webnovel

Istriku, Kekasih Abangku

Autor: Setiga
Ciudad
En Curso · 10K Visitas
  • 27 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Ravi harus menikah! Namun kekasihnya, Risa, lebih memilih meninggalkannya demi mengejar karier sebagai model internasional. Di tengah kegalauan, Ravi memiliki ide gila untuk menikahi gadis yang selama ini dicintai oleh abang kandungnya sendiri. Masalah besar pun dimulai.

Chapter 11. Permintaan Ibu

"Nak ... ibu ada permintaan ...."

Ravi yang tengah menyuapi ibunya bubur ayam, mendadak menghentikan pergerakannya. "Ada apa, Bu?" tanya Ravi dengan senyuman lembut kepada ibunya.

"Nak ... ibu ingin melihat kamu atau abangmu menikah," pintanya dengan suara lemah. Ia terbatuk-batuk sebentar, lalu berusaha kembali berbaring dengan nyaman.

Saking terkejutnya, Ravi tak menyadari ibunya yang sedang kesusahan dan terbatuk-batuk tersebut. Ia benar-benar terkejut, hingga terdiam, berusaha mencerna kata-kata ibunya.

"Nak ... ibu mohon ...."

Ravi pun hanya tersenyum membalas permintaan ibunya. "Ibu ... Ibu sedang demam. Ibu jangan terlalu banyak berpikir, ya." Ia berucap lembut sambil menyuapi wanita yang paling dicintainya itu sesendok bubur.

Sudah semalaman ibunya mendadak demam, ia khawatir dengan kondisi beliau, walaupun terlihat hanya sakit demam biasa. Pikirannya pun menerawang jauh ke masa silam, ketika ia duduk di semester tiga bangku perkuliahan. Ayahnya juga secara tiba-tiba berkata, ingin melihat salah satu dari anaknya untuk menikah. Namun, ia maupun abangnya, Rava, tidak menghiraukan permintaan ayahnya tersebut. Lagian, waktu itu mereka merasa masih terlalu muda untuk menikah. Beberapa minggu kemudian, ayah mereka pergi untuk selama-lamanya saat menjadi imam salat Isya di rumah mereka. Padahal, ayah mereka sehat, tidak memiliki penyakit sama sekali.

"Nak ... apa permintaan ibu berlebihan? Kalian sudah dewasa, juga sudah mapan," ungkap ibunya mengiba.

Ravi terdiam, hatinya tidak sanggup melihat ibunya memohon seperti ini. "Baik, Bu. Ravi akan bicarakan dengan Rava. Ibu tenang saja, ya. Pasti kami turuti permintaan Ibu." Ia menggenggam lembut tangan ibunya dan merasakan suhu tinggi ibunya, yang menjalar ke telapak tangan. "Kita ke dokter ya, Bu," pintanya kemudian. Ibunya lagi-lagi hanya tersenyum, sambil menggeleng. Ia semakin khawatir, sudah berkali-kali ia mengajak ibunya untuk ke rumah sakit, tetapi ibunya tetap tidak mau dibawa ke rumah sakit.

Ravi menghela napas pelan. Ia tersenyum kecil, menutupi kekhawatirannya. "Baiklah, Bu. Ibu sekarang istirahat, ya. Ravi beres-beres dulu di dapur," ujarnya sambil menyelimuti tubuh ibunya. Ia pun berjalan keluar dengan pikiran berkecamuk. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan permintaan sang ibu. Ia memiliki kekasih, dan juga sudah mapan. Namun, permintaan beliau hanya terlalu mendadak. Ia belum berpikir untuk menikah sekarang karena berencana untuk menikah tiga tahun lagi.

Ia pun memasuki dapur, lalu segera membereskan sisa-sisa peralatan sehabis memasak tadi, dan mencucinya. Sesudah beres-beres, ia duduk di meja makan dan memulai sarapan pagi. Baru dua suap, ia langsung termenung. Jangan sampai hal yang sama terulang untuk kedua kalinya. Meski mengerikan, ia tidak bisa menepis perasaan bagaimana jika ini adalah permintaan terdalam dari ibunya yang harus segera dikabulkan? Akhirnya, ia mengambil ponsel dari dalam saku celana, mencari sebuah kontak dan menekan tombol memanggil.

"Assalamu'alaikum, Va"

Wa'alaikumussalam. Ada apa?

Suara dari seberang terdengar cuek dan angkuh. Ya, memang selalu begitu. Abangnya itu tidak pernah senang ketika ia menghubunginya.

"Va ... gue mau ngomong"

Cepet, gue belum salat Zuhur nih, baru keluar kelas.

"Ibu meminta salah satu dari kita untuk menikah."

Ravi menahan napas. Ia sudah menebak jawaban dari Rava, tetapi masih nekat untuk bertanya. Hening pun tercipta beberapa saat. "Va???"

