webnovel

Sholat Bersama

Risa segera mengenakan piyama yang diberikan Aldi. Tak lama kemudian ia telah selesai menggunakan piyamanya. Ia segera keluar dari kamar mandi.

"Mana Aldi?" tanya Risa.

Risa tidak melihat keberadaan Aldi di dalam kamar, namun ia tak terlalu memikirkan hal itu. Ia menuju kopernya dan mengambil kotak skincare.

"Lelah sekali," ucap Risa.

Hari ini memang sangatlah melelahkan. Risa ingin segera mengistirahatkan tubuhnya. Setelah sholat dan memakai skincare, ia segera menuju tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di sana. Ia berusaha untuk memejamkan matanya.

Sudah setengah jam berlalu, namun mata Risa belum enggan terpejam. ia memandang langit-langit kamarnya memikirkan kehidupan yang akan dijalaninya. Tak lama kemudian, ia mendengar suara langkah kaki mendekati kamarnya. Ia segera menutup matanya dan berpura-pura tidur. Ia tahu jika seseorang yang berjalan menuju kamarnya adalah Aldi.

***

Di pagi yang masih menggelap dengan kedua manusia yang masih tertidur pulas di sebuah ranjang. Terdengar suara adzan subuh berkumandang membangunkan Risa dan Aldi. Tanpa harus dibangunkan atau disadarkan oleh orang lain.

Risa terkejut ketika melihat Aldi tepat dihadapannya. Benar saja mereka tidur dalam posisi berhadapan. Dan saat bangun, pemandangan yang mereka lihat adalah pasangannya.

1 detik

2 detik

3 detik

Risa dan Aldi bertatapan beberapa detik dan tiba-tiba mereka tersadar dan membuang muka. Risa mengakui ketampanan dari suaminya ini. Aldi memang memiliki wajah yang tampan, putih dan bersih. Saat bangun tidur pun ketampanannya terlihat dengan jelas apalagi jika dalam keadaan rapi.

Tidak bisa dipungkiri jika Risa merasakan suara jantungnya yang berdebar keras dan tidak seperti biasanya.

"Mau sholat?" tanya Aldi.

"Ehh iyaa," jawab Risa.

Risa tengah melamun memikirkan ketampanan suaminya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan pertanyaan yang ditujukan kepadanya.

"Ayo sholat bareng," ucap Aldi.

"Ehh.. iyaa," jawab Risa.

Risa tak menyangka jika Aldi akan bersikap ramah kepadanya. Tidak seperti dugaan sebelumnya, ia mengira jika Aldi akan cuek dan dingin kepadanya.

"Ya sudah aku duluan ya ngambil air wudhu," ucap Aldi.

"Iya," jawab Risa.

Aldi pun beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Sedangkan Risa menunggu Aldi selesai mengambil air wudhu.

Tak lama kemudian Risa melihat Aldi sudah selesai mengambil air wudhu. Bahkan ketampanan Aldi bertambah saat wajahnya dibasahi oleh air wudhu. Tak ingin terlihat salah tingkah Risa segera bangun dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi.

Setelah selesai mengambil air wudhu, Risa segera keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya. Ia melihat Aldi sudah bersiap untuk sholat. Aldi terlihat mengenakan sarung berwarna coklat dan menggunakan peci berwarna hitam.

Tiba-tiba Aldi menoleh ke arah Risa yang sedang menuju kopernya untuk mengambil mukena.

"Ini mukenanya sudah siap," ucap Aldi.

"Kok bisa?" tanya Risa.

Risa terkejut melihat mukenanya sudah tepat berada di belakang Aldi beserta sajadah yang sudah membentang menghadap kiblat.

"Iya tadi aku yang ambilnya," jawab Aldi.

"Oh, makasih ya," ucap Risa.

"Iya sama-sama," jawab Aldi.

Risa pun segera memakai mukenanya dan bersiap untuk sholat subuh bersama suaminya itu.

"Sudah siap?" tanya Aldi.

"Iya sudah," jawab Risa.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Aldi mengucapkan niat sholat subuh dan memimpin sholat berjamaah.

"Allahu Akbar."

Sepasang suami istri sedang menunaikan sholat berjamaah bersama untuk pertama kali. Merupakan sebuah keistimewaan saat sudah menikah.

