Mendengar semua cerita sedih dari Putri kesayangannya. Tuan Abraham benar-benar merasa dirinya sudah gagal mendidik putrinya. Karena bahkan putrinya tidak mendengarkan semua ucapannya kali ini. Tuan Abraham pun hanya bisa terdiam dalam seribu kebingungannya.
Rasa kalut dan takut terjadi sesuatu hal kepada sang putri. Tetapi jika dia terus-menerus mengajak putrinya berbicara maka itu pun tidak akan baik. Tuhan Abraham pun memutuskan untuk meninggalkan pintu kamar Sandara dan kini berjalan menuju ke arah meja perpustakaannya.
Sebagai seorang menteri bahkan dia bisa mengurus satu Negara. Dengan gampang memerintahkan anak buahnya mereka untuk melakukan hal apapun yang dia suka. Tetapi dia sendiri tidak bisa memerintahkan sesuatu hal yang tidak lazim karena urusannya dengan hati tidak bisa ditekan dengan jabatan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com