Hendak saja Dira akan menekan ikon telepon di roomchat Abimanyu. Namun, panggilan lain mencegah jempolnya.
Dira mengernyit, Darka? Ada apa lelaki itu menelpon dirinya? Bukankah sudah jelas tadi sore kesepakatan antara mereka berdua?
Mau tak mau Dira mengangkat telepon dari Darka. Rasanya tidak enak jika Dira tolak. Nantinya bakal dikira membenci padahal tidak sama sekali.
"Assalamu'alaikum mas.. Ada apa?" Tanya Dira sopan.
"Waalaikumsalam. Belum tidur?"
Dan, sepertinya Dira ikut menikmati pembicaraannya dengan Darka malam itu. Mereka membicarakan hal-hal sepele. Tentang kesukaan dan ketidaksukaan yang Darka tanyakan secara iseng.
Sebenarnya Dira ingin sekali menanyakan mengapa Darka menelpon dirinya apalagi dengan durasi yang lama. Apa tidak apa-apa? Apa Darka ada masalah?
Nadira hanya bisa mengesampingkan pertanyaannya itu dalam benaknya. Ia percaya kalaupun sedang ada apa-apa Darka tak mungkin diam saja, lelaki itu pasti akan menjelaskan sesuatu pada Nadira.
***
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com