"Bagaimana bisa kau melamar seorang wanita di atas balkon dengan wajah seperti sedang menahan sembelit, hah?"
Apa katanya? Menahan sembelit?
Mika mengerutkan kening, "Apa wajahku saat itu benar-benar seperti itu? Menahan sembelit?"
Tawa Atha semakin kencang dan Mika tahu kalau dirinya sudah dibodohi untuk yang kesekian kali.
"Aku yakin Inggrid pasti sangat kaget dan syok saat itu, tapi untungnya dia tidak pingsan."
Atha benar-benar tidak habis pikir dengan adik lelakinya. Di mana-mana kalau orang mau melamar itu di tempat yang romantis, paling tidak dia harus mengajaknya makan malam di restoran mewah. Bukan di balkon!
"Mau aku beri saran?"
Mika hanya melirik, dia tidak mau masuk ke dalam perangkap Atha untuk yang ke— Mika sudah lelah menghitung.
"Jangan konyol!"
Atha meringsek ke arah pria itu, "Aku serius!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com