webnovel

Kesempatan Yang Ada

Di kediaman Alesia setelah Airin dan Ridwan pergi kini hanya tersisa Alesia dan Coki yang terus menerus menatap Alesia dalam jarak dekat sehingga Alesia canggung dengan kondisi seperti ini sehingga lupa memberi tau tugas kuliah Alesia yang sudah di kumpulkan dahulu Alesia semakin grogi karena hanya tinggal berdua dengan Coki

"Alesia katanya ada tugas mana tugasnya" ucap Coki sambil tetap memperhatikan Alesia yang salah tingkah di sampingnya karena Alesia belum menjawab pertanyaannya sehingga Coki berani memegang kedua tangan Alesia dan mengarahkan tangan Alesia ke wajah Coki

"Alesia aku tau muka aku ganteng tapi percaya aku cuma mencintai kamu dan seluruh tubuh aku hanya milik kamu dan aku akan menjauhi semua perempuan lain" ucap Coki sambil mengecup tangan Alesia cukup lama yang kini ada di wajah Coki karena tangan Alesia di cium Coki maka Alesia jadi sadar dan mencoba melepaskan ke dua tangan Alesia di wajah Coki

"Ka ka kamu ngomong apa" ucap Alesia sambil mencoba melepaskan tangan Alesia tapi Coki tetap ngga melepaskan tangan Alesia bahkan masih mencium tangan Alesia yang ada di wajahnya karena Coki memanfaatkan kesempatan yang ada untuk apalagi Coki sangat senang karena tangan lembut Alesia memegang wajah Coki walaupun tanpa sengaja karena Alesia yang melamun tadi

"Coki" panggil Alesia dengan nada lembut karena hatinya senang merasakan tangan Alesia yang di cium oleh Coki sementara Coki bahagia karena bisa mendapat belaian dari tangan Alesia di wajah Coki

"Mmmm" jawab Coki bergumam sambil tetap mencium tangan Alesia

"Lep lep lepasin aku soalnya aku mau ngerjain tugas kuliah" ucap Alesia terbata bata setelah Alesia mengatakan itu Coki tersadar dan mulai melepaskan tangan Alesia lalu Coki memeluk pinggang Alesia dengan erat

"Kan tadi kamu aku tanyain tugasnya diam aja belum jawab apa kamu terkesima dengan wajah tampan aku" ucap Coki menggoda Alesia sambil menaik turunkan alisnya

"Hah ng ng ngga koq tadi mungkin aku melamun memikirkan tugas kuliah yang banyak" jawab Alesia terbata bata dan salah tingkah menggaruk tengkuk yang tidak gatal dan mengalihkan pandangan dari wajah Coki mencari alasan tapi Coki yakin kalau Alesia melamun itu sedang memikirkan dirinya terlihat dari wajah Alesia yang salah tingkah dan pipi yang merona

"Alesia kamu ngga usah khawatir walaupun aku ganteng dan banyak yang suka aku akan tetap memilihmu menjadi istri aku" setelah mengucapkan seperti itu Coki langsung mencium leher Alesia

"Hah aku jadi istri kamu" jawab Alesia dengan mata membelalak dan mulut menganga sehingga refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena mendengar ucapan Coki dan serangan Coki yang tiba tiba mencium leher Alesia

"Mmmm aku mau ke toilet dulu" ucap Alesia mencari alasan supaya bebas dari Coki

"Aku temenin kamu" jawab Coki sambil menempelkan kepalanya di pundak Alesia

"Ng ng ngga usah aku bisa sendiri" ucap Alesia dengan terbata bata karena merasakan serangan dari Coki yang sekarang mencium bahu Alesia

"Tapi jangan lama lama yah soalnya aku rindu banget sama kamu" setelah mengatakan seperti itu Coki mencium kepala Alesia dan Alesia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban ucapan Coki

