webnovel

Hemlock : The land of werewolves

Cecile adalah seorang putri dari kepala suku. Suatu hari ia bertunangan dengan saudagar kaya atas kehendak ayahnya sampai membuat nya lari dari rumah. Pelarian nya membawa beberapa pengalaman baru untuk nya tentang kedekatan nya dengan seorang pria asing yang bernama Arthur walau hanya sesaat. Akankah sesaat itu menjadi hubungan yang dekat? Ini adalah kisah tentang negri manusia dan negeri manusia serigala. Manusia serigala empat musim, seperti apa itu??? Slow update!

Happy_autumn · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
37 Chs

Ternyata..secepat ini kita bertemu kembali!

"Baiklah sekarang kita sudah impas! Kau sudah menolong ku semalam dari kejaran orang-orang dan sekarang aku juga sudah membantu mu melarikan diri"

"Kita berpisah sampai disini!"

Arthur mengatakan kata perpisahan dan pergi.

Setelah beberapa langkah menjauh, Arthur berbalik sebentar. Mengangkat tangannya ia melambai kearah sesaat kearah Cecile. Wajahnya yang tampan itu mengembangkan senyum yang cerah.

Cecile dapat melihat mata birunya berkilau dengan indah dibawah biasan matahari.

Sekarang cuaca sudah cerah kembali. Sekumpulan awan hitam kelabu sudah beranjak. Membiarkan langit biru yang menyenangkan unjuk diri. Bersama sekumpulan awan putih seperti kapas. Mereka tampak menyenangkan di pandang mata.

Mengangkat tangannya, Cecile membalas lambaian pria itu, dengan seulas senyuman yang tulus terlukis diwajahnya. Ia mencoba bertindak dengan ramah sama seperti pada saat pertemuan pertama mereka di malam festival akhir tahun.

Bagaimanapun juga, mungkin pria itu adalah teman pertamanya yang pernah ia miliki selain sepupu perempuannya Anne.

Walau hanya dari pertemuan yang tak terduga, perkenalan yang sangat singkat dan meskipun itu hanya singgah sebentar dan segera pergi kembali.

Arthur kemudian berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya. Hingga perlahan postur tinggi tegap itu tenggelam dalam keramaian orang-orang.

Cecile meraih tasnya ke pundak dan kembali melanjutkan pelariannya. Ia sangat yakin sekelompok anggota keamanan suku Zeath masih berkeliaran disekitar sini untuk mencarinya.

Tiba-tiba suara bergemuruh datang dari perutnya. Ia belum sarapan pagi dan roti yang diberi Arthur padanya itu tertinggal dikamar penginapan. Pada akhirnya Cecile memutuskan untuk menemukan warung kecil atau kedai roti disekitar sambil melanjutkan pelariannya.

Bergabung dalam keramaian pasar dan berdesakan dengan orang-orang banyak. Cecile terus mengedarkan pandangannya untuk menemukan tempat yang menjual makanan.

Kebanyakan tenda-tenda disekitarnya itu menjual sayur-mayur segar dan barang mentah lainnya. Melangkah lebih jauh kedalam, Cecile menemukan tenda-tenda yang menjual pakaian dan aksesoris wanita.

Lama ia berjalan, Cecile sama sekali tidak menemukan tempat yang menjual makanan. Padahal perutnya sudah sangat lapar, ia tidak pernah terlambat makan sebelumnya jadi akan sangat sulit untuk beradaptasi dengan situasi ini.

Dan ia juga tidak pernah berjalan kaki berjam-jam lamanya seperti ini. Dibawah sinar matahari yang mulai tegak. wajahnya yang tampak kelelahan itu memucat dengan titik-titik keringat.

Pada akhirnya Cecile memilih untuk berjongkok di sebuah gang yang kosong dan beristirahat sejenak disana.

Gang itu sempit dan sedikit kumuh. Banyak sampah yang berserakan disana.

Cecile dapat menghirup aroma tidak sedap yang sedikit mengusik Indra penciumannya. Ia pun menjepit hidungnya yang mancung karena tak tahan.

Wajahnya menengadah ke langit. Merenungkan lukisan biru putih yang menawan diatas sana.

Segerombolan awan putih dengan berbagai bentuk yang tampak kompatibel Dengan birunya langit.

