webnovel

HSDxD : The Power of Wildcard

Fan-fic komik
En Curso · 50.2K Visitas
  • 14 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS

What is HSDxD : The Power of Wildcard

Lee la novela HSDxD : The Power of Wildcard escrita por el autor Zeref_Pendragon publicada en WebNovel. INI ADALAH NOVEL TERJEMAHAN! Jadi saya mati dan bereinkarnasi di dunia DxD dengan kekuatan dari salah satu game favorit saya. *Saya buruk dengan ringkasan *Saya tidak memiliki apa pun kecuali OC saya ...

Resumen

INI ADALAH NOVEL TERJEMAHAN! Jadi saya mati dan bereinkarnasi di dunia DxD dengan kekuatan dari salah satu game favorit saya. *Saya buruk dengan ringkasan *Saya tidak memiliki apa pun kecuali OC saya dan cerita ini.

También te puede interesar

Villain's Fate: Rise of the Conqueror

Transmigration… ah! The dream of every reader and gamer out there. Cultivation, system, or what else, say it they like it. But ever wondered how it would be like to transmigrate and enter the body of the ultimate villain with a sob story? -- Marcus Oliver was a greedy government official who worked as a customs examiner. He often receives money under the table and doesn’t feel a bit guilty about it. Though if you were to ask him, he would just tell you that he’s merely going with the flow. It’s not that he’s ‘corrupt’, but it’s just how things have always been. Besides, it’s not his fault that private citizens keep on asking him favors. Anyway, he makes heaps of money everyday affording him to live the life of a bachelor with lots of money. Almost everything was already within his grasp, but sometimes when things are too easy, it becomes monotonously boring. Nowadays, only reading webnovels somewhat gives his life a spark and because of that, all he ever daydreams about was getting transmigrated with a golden thumb. Then one particular day, his dream finally came true. -- Prince Cavil Alexander Louis was the ultimate villain of the series, the rise of a hero. He was gifted with tremendous power that his mother died when she gave birth to him. Meanwhile, his power-hungry father saw him as the perfect tool to conquer and expand his kingdom to an empire. Cavil was a gentle soul. He would never even kill a bird if it were only up to him. However, his father would not have that. To learn viciousness, his father trained him all too well. Then one day, his father killed his lover in front of him and rage consumed him. His power went out of his control and he accidentally killed his own father. From that day onwards, he was labelled as the ruthless monster. Cavil suffered from self-blame, and just wanted to find peace for himself. However, his notoriety has already reached far and wide. Aside from that, the allied kingdoms wanted revenge for the purges he did in the past. Thus, the rise of the heroes. Anyway, his soul was eventually corrupted, and he became the ultimate villain of the story. In the end, like all other villains, he was met with a tragic ending. -- What do you think will Marcus do when he figures that he actually transmigrated into Cavil’s young body? Join him to find out! PS cover pic art not mine just got from google.

champilyn · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
4 Chs

Vanessa Lynx

“Tidak peduli seburuk apa kita di mata mereka dan bagaimana mereka merendahkan kita, apapun yang terjadi di masa depan akan bergantung pada pilihan-pilihan kita. Bukan orang lain. Jadi biarkan saja. Jangan dengarkan mereka.” -Raihan- Raihan adalah penyelamat hidupku yang pertama. Ketika usiaku 15 tahun dan aku hampir mati rasa. Waktu itu, tidak ada kehangatan dalam duniaku. Semuanya membeku. Sejauh mata memandang, aku hanya melihat warna hitam dan abu-abu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di dunia yang seperti itu. Sampai suatu hari Raihan datang mengulurkan tangan padaku. "Apa kau keberatan jika aku menjadi temanmu?" tanyanya. Aku menggeleng samar dan kami pun menjadi teman. Sejak saat itu, dunia tempatku tinggal tidak lagi menyeramkan. Pelangi bermunculan setelah hujan. Kunang-kunang beterbangan, dan dunia yang gelap itu pun berubah menjadi tempat yang sangat nyaman. Terang, hangat, dan penuh warna. Sayang, kehancuran datang disaat yang paling tidak kuinginkan. Telalu cepat bahkan sebelum aku bisa bersenang-senang. Raihan menghilang dan semua lampu di duniaku padam. Lalu aku dipaksa untuk melanjutkan hidup dalam kegelapan. Sendirian. Waktu berlalu dan aku mulai terbiasa dengan keadaan –kegelapan, dan kesendirian. Sampai suatu ketika seseorang datang dan mengajakku untuk melihat dunia luar. Aku menolak. Aku memilih untuk tetap tinggal di dunia yang gelap berteman kesendirian. "Kenapa?" tanyanya. Tapi aku hanya diam. Bukan karena aku tidak mau melihat dunia yang dia ceritakan. Dunia luar yang indah dan banyak teman. Tapi aku takut melangkah ke luar. Jika nanti aku mengiyakan ajakannya dan menjadi nyaman berada di luar, aku takut kejadian sebelumnya akan terulang. Aku takut dia menghilang dan meninggalkanku sendirian. Seperti Raihan yang mengubah duniaku menjadi lebih menyeramkan. "Meskipun nanti ketika aku tidak ada, kau tidak akan sendirian. Kau akan menemukan banyak teman di sana." Bujuknya. Aku berpikir cukup lama untuk memutuskan. Tapi akhirnya aku menyetujui ajakannya. Aku melangkah ke luar, meninggalkan dunia yang gelap tanpa kehangatan. Dunia tempat aku mengjalani hidup sendirian. Seperti sebuah festival perayaan, dunia di luar sangat meriah. Ada banyak makanan dan minuman. Udaranya hangat dan wangi. Orang-orang pun menyanyi dan menari mengikuti alunan musik yang menggema di sana-sini. Aku suka tempat ini. “Kau tidak sendiri lagi sekarang.” Ujar seseorang yang mengajakku ke dunia luar. “Kau tidak harus menahan semua beban sendiri. Kau bisa berbagi dengan teman-temanmu di sini.” Aku tersenyum. Merasa sangat bersyukur karena memilih untuk pergi dari duniaku yang gelap dan beku. Di duniaku yang baru, hari-hari terasa begitu panjang dan nyaman. Aku sama sekali tidak merasa lelah meski harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu yang bersamaan. Aku memiliki banyak teman yang siap mendengarkan keluh kesahku. Mereka bahkan tidak keberatan jika aku meceritakan tentang masa laluku. Sayangnya, aku belum siap untuk itu. Aku tidak ingin mereka tahu bagaimana aku menjalni kehidupanku di masa lalu. Sendirian, dalam kegelapan. “Kau tidak perlu terburu-buru. Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kau mau.” Kata seseorang itu. “Untuk apa?” “Untuk sembuh dari luka-luka lama.” Aku pun mengagguk setuju. Lambat laun aku mulai jatuh cinta dengan dunia baruku. Di sampingku, ada seseorang yang selau mengkhawatirkanku dan dia menjagaku dengan baik. Dia adalah seseorang yang mengajakku ke luar dari dunia lamaku yang gelap dan beku. Aku menyukai kehidupanku yang baru. Tentu saja, sebelum kematian merenggut semua kebahagiaan dariku. Saat aku mulai mempercayai teman-temanku dan hampir membuka diri pada duniaku yang baru.

Vanessa_Lynx · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
2 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

Más sobre este libro

General Audiencesmature rating
Reportar