Lalu Alesia pergi dengan terburu buru saat Alesia pergi Coki melihat handphone Alesia tergeletak di atas meja lalu Coki mengambil handphone Alesia dan memanfaatkan situasi untuk mencatat nomor Alesia di handphone nya setelah mencatat nomor handphone Alesia di handphone nya Coki mengembalikan handphone Alesia di tempatnya

"Memang gue sama Alesia jodoh buktinya dengan gampang gue bisa dapat nomor Alesia tanpa repot repot meminta ke Alesia" gumam Coki dalam hatinya dan menyebabkan Coki tersenyum senyum sendiri Alesia yang baru datang melihat Coki senyum senyum sendiri bertanya tanya dalam hati saat Coki melihat Alesia datang Coki tetap masih dalam keadaan senyum bahkan sekarang senyum ke arah Alesia sehingga Alesia bertanya ke Coki

"Kenapa" tanya Alesia sambil memperhatikan penampilannya sendiri dari atas sampai bawah karena takut yang menyebabkan Coki tersenyum ke Alesia karena penampilan Alesia yang berantakan saat Alesia akan bertanya lagi Coki langsung menjawab pertanyaan Alesia

"Kamu cantik banget Alesia dan kamu sangat sempurna jadi ngga usah takut aku ngetawain kamu karena penampilan kamu yang berantakan" jawab Coki sambil masih tersenyum menatap ke arah Alesia

"Dari mana Coki tau isi hati gue yang takut Coki ketawa karena penampilan gue yang berantakan" gumam Alesia dalam hatinya sendiri sambil masih tetap berdiri di tempat tadi sehingga tanpa komando Coki menghampiri Alesia yang sedang melamun

''Alesia katanya mau ngerjain tugas mana tugasnya" ucap Coki yang sekarang berada di samping Alesia sambil memeluk pinggang Alesia

"Kenapa lo suka banget meluk pinggang gue secara tiba tiba'' ucap Alesia sambil melepaskan tangan Coki di pinggangnya

"Karena aku suka banget sama kamu tapi kalau kita sudah nikah aku bukan cuma meluk pinggang kamu tapi mencium" jawab Coki dengan menatap wajah Alesia serta tangan Coki masih memeluk pinggang Alesia tiba tiba kalimat Coki di potong Alesia

"Kata siapa kita jadi nikah kalau gue tetap ngga mau pernikahan itu tidak akan terjadi" ucap Alesia dengan ketus dan menghentak hentakkan kakinya

"Walau kamu ngga mau menikah sama aku tapi tetap kita akan jadi menikah lihat saja nanti" setelah mengucapkan kalimat itu Coki mencium bibir Alesia sekilas setelah Alesia sadar di cium bibirnya sekilas Alesia langsung mencubit tangan Coki

"Awwww sayang jangan di cubit dong tapi di elus aja" ucap Coki memegang tangan yang di cubit Alesia sambil menaik turunkan alisnya menatap Alesia

"Lo sering ngambil kesempatan buat cium gue termasuk lo cium bibir gue" ucap Alesia sambil memegang bibir yang baru di cium oleh Coki

"Kamu sering ngelamun memikirkan ketampanan aku sampai kamu ngga sadar mungkin kamu baru sadar setelah aku cium kamu apa kamu mau aku cium bibir kamu lagi" ucap Coki sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Alesia refleks Alesia akan menampar Coki tapi sebelum di tampar Coki berlari ke arah sofa dan duduk di sofa lalu Alesia ikut mengejarnya tapi karena lantai licin Alesia jadi jatuh ke atas tubuh Coki dan tangan Coki memeluk erat pinggang Alesia serta tangan Alesia memegang dada bidang milik Coki saat tubuh Alesia ada di tubuh Coki tanpa mereka sadari Ridwan dan Airin melihat kejadian tersebut Ridwan dan Airin saling tersenyum dan berpandangan melihat tingkah Alesia yang malu ke Coki saat Ridwan dan Airin di hadapan mereka