Matahari tidak lama lagi akan berada dipuncak. Saat ini sinarnya belum terlalu terik untuk membakar kulitnya. Tapi itu tidak akan lama lagi akan tegak dan pasti akan sangat panas.

"Sampai kapan aku terus melarikan diri seperti ini?" Gumamnya kemudian.

Mungkin Anne benar, untuk gadis rumahan sepertinya yang minim pengalaman tentang dunia luar maka tidak akan mudah beradaptasi dengannya.

"Ha..ha... gadis dalam lukisan ini terlihat cantik"

"Apa imbalan jika kita menemukan gadis itu?"

"Ah kalau aku persetan dengan imbalan! jika aku bertemu dengannya, maka yang ingin aku lakukan adalah menikmati tubuhnya"

"Ha..ha.."

Cecile menemukan segerombolan pria berbadan besar dan kekar menuju ke gang tempatnya beristirahat.

Mereka ada yang gemuk dengan kepala botak dan ada yang kurus dengan tinggi seperti tiang.

Ada botol minuman keras ditangan mereka. Salah satu dari mereka ada yang memegang selembar kertas kuning sambil memandanginya penuh minat.

Juga ada dari mereka yang mengayun-ayunkan kantung berisi kepingan uang dengan tampang puas diwajah.

Mereka tampak membicarakan sesuatu dan tertawa. Cecile berhasil menangkap beberapa dari isi pembicaraan itu dan tak sanggup menutupi ketakutannya. Padahal ia baru saja mewaspadai hal yang seperti ini, tapi sekarang ia malah berhadapan dengan itu.

Berusaha tetap tenang, Cecile perlahan bangkit. Menahan nafasnya, ia perlahan melangkah setapak demi setapak untuk melarikan diri dari tempat itu.

Setiap pijakannya ia lakukan dengan sangat halus, berusaha untuk menghindari menghasilkan suara sekecil apapun.

Krak!

Tapi siapa yang menduga ia tanpa sengaja akan menginjak sekumpulan kerikil.

"Siapa disana?"

Dan pada akhirnya usahanya berakhir sia-sia. Ia ketahuan.

Saat ini Cecile rasanya ingin menangis dengan keras. Tadi pagi ia hampir saja tertangkap. Lalu ia gagal menemukan tempat untuk membeli beberapa makanan dan sekarang ia malah terjebak dengan sekawanan orang-orang kasar ini.

"Wah ternyata itu adalah seorang gadis kecil!" Seru seorang yang berbadan besar dan berkepala botak. Kemudian pria gemuk itupun terkekeh.

"He..he.."

"Gadis..apa yang kau lakukan dikawasan kami? ingin mengajak kami bermain hem?" Itu adalah pria pendek dengan perut buncit yang berbicara.

Cecile dapat melihat tampang wajahnya yang menatap kearahnya penuh nafsu. Dengan panik Cecile menggeleng kan kepalanya, lalu melangkah mundur.

"He..he..he..gadis ayo datang kemari" Itu terdengar main-main dan memuakkan.

"Tidak perlu takut, kami akan memperlakukan mu dengan lembut" Sangat cabul dan Cecile ingin sekali muntah.

"Sebentar!"

Seru seorang pria kurus dengan tinggi seperti tiang. Ia memegang kertas kuning ditangannya, melihat sekilas padanya lalu kembali melirik pada kertas kuning itu. Seketika matanya membulat tak percaya.

"Dia adalah gadis yang ada dalam lukisan" Katanya kemudian dengan tampang terkejut. Ia menunjuk-nunjuk poster ditangan nya dengan rasa tak percaya.

"Apa? jadi dia adalah gadis yang baru saja kita bicarakan" Sahut yang lainnya. Mereka sama terkejutnya mendengar hal itu.

"He..he.. keberuntungan kita memang sangat baik"

Dan sekelompok orang cabul itu semakin dekat kearahnya. Beberapa dari mereka melempar botol anggur ke tanah, mematahkan leher lalu menatap penuh nafsu kearah Cecile.

Tanpa berpikir lebih jauh. Cecile segera berlari. Tidak peduli rute apa yang ia ambil. Saat ini yang terpikirkan olehnya adalah keluar dari gang kotor ini dan menjauh dari sekumpulan orang cabul itu.