Ya, sudah, lu aja yang nikah. Gak mungkin gue, 'kan? Jangan sampai lu ngecewain ibu.

"Tapi ... Va?"

Lu mau gue berhenti kuliah? Come on brother, this is Oxford. Hidup mati gue.

Ravi terdiam. Benar juga. Abangnya sedang berkuliah di luar negeri, dengan universitas yang bagus dan jurusan yang sudah ia minati selama ini. Tidak mungkin abangnya itu mau meninggalkannya begitu saja.

Gue bakal nikah, tapi setelah lulus dari sini. And you know, insyaallah setahun lagi. Gak mungkin gue nikah, 'kan? Waktu makan aja gue sambilin sama buat tugas. Ayolah! Bahkan, kalau iya lu jadi nikah. Gue gak punya waktu untuk ke Indonesia.

Ravi terdiam. Benar juga. Abangnya pasti sangat sibuk menyelesaikan program magister-nya di The Black Country tersebut. "Good luck, Va! Assalamu'alaikum."

Lu juga, good luck nyari istrinya. Ha-ha ... wa'alaikumussalam.

Ravi terdiam cukup lama. Ia tidak sengaja melihat layar ponsel yang menunjukkan hampir pukul delapan pagi. Ia harus bergegas pergi bekerja. Ada jadwal mengajar melukis untuk anak Taman Kanak-Kanak hari ini. Ia mempercepat makan, kemudian mencuci piring sisa makan sendiri. Tak lupa, ia berpamitan ke kamar ibu dahulu sebelum berangkat bekerja.

"Ibu ... Ravi tidak masalah, kok, jika harus libur bekerja."

"Jangan, Nak. Ibu sungguh tidak apa-apa." Walau berkata tidak apa-apa, tetapi ibunya itu terlihat pucat dan terbatuk-batuk kecil.

"Baiklah, Bu. Oya, Bu. Sebentar lagi, Bu Ati ke sini, Bu. Apa Ravi tunggu—"

"Tidak usah. Kamu langsung saja berangkat bekerja. Jangan terlalu mengkhawatirkan ibu," potong ibunya cepat.

Ravi berpikir sejenak. Ia ragu untuk meninggalkan ibunya, tetapi ibunya tersebut pasti akan marah jika mengabaikan ucapannya untuk tetap berangkat bekerja. "Baik, Bu." Ia mencium puncak kepala ibunya. Mengelus pelan, dan menciumi punggung tangan ibunya.

"Nak ... tolong pikirkan permohonan ibu, ya. Kamu bisa ajak kekasihmu Risa untuk menikah, karena Ibu tidak yakin kalau Rava mau pulang ke Indonesia," pinta ibunya sambil tersenyum penuh harap.

"Iya, Ibu sayang...." Ravi tertawa kecil. Permintaan ibunya sedikit membuat dirinya cemas. "Ravi berangkat kerja ya, Bu. Ibu cepat sembuh, kalau ada apa-apa, langsung telepon Ravi ya, Bu," ungkapnya lembut. Ibunya hanya tersenyum membalas ucapan anak bungsunya tersebut.

***

Saat ini, Ravi sedang bermenung di dalam mobil. Ia masih berada di parkiran halaman gedung Taman Kanak-Kanak, setelah tadi selesai melaksanakan tugasnya sebagai guru melukis kelas berbakat, yang ada di sana. Ia memang memiliki jadwal untuk melatih anak-anak melukis di Taman Kanak-Kanak sebanyak satu kali dalam seminggu. Taman Kanak-Kanak ini pun bukan sembarangan. Ini adalah salah satu Taman Kanak-Kanak terbaik di Indonesia, dengan anak-anak pilihan. Ravi yang merupakan lulusan terbaik di salah satu Institut Seni ternama di Indonesia, sangat mudah mendapat pekerjaan. Ia mengerjakan semuanya, mulai dari perancang grafis, ilustrator, kurator, sampai melatih melukis anak-anak di Taman Kanak-Kanak, dan bahkan, ia memiliki sanggar melukis miliknya sendiri.

Ravi cukup sukses di usia mudanya. Ia menjalani hari-harinya sama seperti lelaki sukses kebanyakan, ia benar-benar banyak bekerja dan berlatih. Hitung-hitung mengasah kemampuannya agar semakin membaik. Ia menolak bonus beasiswa S2 ke luar negeri untuknya--hadiah dari institut tempatnya menyelesaikan S1, karena berhasil menyelesaikan studi dengan predikat terbaik di kampus. Ia berpikir, jika dirinya keluar negeri, dengan siapa ibunya nanti akan tinggal. Ia tidak ingin ibunya di rumah sendirian. Ia sangat peduli dan menyayangi ibunya itu, apalagi sekarang hanya beliau satu-satunya orang tua yang dimiliki.

