Pagi itu Sindi berusaha tenang di hadapan cucu-cucunya walau dalam hati merasa murka dengan ulah Wili yang seakan berdusta. Padahal kemarin mereka sudah bersepakat, Wili akan menuruti permintaan mamahnya. Namun kini semua hanya omong kosong saja bagi Sindi.
Sampai siang hari dimana waktu sudah menunjukan pukul sepuluh siang, Wili masih saja tak menampakan batang hidungnya di hadapan Sindi.
Wanita paruh baya itu semakin merasa geram. Dia sudah meminta Roy dan Carol menemuinya detik ini juga di kediamannya.
Menunggu dalam wakti belasan menit saja bahkan terasa lama saat isi dada tengah memanas bagai api yang tengah menyala-nyala.
Sampai akhirnya Carol datang lebih dahulu dibanding Roy. Dia sudah menghadap Sindi dan saat ini sudah duduk di sofa ruang tamu, tepat di hadapan Sindi.
"Apa yang terjadi, Tante? Kenapa tante meminta saya segera datang padahal ini kasih jam kantor." Carol bertanya dengan raut wajah penasaran. Penasaran saat melihat wajah Sindi yang menampilkan kemurkaan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com