melakukan itu!!! Papa akan suruh orang dan meminta bantuan bos papa untuk menyelidikinya." Ujar arifin dengan penuh emosi "om tenang aja aku sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki hal ini dan orang suruhan aku menyuruh menunggu 1X24 jam, jadi kemungkinan besar besok kita sudah tau siapa dalang di balik semua ini." "Terima kasih banyak dok atas bantuannya." "Panggil saya alex om..karena saya udah anggap ara seperti adik sendiri, oh iya om mau minum apa atau om sama ara mau makan malam di food court rumah sakit??" Lalu arifin melihat jam tangannya dan ternyata sudah jam 18:30 dan mereka akhirnya memutuskan untuk ke food court.

Lalu pada saat di food court mereka segera memesan makanan dan sebelum makanan datang ara melanjutkan ceritanya "Ara takut pria asing yang mengancam semuanya adalah orang suruhan bang rahman." Arifin dan alex terkejut mendengar putrinya bicara terkait dengan kecurigaannya, lalu ara segera menghubungi wandi "halo bang..gimana kondisi dira sekarang??" "Ya dek..dira lebih baik saat ini dan dia udah lebih tenang." "Abang sendiri gimana kondisinya??" "Abang tidak apa-apa dek, kamu jangan khawatir ya yang penting kesehatan kamu saat ini..dan percaya sama aku." "Ya bang..hiks..hiks..kalau ada apa-apa langsung kabarin aku." "Kamu jangan nangis lagi ya, besok aku ke rumah sakit ok." "Ya bang." Lalu telpon terputus dan alex yang sedang memperhatikan ara seketika perasaannya menjadi sakit karena melihat ara yang begitu perhatian dengan kekasihnya.

Setelah makan malam selesai dan masih di food court alex mengajak arifin bicara secara pribadi di meja seberang dan mulai membuka suaranya "om saya berjanji akan melindungi ara kapan pun dan di mana pun ara berada, karena sebenarnya saya mempunyai perasaan sama anak om walaupun hanya bertepuk sebelah tangan." Arifin terkejut mendengarkan pengakuan alex sedangkan masih memperhatikan papanya yang bicara sangat serius dengan alex "nak alex apa yakin dengan perasaan tersebut??" "Ya om saya yakin dan saya sanggup menunggu ara walaupun ara sudah menikah nanti itu tidak akan merubah pendirian saya." "Baiklah jika seperti itu om minta tolong ke kamu, jika pernikahan ara dan rahman pada akhirnya terwujud..om minta kamu segera merebut ara dari pria b******n itu dan buat mereka bercerai." "Baik om saya janji akan merebut ara dari dia dan saya akan membahagiakan ara dunia akhirat, karena saya mencintai Ara dan saya akan membantu om." "Ok tapi tolong rencana ini hanya cukup saya dan kamu yang tau." "Baik om..mulai hari ini saya akan menyuruh orang untuk mengawasi dan melindungi ara dari jauh." Arifin terlihat bingung dengan sikap alex yang dengan mudah membayar bodyguard bayangan karena arifin yakin bayaran bodyguard tersebut sangat mahal dan siapa sebenarnya alex.