Sebenarnya, Ravi harus mengalah dengan abangnya yang sangat ingin kuliah di luar negeri. Tidak mungkin mereka berdua pergi dan membiarkan sang ibu hidup sendirian di rumah, walaupun beliau berkata tidak apa-apa. Munafik kalau ia bilang jika tidak ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Siapa yang tidak mau S2 gratis di Royal College of Art, Inggris? Itu impian terbesarnya. Namun, cintanya kepada keluarganya jauh lebih besar. Ia mengambil hikmahnya. Toh, dia sukses sekarang dengan berbagai pekerjaan yang dilakukannya. Setelah bermenung cukup lama, ia membenturkan kepala berkali-kali pada setir mobil. "Risa pasti gak mau," ungkapnya lemah.

Pasalnya, ia mengenal betul kekasihnya itu. Gadis cantik itu sangat berambisi menjadi model kelas dunia. Bahkan, dia pernah berkata kepada Ravi, bahwa dia tidak akan menikah sebelum wajahnya ada di halaman depan majalah bergengsi di dunia. Waktu itu, Ravi tersenyum saja sambil menyemangati gadis itu. Lagian ia yakin, dengan kemampuan yang dimiliki, gadis itu akan mampu mencapai impiannya. Namun ternyata, keadaaan sedang mendesaknya sekarang.

"Aku cinta Risa, selain dia, gak ada lagi gadis lain yang berani aku nikahi." Ia tampak berpikir. "Aku harus mencobanya." Ia pun segera menyalakan mobil menuju kafe tempatnya dan Risa sering menghabiskan waktu bersama. Tempat favorit sekaligus menjadi saksi awal mereka bertemu. Tak butuh waktu lama, ia pun sampai di halaman kafe.

Kafe bergaya estetik dengan bangunan minimalis putih-cokelat. Kafe ini terdiri dari dua lantai--lantai kedua berupa atap yang terbuka bebas--, dengan kaca-kaca transparan sebagai dinding. Ia pun segera menemui manajer kafe yang cukup akrab dengannya--karena sudah menjadi langganan sedari zaman kuliah. Ia merencanakan kerja sama, dengan menata kembali bagian atap kafe agar terlihat lebih romantis, hanya untuk hari ini.

Ia mengambil tempat di sudut dengan tambahan hiasan mawar merah dan lampu kecil-kecil. Bahkan, sepanjang anak tangga menuju atap, tersusun bunga mawar merah yang menjadi kesukaan Risa. Ia jadi teringat pertemuan pertamanya dengan gadis itu. Mereka bertemu di tangga ketika kaki Risa keseleo karena sepatu bertumit tinggi yang dipakainya. Ravi membantunya naik ke atas dengan memapahnya. Waktu itu, mereka sama-sama datang sendiri, sehingga memutuskan untuk duduk dan menghabiskan waktu bersama. Tak disangka, dari obrolan-obrolan itu, mereka merasa cocok dan nyaman satu sama lain, hingga hubungan mereka terus berkembang.

Ravi tersenyum, berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Ia telah menghubungi Risa, dan kekasihnya itu akan tiba setengah jam lagi. Ia sangat bersemangat.

También te puede interesar

Reinkarnasi Agen Khusus: Dewi Yang Maha Kuasa dari Transmigrasi Cepat

Dia adalah Aktris Terbaik yang baru dinobatkan di Lingkaran Hiburan sekaligus putri kedua yang lama hilang dari Keluarga Ye di Kota Kekaisaran, sebuah fakta yang diketahui semua orang. Putri tertua dari Keluarga Ye adalah Ketua Grup Fenghai; putra ketiga dari Keluarga Ye, seorang figur penting di Kota Kekaisaran; tetapi putri kedua yang ditemukan hanyalah sekadar hiasan dalam Lingkaran Hiburan. Ayahnya tidak mencintainya, ibunya tidak menghargainya. Namun, tidak ada yang tahu, di balik kedok seorang hiasan, dia adalah seorang Agen yang luar biasa yang menjadi masalah bagi kekuatan internasional! Tak terduga, dia membuat kesalahan, tertipu, dan secara tidak sengaja mengikat dirinya dengan sistem untuk menyelesaikan tugas dan menyerap energi. Sejak itu, dia mendominasi di semua alam semesta paralel, menulis ulang kehidupan tragis orang lain. Di mana pun dia berada, dia berkembang dengan mudah. Yang tidak dia duga, bagaimanapun, adalah bertemu dengan seorang figur penting dari kekuatan misterius… Ketika dia akhirnya memulihkan kekuatannya untuk kembali ke bentuk puncaknya, dia bisa melepaskan identitasnya sebagai putri kedua Keluarga Ye; dia bisa menolak warisan keluarganya. Namun, jika dia tidak memberikan perhitungan yang baik kepada mereka yang berkomplot melawannya, bagaimana dia akan memberi keadilan pada gelar Agen Utama yang dengan susah payah dia dapatkan? Saat identitasnya sepenuhnya terungkap, saat itulah dia akan bersinar! *** Satu seorang pemuda misterius yang luar biasa, yang lainnya adalah Agen Utama yang terkenal di dunia, inilah pertarungan antara dua tokoh yang tangguh. *** Judul alternatif dari novel ini termasuk "Pahlawan Wanita Sungguh Menakjubkan" dan "Pahlawan Sungguh Tampan". —【Menyegarkan】【Transmigrasi Cepat】【1v1】