Dan orang-orang itu tidak membiarkan nya pergi begitu saja. Mereka dengan cepat mengejar Cecile yang sudah menjauh.

Cecile terus berlari dan merasa panik. Tapi perlahan ia mengatur emosi nya untuk lebih tenang. Detak jantungnya berdegup kencang dan deru nafasnya tersengal-sengal.

Tidak ingin menyerah dengan mudah. Cecile mengerahkan seluruh kekuatannya untuk berlari lebih keras. Hingga akhirnya ia berhasil pergi lebih jauh dari kejaran gerombolan orang cabul itu dan berhasil keluar dari gang.

Tak berhenti disitu Cecile masih terus berlari. Karena ia tau mereka masih belum berhenti mengejarnya.

Setelah berputar-putar dari lorong ke lorong. Akhirnya ia berhasil menelusup kedalam pusat keramaian pasar.

Sekelompok orang itu merasa sangat marah karena gagal memperoleh apa yang mereka inginkan. Mereka tidak mungkin menangkap gadis itu dalam keramaian orang-orang. Sebagai bentuk ketidakpuasan, akhirnya mereka berteriak untuk mengungkapkan indentitas gadis itu.

"Orang-orang lihat disana!"

Seruan mereka yang keras berhasil mencuri pusat perhatian. Dan menghentikan aktivitas para penjual dan pembeli. Keadaan pasar seketika menjadi hening. Ribuan pasang mata segera berpusat pada apa yang ditunjuk oleh mereka.

"Itu adalah putri dari kepala suku Zeath yang ada dalam lukisan yang tersebar"

"Dia adalah gadis yang lukisannya tersebar luas sampai ke seluruh penjuru negeri Whitackrest"

"Siapa yang berhasil membawanya pulang kepada kepala suku Zeath, maka akan memperoleh tiga ribu keping emas"

"Jika tidak percaya, lihatlah pada poster lukisan itu!"

Cecile merasakan sepasang lututnya melemah. Berhenti berlari ia sedikit membungkuk dengan tangan menekan kedua lututnya. Ia bernafas dengan terengah-engah.

Mereka para penjahat itu sudah mengungkap kan identitas nya. Sekarang ia sudah menjadi pusat perhatian orang-orang.

Sebenarnya Cecile baru saja mengetahui bahwa ayahnya sudah menyebarkan poster gambar wajahnya hingga ke seluruh penjuru negeri Whitackrest. Dengan imbalan tiga ribu keping emas bagi siapa yang berhasil membawanya pulang.

Itu bukanlah nilai yang kecil. Mereka yang berada dalam kalangan sederhana pasti akan sangat mengincar ini.

Cecile tidak mengira ayahnya sangat berjuang keras untuk menemukan nya kembali. Ada rasa haru yang menelusup kedalam hatinya. Cecile sadar bahwa ayahnya yang otoriter itu sesungguhnya sangat menyayangi nya.

Tapi meski begitu Cecile menolak untuk pulang sekarang. Ia mungkin akan pulang setelah menemukan seseorang yang dicintainya. Lalu seseorang itu akan diperkenalkan pada ayahnya.

Bagaimanapun Cecile menolak bertunangan dengan Edwin. Bagaimanapun pria itu adalah cinta pertama sepupu perempuannya. Selain itu ia juga menolak untuk bersama dengan seseorang yang tidak dicintainya.

"Itu benar! itu adalah gadis yang didalam poster" Seru salah seorang dari keramaian pasar.

"Ayo kita tangkap!"

"Tiga ribu keping emas? ah itu adalah mimpi ku disiang bolong! Tapi kini terasa nyata tepat didepan mata ku"

Dan tepat ketika orang-orang itu mulai menyerbunya. Segerombolan orang berjubah bulu hitam dan coklat membelah pusat keramaian pasar.

Mendadak Cecile merasakan hembusan nafas hangat seseorang, membelai wajahnya . Dan itu sedikit terasa familiar.

Menoleh kesamping, Cecile terkejut. Mata coklatnya terus bertemu pandang dengan bola mata biru seperti kristal.

Itu adalah...

"Ternyata..secepat ini kita bertemu kembali!"

___