Tak lama kemudian sholat berjamaah sudah selesai. Setelah mengucap salam, Aldi memimpin berdoa. Diikuti dengan Risa yang segera mengangkat tangan dan mengaminkan setiap doa yang diucapkan suaminya itu.

Risa begitu terpukau melihat Aldi yang taat agama. Ia menjadi optimis jika pernikahan yang dijalaninya ini tidaklah sebuah kesalahan. Ia berusaha menerima dengan ikhlas karena ia tahu jika pilihan orang tuanya adalah pilihan yang tepat untuknya.

Setelah selesai berdoa, Aldi membalikkan tubuhnya ke arah Risa dan menjulurkan tangannya. Risa seolah mengerti, ia segera menyambut tangan Aldi dan menyalaminya.

Risa tiba-tiba merasakan sebuah telapak tangan mengusap puncak kepalanya. Ia merasakan sebuah kenyamanan berada di dekat pria. Hal ini belum pernah dirasakannya sebelumnya. Bahkan dengan mantan pacarnya dahulu.

Setelah selesai bersalaman, Risa dan Aldi segera membereskan alat sholat masing-masing. Sesudah meletakkan alat sholat di atas meja, Aldi dan Risa kembali menuju tempat tidur.

Risa terkejut ketika melihat Aldi yang sudah duduk di tempat tidur. Rasanya ia canggung sekali jika harus berbaring di satu ranjang yang sama dengan Aldi.

Namun apa boleh buat, rasa kantuk masih memenuhi seluruh tubuhnya. Sebenarnya ia tahu jika tidak baik jika tidur setelah sholat subuh, namun kelelahan hari kemarin membuat ia ingin sekali membaringkan tubuhnya di sana.

Tak ingin terlihat bingung dihadapan Aldi, Risa pun memberanikan diri untuk kembali membaringkan tubuhnya tepat disebelah suaminya. Namun kali ini ia membelakangi Aldi.

"Risa," panggil Aldi.

"Iya kenapa?" tanya Risa.

"Hari ini kita pulang ke rumahku ya," ucap Aldi.

"Hah??"

"Iya, ke rumahku," jawab Aldi.

Risa tersadar jika saat ini ia sudah menikah dan setelah menikah ia akan meninggalkan kedua orangtuanya. Kesedihan tiba-tiba menghampirinya. Padahal sebelumnya ia tidak memikirkan hal ini. Namun saat ini kesedihan sangat dirasakannya.

"Kenapa?" tanya Aldi.

"Eemm, nggak apa," jawab Risa.

Risa menjawab pertanyaan Aldi dengan menahan air mata yang hampir keluar dari pelupuk matanya. Ia tak bisa menahan air mata yang sudah jatuh perlahan membasahi pipinya.

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Aldi.

Risa tak bisa menjawab pertanyaan Aldi. Ia tak ingin Aldi mengetahui jika saat ini ia sedang menangis. Ia hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai pertanda jika ia menyetujui ucapan Aldi.

*FLASBACK ON*

Di sebuah malam sebelum pernikahan, terlihat Risa sedang mematung di tempat tidurnya. Terlihat air mata yang terus menerus jatuh membasahi pipinya. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Tanpa berpikir panjang, ia segera mengusap air matanya, dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Setelah membasuh wajahnya, Risa menuju pintu kamar untuk membuka pintu. Memang sebelumnya ia mengunci pintu kamarnya karena ia ingin sendiri dan tidak ingin diganggu.

Namun ditengah kesedihannya tiba-tiba ada seseorang yang ingin menemuinya. Sebenarnya ia takut jika orang lain mengetahui kesedihannya ini. Ia ingin semua orang tahu jika dirinya sedang bahagia bukan bersedih. Walaupun berat untuknya, ia tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.

"Ibu," ucap Risa.

"Iya nak, boleh ibu masuk sebentar?" tanya Kirana.

"Iya Bu," jawab Risa.

Risa dan Kirana pun masuk kedalam kamar. Mereka menuju tempat tidur dan duduk disana.

"Nak," ucap Kirana.

"Iya Bu?" tanya Risa.

"Ibu punya sedikit nasihat untukmu sebelum pernikahan," ucap Kirana.

"Apa itu Bu?" tanya Risa.