webnovel

KAIDEN'S SECRETS

Autor: Elissechan
Ciudad
En Curso · 46.5K Visitas
  • 3 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

Veronique mengantarkan temannya, Freissy, ke sebuah gedung tempat perkumpulan aneh. Awalnya dia ingin segera pulang, tapi ada seorang lelaki asing yang mendadak mencari ulah dengannya. Mereka saling berdebat hingga akhirnya berpisah. Sejak saat itulah, Veronique bertemu lelaki itu dimana-mana. Lebih mengherankan lagi, laki-laki ini perlahan memasuki hidupnya dengan mengenal satu per satu orang terdekatnya, termasuk sang kekasih, Devano. ...dan lelaki ini bernama Kaiden Karsana. Satu orang berjuta rahasia. Kepingan rahasia yang dibawanya membuat perasaan Veronique terombang-ambing. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sebenarnya lelaki misterius itu?

Etiquetas
10 etiquetas
Chapter 1Keanehan Kai

Walaupun Vera terus menjauhkan dirinya dan pacarnya dari Kai, dia dia tetap diintai. semakin hari, ia menjadi paranoid karena seolah melihat muka Kai dimana-mana.

Vera yakin ini bukan kebetulan. Kalaupun iya, pasti ada sesuatu antara perkumpulan itu dengan kampusnya. Sekarang Frei sendiri tidak bisa diajak kerjasama, ia terpaksa mencaritahunya dari Devano.

Vera menjagak kekasihnya ke kantin kampus. Setelah memastikan hanya ada mereka berdua, dia bertanya, "Sejak kapan mengenalnya?"

"Siapa?"

"Kai."

"Kaiden itu?"

"Iya, siapa lagi, kenapa sih dia berhari-hari ada di kampus kita?" Vera berusaha mencari keberadaannya di antara kerumunan mahasiswa lain di kantin.

Tidak terlalu kentara meskipun dia memakai almamater karena disini juga banyak yang berpakaian serba gelap.

Deva malah fokus pada layar ponselnya. Seperti biasa, pasti antek-anteknya di keanggotaan universitas membuatnya sibuk. Untuk merespon pacarnya saja, butuh beberapa menit, "Baru seminggu. Dia mengikuti seminar disini dengan teman-temannya. Kemarin kami juga mulai rapat sampai malam membahas rencana kegiatan December Campus Arts untuk bulan depan. Sebenarnya hari ini ada rapat lagi tapi..."

Dia punya kebiasaan bicara tanpa henti. Kalau sudah seperti ini, Vera sedikit bosan. Jadinya ia malah mencari keberadaan Kai.

Jika kemarin orang bernama Kai ini rapat, lalu siapa yang menggebrak mobil?

Itulah rasa penasaran Vera.

Deva mulai tampak resah ingin pergi dari hadapannya, "Vera, aku ada perlu sebentar, nanti aku anterin pulang sejam lagi. Tungguin disini ya.. atau mau ikut saja?"

"Aku disini saja," jawab Vera cepat. Baginya lebih baik makan ketimbang menjadi patung di tengah-tengah mahasiswa aktif.

"Nanti kusuruh Fika menemanimu.." kata pacarnya dengan nada menggoda. Dia sepertinya paham sekali kalau sang kekasoh pasti sendirian.

Apalagi teman sekelas Vera sudah pulang semua jelas. Sedangkan dia juga tidak terlalu kenal dengan mahasiswa dari jurusan lain.

"Tidak perlu!" tolak Vera mendorong punggungnya agar cepat pergi, "awas kalau lebih dari sejam, aku pulang sama mantan!"

"Kayak ohnya mantan aja," sindir Deva sambil tertawa saat keluar dari gedung ini.

Dari dulu Vera memang sedikit kesulitan berteman. Untuk akrab dengan seseorang butuh beberapa tahun. Seperti Freissy, ia baru bisa terbuka dengannya. Sayangnya sekarang temannya malah dalam masa kegalauan yang terlalu berlebihan.

Ia mulai berpikir keras.

Sekarang salah seorang dari perkumpulan aneh itu ada disini. Dia berteman dengan pacarnga. Setelah menggebrak seperti kemarin, anehnya bersikap bak tidak terjadi apapun.

Tak lama kemudian, ada mahasiswa beralmamater sama dengan Kai mendatangi kantin itu. Dia melewatinya untuk memesan di stand jus.