Road of Flowers · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
393 Chs

Pernikahan Elite Penuh Cinta: Suami Licik, Istri Manis Penyendiri

Wen Xuxu adalah seorang wanita ulet, berbakat, cerdas dan berani yang diasuh oleh keluarga Yan pada usia empat tahun ketika dia kehilangan kedua orang tuanya. Dibesarkan untuk menjadi penerus konglomerat besar, Yan Rusheng adalah seorang pria penyendiri, cerdas dan sombong yang merupakan seorang bujangan paling dicari di ibu kota. Meskipun tumbuh bersama, keduanya seperti saling memperlakukan dengan buruk. Wen Xuxu mengecap Yan Rusheng sebagai seorang yang berengsek dan penakluk wanita, sementara di mata Yan Rusheng, Wen Xuxu adalah seorang wanita pemarah. Seiring waktu, mereka saling jatuh cinta, tetapi mereka tetap menyembunyikan perasaan mereka satu sama lain. Karena sebuah nasib, mereka dipaksa untuk menikah. Dan tidak diketahui oleh orang lain dan Yan Rusheng, Wen Xuxu telah menyembunyikan rahasia yang mendalam selama bertahun-tahun .... Kata kunci: Kekasih masa kecil, Penakluk Wanita, Penyendiri, Belahan Jiwa, Pernikahan Paksa, Anak Yatim, Sekretaris Adegan Manis: Tiba-tiba, Wen Xuxu mengulurkan tangannya untuk mencengkeram dan menarik pergelangan tangan Yan Rusheng dengan paksa. Yan Rusheng tertangkap basah dan dia kehilangan pijakannya. Dia jatuh di tempat tidur dan kemudian napasnya melambat. Tuan Muda Yan takut bahwa dia mungkin kehilangan kendali atas dirinya dan melakukan sesuatu pada Wen Xuxu ... wanita yang dibencinya. Oleh karena itu dia buru-buru mengangkat kepalanya. Tetapi dia belum sempat bergerak menjauh ketika Wen Xuxu mengulurkan tangan dan melingkarkannya ke leher Yan Rusheng. "Jangan pergi."

Wei yang · Ciudad
4.6
1998 Chs

Sisa Hidupku Adalah Untukmu

Yu Yuehan adalah seorang presiden direktur yang kaya, sempurna, dan tidak mudah didekati seperti orang kaya pada umumnya - pria terkaya di Kota H; tapi suatu hari, seorang bocah perempuan tiba-tiba muncul dalam hidupnya sebagai putrinya! Walaupun pria itu cukup yakin dirinya tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya, hasil tes DNA memastikan bahwa bocah itu adalah anaknya! Segera ia menjadi seorang 'papi' yang baik bagi bocah mungil itu, Xiao Liuliu. Dua tahun kemudian, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan, Xiao Liuliu menjadi sangat menyukai seorang perawat yang sedang dalam masa percobaan, Nian Xiaomu, yang dipekerjakan untuk merawat Xiao Liuliu. Nian Xiaomu memiliki kepribadian yang kuat dan tidak membiarkan siapa pun merundungnya. Terus-menerus khawatir jika ada yang akan mencelakai putrinya, Yu Yuehan selalu mengawasi Nian Xiaomu. Namun, putrinya yang terlihat baik dan manis di luar, diam-diam mempunyai rencana untuk ayahnya .... Waktu berlalu, Nian Xiaomu menunjukkan sisi yang memikat sedikit demi sedikit; dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Yu Yuehan tertarik pada wanita misterius ini .... Kata Kunci: Putri yang Misterius, Putri yang Manis, Tidak Mudah Didekati, Wanita Kuat Adegan yang manis: “Papi, Papi sangat tampan!” pipi Xiao Liuliu memerah. “Papi, aku mau digendong!” Xiao Liuliu merengek. “Papi, aku mau adik perempuan! Ayo cepat buat bersama Mami.” “Papi ....” Yu Yuehan berkata dengan ekspresi datar, "Aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun! Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak perempuan!?" “Apa Mami tidur dengan Papi tanpa Papi sadari?” Yu Yuehan: "…"

Stupa Demon · Ciudad
4.8
1546 Chs

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
400 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS