webnovel

Ini Salah Ya

Urbano
En Curso · 10.8K Visitas
  • 2 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

ini salah ya. silahkan mampir ke novel Azka yang lainnya. ada SUAMI PENGGANTI, JERAT CINTA TUAN MUDA ALVA, dan ada juga SUBSTITUTE HUSBAND (suami pengganti versi Inggris) yuk langsung mampir ke sana dan jangan lupa berikan dukungannya

Chapter 1Menyebalkan Namun Mengagumkan

Sembari menunggu waktu meeting di mulai, Kriss memanfaatkan waktu untuk memberitahu Rania apa saja yang harus dilakukan wanita itu. Dia juga memberitahu apa yag disukai dan tidak disukai oleh Alva agar gadis itu tidak melakukan kesalahan lagi.

Semua detail tentang Alva dan perusahaan, Kriss jelaskan kepada gadis itu dan Rania yang pintar tentu saja cepat tanggap dalam menangkap semua informasi yang disampaikan Kriss padanya.

"Bagaiman, apa ada yang tidak kamu mengerti?" tanya Kriss setelah selesai menyampaikan apa yang harus dia sampaikan pada gadis itu.

"Sudah, Tuan. Mudah-mudahan saya tidak akan membuat kesalahan yang akan menyebabkan Tuan Alva marah pada saya. Saya akan berusaha bekerja dengan sebaik mungkin," sahut Rania dengan senyum penuh semangat.

"Bagus, saya harap juga begitu. Ingat, kamu jangan banyak bertanya atau menentang apa pun yang Tuan Alva katakan. Lakukanlah permintaannya dengan sesempurna mungkin. Jangan sampai, Tuan Alva kembali membuatku pusing karena sekretaris yang tidak mengerti keinginan dari Tuan Alva," ucap Kriss memelas.

Apalagi, setelah ini Kriss akan kembali ke kantor milik Rifki. Jadi, dia harus memastikan semua yang ada di kantor Alva sudah berada di bawah kendali Alva sendiri. Bisa bahaya kalau sampai semuanya berjalan tidak sesuai keinginan Alva karena Kriss pasti akan kembali dibuat pusing oleh anak dari Rifki Abraham itu.

"Tenang saja, Tuan. Saya akan melakukan yang terbaik," sahut Rania penuh kesungguhan.

"Bagus! Ini yang saya harapkan dari kamu. Kalau begitu, saya akan kembali ke kantor Tuan Rifki sekarang. Kamu baik-baik di sini, ya. Jangan mengecewakan saya," ucap Kriss benar-benar mewanti-wanti Rania agar gadis itu tidak akan membuat kesalahan.

"Siap, Tuan. Terimakasih atas bantuannya."

Ceklek.

"Kriss, hari ini kau temani aku meeting. Aku tidak mau ditemani meeting oleh badut," celetuk Alva membuat Rania langsung menoleh dengan wajah yang begitu kesal.

"Ta-tapi, Tuan. Saya harus kembali ke …."

"Apa kamu ingin menolakku?" tanya Alva dengan tatapan yang begitu tajam.

"Ah tidak, Tuan. Mana berani saya melakukan itu. Baiklah, sesuai keinginan Anda, mari," ujar Kriss mengalah.

Rania yang melihat kelakuan Alva hanya bisa mendesah kesal. Tak pernah ada yang menghina riasan wajahnya selama ini, apalagi menyamakannya dengan badut.

"Sepertinya para sekretaris sebelumnya bukan hanya kena mental dari cara bekerja Tuan Alva yang perfeksionis tapi juga mulut berbisa nya itu," gerutu Rania penuh kekesalan.

 Namun, dari pada pusing memikirkan kelakuan Alva yang ajaib, Rania lebih memilih kembali fokus pada pekerjaannya. Biarlah apa pun yang laki-laki itu inginkan saat ini. Yang penting, selama Alva tidak memiliki perasaan yang menginginkan dia menjadi wanita spesial dalam hidup laki-laki itu, Rania rasa itu masih bisa dimaafkan.

Dengan cekatan Rania menyelesaikan semua pekerjaan yang Kriss limpahkan kepadanya. Dalam urusan bekerja memang Rania tidak memiliki cacat dengan keahlian yang sudah mempuni.

Tak pernah ada perusahaan yang Rania masuki dan mengeluhkan kecewa karena kinerjanya. Selain dari Rania yang selalu keluar dengan alasan ABCD padahal aslinya dia enggan memiliki hubungan lebih dengan Bos-nya.

****

Setelah hampir seharian bekerja sendirian dan menangani para karyawan lain yang ingin memberikan berbagai laporan pada Alva, akhirnya siluet tubuh laki-laki tampan itu terlihat juga.

Hanya saja, kini Alva pulang sendiri tanpa ditemani Kriss di sisinya.

"Heh, bawa semua berkas yang perlu akan periksa ke ruangan ku!" titah Alva menoleh sekilas pada Rania yang masih sibuk.

"Baik, Tuan," jawab Rania tidak ingin membentah apa pun yang dikatakan oleh Alva.

Wanita itu segera beranjak dengan setumpuk berkas di tangannya. Alva benar-benar tidak punya perasaan dengan hanya membiarkan dia membawa begitu banyak berkas sedangkan Alva sendiri melenggang masuk dengan tangan kosong.

Benar-benar sosok Bos yang tidak memiliki prikesekretarisan!

"Simpan semua berkas ini di sini!" titah Alva menepuk meja sebelah kirinya.

"Baik, Tuan," jawab Rania tanpa banyak protes.

"Hem, Oya apa kamu tidak memiliki uang untuk membeli baju yang pantas yang bisa kamu pakai bekerja?" tanya Alva tanpa menoleh sedikitpun pada Rania.

"Maksud, Tuan?" tanya balik Rania sudah kembali menahan rasa gondok di hatinya.

"Kenapa kamu masih bertanya maksud dari perkataan ku padahal kamu sendiri sudah tahu jawabannya. Dengar Rania, aku tidak suka jika ada karyawan yang memakai baju bayi sebagai kostum untuk bekerja di kantorku. Aku sangat menjunjung tinggi kehormatan wanita di sini jadi kamu sebagai wanita harusnya lebih inisiatif untuk melakukan itu!" sakras Alva begitu menohok.

"Lagipula, kalau kamu masih lajang harusnya kamu mengerti jika laki-laki yang mungkin ingin memilikimu sebagai pasangannya tidak akan rela berbagi keindahan tubuhku dengan orang lain! Kecuali, kalau yang laki-laki itu incar hanya selangkanganmu saja! Buatlah dirimu semahal mungkin agar tidak ada laki-laki yang bisa merendahkan mu!" lanjut Alva bagaikan tamparan yang begitu keras untuk Rania.

"Iya, Tuan. Saya janji besok tidak akan memakai rok lagi," sahut Rania dengan suara tercekat menahan segala sesak di dadanya.

"Bagus! Pergilah dan kerjakan semua pekerjaan mu dengan baik," usir Alva tidak ingin Rania terlalu lama di ruangannya.

"Baik, Tuan. Permisi."

Rania segera melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Alva. Pikirannya terus tertuju dengan perkataan Alva barusan.

Meskipun Rania masih berpakaian sewajarnya tapi bagi Alva itu masih terbuka dan tidak pantas Rania kenakan.

Cara Alva menghormati wanita sedikit banyak menyentuh hati Rania. Sungguh, ini baru pertama kalinya ada laki-laki yang mengingatkan betapa berharganya seorang wanita.

"Sepertinya aku akan sangat betah bekerja di sini," gumam Rania sembari menghempaskan bokongnya untuk duduk dengan nyaman di kursi.

Setitik rasa kagum tumbuh di hati Rania untuk Bos barunya itu. Dengan harapan di hatinya jika memang Alva sebaik yang dia sangka.

"Hey, gimana hari pertamamu berkerja di sini? Apa Tuan Alva puas dengan pekerjaannmu?" tanya seorang wanita yang tadi pagi sempat satu lift dengan Rania.

"Puas, kok. Memang kenapa?" tanya Rania dengan mata memicing.

Entah hanya perasaan Rania saja yang sensitif atau memang kenyataannya seperti itu. Rania merasa wanita di hadapannya begitu tidak suka dengan kehadirannya.

"Baguslah! Aku harap kamu betah bekerja di sini. Jangan membuat ulah yang akan membuat Tuan Alva menendang mu. Kau tentu tahu jika Tuan Alva tidak suka debgan orang yang mudah membangkang perkataannya!" ucap orang itu penuh penekanan.

"Tentu, aku tidak akan membuat diriku di pecat di hari pertama bekerja. Jadi, aku akan melakukan segalanya sebaik mungkin. Terimakasih sudah mengingatkan aku," ucap Rania tulus.

"Sama-sama. Aku hanya tidak ingin Tuan Kriss kembali kelimpungan harus mencari sekretaris pengganti," sahut orang itu langsung masuk ke ruangan Alva dengan membawa berkas di tangannya.

  

También te puede interesar

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urbano
Sin suficientes valoraciones
468 Chs

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Urbano
5.0
529 Chs

THE JERK & PERVERT GIRL

21+ BDSM ALERT Boleh dibaca asal tidak menirukan adegan di dalamnya secara sembarangan *** Sebelum menyimak cerita ini yuk dukung Aya Liliput dulu dengan cara: 1. Tap love di akun Webnovel AyaLiliput2 2. Follow Instagram aya_liliput dan ayaliliput2 3. Kepoin novel Aya Liliput yang lain di aplikasi Google Play Book *** Bella memposting foto Vincent yang lagi-lagi bertelanjang dada, di gambar kedua Ia memposting foto wanita seksi yang wajahnya disensor kemudian memberi caption,  "I wanna come and cum to you." Ratusan komentar membanjiri postingannya dalam hitungan menit. Bella kembali memposting foto lain di akun yang berbeda. Semua konten tidak senonoh yang berpotensi menjatuhkan nama Vincent. Masih ada ratusan caption yang Bella buat untuk menghancurkan nama Vincent. Hari liburnya benar-benar berfaedah, Ia tersenyum puas. "Hahaha I'm the devil, you see?" Caption di foto Vincent yang Bella edit memegang botol vodka. *********** Tidak mudah bagi Aron untuk mengiyakan keinginan gadis di depannya begitu saja. Ia baru mengenalnya meskipun terhitung sudah dua kali membuktikan bahwa gadis itu benar-benar submissive. "Aku… aku ingin mewujudkan fantasi-fantasi yang ada di pikiranku. Aku ingin mengeksplorasi duniaku ini lebih luas," ujar Bella. Tentu saja kebanyakan orang yang memiliki ketertarikan terhadap dunia ini akan menjawab seperti itu. "Tidak ada pikiran kalau ternyata Kau menginginkan scene untuk memvalidasi bahwa dunia BDSM ini ada?" "Sebenarnya justru lebih ke memvalidasi apakah aku benar-benar into BDSM atau tidak, sih," jawab Bella. Bella sudah membuktikan bahwa lelaki di depannya adalah sang dominan. Aron menahan tawanya. "Lalu Kau ingin membuktikannya denganku? Mengapa Bella?" "Karena aku percaya padamu, Kak." *******

AyaLiliput2 · Urbano
5.0
345 Chs

APOYOS