Vera sontak melotot saat melihat sosok Kai sedang duduk di salah satu meja kosong tepat di hadapannya.

"Rega, aku jus alpukat ya! biar seleranya sama!" seru Kai kepada temannya, tapi pandangan lurus pada Vera.

Vera lagi-lagi merasa kalau ucapan itu ditujukan kepadanya. Dia segera berdiri dan berjalan pergi melewatinya.

Kai menghentikannga dengan berkata, "Tunggu sebentar, Veronique. Aku punya info penting untukmu."

Vera berhenti sesaat.

Kai berkata lagi, "Tidak perlu waspada. Maaf kalau waktu itu aku kasar, aku suka menggoda anggota baru. Tapi ternyata kamu bukan salah satunya, ya maaf..."

Nada bicaranya benar-benar sopan nan santun. Bahkan tatapan matanya juga tidak semenakutkan waktu itu.

Vera membalas ucapannya senormal mungkin, "Tidak masalah."

"Tidak masalah tapi terus menghindar ya?" Sindir Kai setengah berbisik, "tenang, kita ini beda almamater, pasti tidak akan selalu bertemu nantinya. Jangan tegang begitu, aku kemari juga urusan perwakilan saja."

"Sudah, mau bicara apa? Kalau mau tanya dimana ruang BEM Univ, tanya saja yang lain, aku tidak tahu."

"Ini'kan kampusmu.." sahut Kai bernada sindiran halus, "masa tidak tahu.. sikap masa bodoh itu berujung penyesalan loh."

"Ruang BEM fakultasku saja aku tidak tahu tempatnya," jawab Vera sedikit menekankan padanya kalau dirinya itu mahasiswi baru yang hanya tahu ruang kelas dan TU saja.

"Oh gitu, terus kamu mau kemana ngomong-ngomong? Bukannya kamu mau menunggu pacarmu sejam lagi."

Vera melototinya, "Aku lebih baik pulang."

"Kan.. takut. Takut selalu membuat orang melarikan diri. Apa permintaan maafku kurang? Aku punya berita tentang Devano loh, aku pastikan 100% benar."

Vera bertanya dengan malas, "Oh, apa itu?

"Dia pacaran dengan mantanku."

Bagi Vera, Devano itu walaupun menyebalkan karena sok sibuk tapi orangnya jujur. Dia mengenalnya sejak SMP. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun dia selalu mengamati kekasihnya itu.

Dia sudah aktif di keorganisasian sejak dulu. Sifat dasarnya itu bertanggungjawab, lembut, dan penyayang. Intinya semua energi positif yang dimiliki oleh seorang pemimpin ada padanya. Lagipula, dia itu benci hal-hal yang berbau pengkhianatan ataupun perselingkuhan.

Vera mengingat semua kebaikan dalam diri Deva sehingga menahan tawa saja saat diberitahu hal tadi, "Kamu saja baru kenal dengannya."

"Beneran loh, aku ini tidak seperti yang kamu lihat pertama kali. Saat itu aku hanya mengantuk, jangan melihatku seperti kriminal, percayalah.. pacarmu sedang berpacaran dengan mantanku. Kalau tidak percaya, sering-seringlah mengawasinya, kalian pacaran sudah setahun'kan? Lucu ya.. bisa bertahan selama ini. Inilah yang orang-orang bilang, terlalu percaya jadinya dibodohi..."

"Maaf ya, bukannya aku kasar," potong Vera mencengkram pinggiran meja. Lalu memandang Kai dengan mimik wajah sangat marah sekaligus cemas.

Gadis ini menahan diri untuk tidak memarahinya di depan kantin yang penuh orang begini. Ia melanjutkan, "... Kai.. tolonglah, jangan urus urusan orang. Untuk apa kamu tiba-tiba bilang seperti itu? Tidak ada pengaruhnya. Oh jangan-jangan ngerjain aku lagi seperti kemarin?"

"Ya sudah kalau tidak percaya," kata Kai menyeringai lebar, "besok ketemu lagi ya, Love."

Vera keberatan kala mendengar panggilan itu, "Love? Maksudmu apa ya?"

"Kaiden's Love," sahut Kai cepat sambil tertawa. Ia lantas meralatnya, "Jangan terlalu terbawa suasana, aku memanggil semua orang begitu."

Ia juga menambahkan, "Oh iya.. perkumpulan L.O.V.E itu rada berbahaya loh, usahakan jangan dekati rumah itu lagi. Katakan pada temanmu..."