"Alesia apa kamu sudah ngga sabar ingin menikah sama Coki dan bikin anak sama Coki" ucap Airin terkekeh sambil melihat ke arah Alesia dan Coki bergantian Ridwan tertawa melihat ulah anaknya

"Ma ma mama kapan pulang" ucap Alesia terbata bata sambil berusaha melepaskan pelukan Coki di pinggangnya dan melepaskan tangannya di dada Coki lalu Alesia duduk di samping Coki

"Sejak tadi bahkan kita sempat melihat kalian seperti itu sepertinya kalian sudah ngga sabar buat bikin anak dan memberi cucu buat papa" ucap Ridwan sambil terkekeh dan menatap Airin yang ada di sampingnya Airin tertawa terbahak bahak mendengar kalimat Ridwan

"Ta ta tadi ngga" ucap Alesia terbata bata saat Alesia akan mengatakan bahwa tadi tidak di sengaja Coki memotong kalimat Alesia

"Iya om tante kita emang sudah ngga sabar pengin cepat menikah dan pengin cepat punya anak yang lucu kayak Alesia" jawab Coki menatap Airin dan Ridwan bergantian sambil tangan Coki memeluk pundak Alesia

"Alesia kamu jangan goda Coki terus kasihan Coki menahan hasrat ke kamu apalagi status kalian belum menikah" ucap Airin sambil membawa barang belanjaan di tangannya dan matanya menatap Alesia

"Ngga papa tante Coki suka kalau Alesia seperti tadi artinya Alesia suka sama Coki" ucap Coki sambil tangannya mengelus pipi Alesia serta Alesia matanya membelalak kaget dan terkejut dan mulutnya menganga reflek tangannya menutup mulutnya

"Coki maafin Alesia" ucap Ridwan serius sambil menatap Coki

"Ngga papa om tenang aja Coki senang Alesia bisa bersikap kayak gitu ke Coki" ucap Coki sambil memicingkan matanya ke arah Alesia

"Coki, Alesia tante mau meletakkan barang belanjaan dulu" ucap Airin sambil melangkah menuju dapur tiba tiba terdengar suara Alesia

"Mah biar Alesia bantuin" ucap Alesia hendak berdiri dari duduk mendengar kalimat itu Airin membalikkan badan menatap Alesia dan menjawab

"Mama bisa sendiri Alesia kamu temenin Coki aja kan ada papa yang bakal bantuin mama iya kan pah" jawab Airin sambil mengedipkan mata ke Ridwan sebagai kode untuk mau membantu Airin

"Alesia biar papa yang bantu mama supaya bisa emang kamu doang yang pacaran sama Coki" ucap Ridwan sambil melangkah menuju Airin dan langsung menggandeng tangan Airin lalu mereka berdua pergi meninggalkan Coki dan Alesia

"Kita juga bisa pacaran kayak mereka Alesia" pinta Coki sambil menangkup wajah Alesia untuk menatap wajahnya

"Gue ngga cinta sama lo" tegas Alesia dengan ketus sambil mengalihkan pandangannya dari Coki

"Coki keras kepala banget sudah jelas gue nolak dia" gumam Alesia sambil memegang rambutnya frustasi

"Aku yakin kamu bakalan jatuh cinta sama aku Alesia" Coki meyakinkan dirinya sendiri bahwa Alesia suatu saat akan mencintai Coki

"Aku ngga mau penolakan entah kamu mau atau tidak mau tetap akan menikah dengan aku Alesia sayang" tegas Coki sambil memeluk badan Alesia dan mencium kepala Alesia

"Terserah tapi kalau kita ngga jadi menikah kamu jangan kecewa karena" ucap Alesia dengan memutar bola mata malasnya

"Aku percaya kita tetap jadi menikah Alesia" ucap Coki tegas sambil tetap memeluk Alesia

"Terserah lo" ucap Alesia sambil mencoba melepas pelukan Coki di badannya