"Aku tidak peduli, jangan ikuti aku terus."

"Ikuti? Kamu? Mengikutimu? Yang benar saja, kita kebetulan ketemu disini.. takut ya?"

"Tidak ada yang namanya kebetulan!"

"Eh.. beneran takut?" Goda Kai bernada bisikan. Dia menikmati kekhawatiran yang asa di wajah gadis itu. Malahan semakin menggodanya dengan bertanya, "hati-hati, aku bisa tahu isi hati dan pikiranmu.."

"Omong kosong."

Kai menyindirnya dengan berkata, "Ah.. bagaimana ini? Bagaimana kalau Kai mengikutiku.. aku harus bagaimana agar dia tidak tahu kalau aku sedang akan pergi ke parkiran dan menelpon pacarku..."

Vera merinding mendengarnya, "Omong..kosong.."

"Jangan takut, kebanyakan cewek begitu kalau takut. Kamu jangan ngira aku ngikutin kamu 24 jam, Vera. Mana mungkin.. aku tahu kalau kamu tadi pagi minum teh hangat campur susu di dekat jendela kamar."

Vera menggebrak meja sambil membentak, "Jauhi aku, Orang aneh!"

"Cuma tebakan kok."

Obrolan kami dihentikan oleh temannya yang mendekat dengan membawa dua gelas jus. Dia berkata sedikit keras, "Sorry, Kai, alpukatnya habis.. ganti jambu ini..."

"Nggak masalah, yang penting warnanya hijau.. kebetulan cewek baruku suka warna itu.." kata Kai tersenyum pada wajah panik Vera.

Vera menahan napas sejenak. Kakinya seolah menjadi satu dengan lantai kantin setelah memperhatikan senyuman serta perkataan itu.

Gadis ini mulai berjalan menjauh berharap besok tidak kebetulan bertemu lagi dengannya. Dia mulai berpikir untuk menceritakan semuanya pada seseorang.

"Deva.." gumamnya pelan saat menuju pintu keluar kantin.

Kai malah berpesan keras padanya, "Vera, hati-hati.. Kamu itu terlalu percaya padanya. Coba sesekali periksa isi ponselnya atau ikuti dia pergi kemana saja besok setelah kelasnya selesai."

Vera menoleh sesaat. Namun tidak memberikan tanggapan apapun. Dia segera melarikan diri dari tempat itu tanpa peduli apapun.

***

También te puede interesar

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
383 Chs

Sisa Hidupku Adalah Untukmu

Yu Yuehan adalah seorang presiden direktur yang kaya, sempurna, dan tidak mudah didekati seperti orang kaya pada umumnya - pria terkaya di Kota H; tapi suatu hari, seorang bocah perempuan tiba-tiba muncul dalam hidupnya sebagai putrinya! Walaupun pria itu cukup yakin dirinya tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya, hasil tes DNA memastikan bahwa bocah itu adalah anaknya! Segera ia menjadi seorang 'papi' yang baik bagi bocah mungil itu, Xiao Liuliu. Dua tahun kemudian, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan, Xiao Liuliu menjadi sangat menyukai seorang perawat yang sedang dalam masa percobaan, Nian Xiaomu, yang dipekerjakan untuk merawat Xiao Liuliu. Nian Xiaomu memiliki kepribadian yang kuat dan tidak membiarkan siapa pun merundungnya. Terus-menerus khawatir jika ada yang akan mencelakai putrinya, Yu Yuehan selalu mengawasi Nian Xiaomu. Namun, putrinya yang terlihat baik dan manis di luar, diam-diam mempunyai rencana untuk ayahnya .... Waktu berlalu, Nian Xiaomu menunjukkan sisi yang memikat sedikit demi sedikit; dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Yu Yuehan tertarik pada wanita misterius ini .... Kata Kunci: Putri yang Misterius, Putri yang Manis, Tidak Mudah Didekati, Wanita Kuat Adegan yang manis: “Papi, Papi sangat tampan!” pipi Xiao Liuliu memerah. “Papi, aku mau digendong!” Xiao Liuliu merengek. “Papi, aku mau adik perempuan! Ayo cepat buat bersama Mami.” “Papi ....” Yu Yuehan berkata dengan ekspresi datar, "Aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun! Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak perempuan!?" “Apa Mami tidur dengan Papi tanpa Papi sadari?” Yu Yuehan: "…"

Stupa Demon · Ciudad
4.8
1546 Chs

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
485 Chs

APOYOS