webnovel

Hemlock : The land of werewolves

Cecile adalah seorang putri dari kepala suku. Suatu hari ia bertunangan dengan saudagar kaya atas kehendak ayahnya sampai membuat nya lari dari rumah. Pelarian nya membawa beberapa pengalaman baru untuk nya tentang kedekatan nya dengan seorang pria asing yang bernama Arthur walau hanya sesaat. Akankah sesaat itu menjadi hubungan yang dekat? Ini adalah kisah tentang negri manusia dan negeri manusia serigala. Manusia serigala empat musim, seperti apa itu??? Slow update!

Happy_autumn · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
37 Chs

Ia sudah banyak menyumbangkan darahnya untukmu seharian ini

Cecile membuka matanya hanya untuk menemukan ruangan dingin dari batu dengan pencahayaan kuning dari batangan lilin. Ada aroma lavender yang menguasai tempat ini.

Setelah kesadarannya sepenuhnya pulih. Cecile akhirnya tau saat ini ia sedang berbaring di atas dipan keras. Itu seperti terbuat dari batu. Melirik kesamping ada seseorang yang duduk sambil memejamkan mata.

Tubuhnya bersandar ke dinding. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Sedikit mengangkat matanya. Cecile merasa seperti apa yang baru saja dilihatnya adalah mimpi.

Itu adalah pria tampan dari malam festival akhir tahun. Pria dengan pesona main-mainnya yang pernah melompat kekamar penginapan nya dimalam hari. Dan pemilik mata biru seperti kristal yang tak akan pernah ia lupakan.

"Arthur" Bibirnya terbuka menyebutkan nama pria itu.

Pria yang saat ini masih tidur dalam posisi duduk. Wajahnya yang tampan lebih halus dan tenang. Cecile dapat mendengar deru nafasnya yang pelan menggema di udara yang sunyi. Pesona nya bahkan tidak hilang meski pria itu tertidur pulas.

Meringkuk kedua sudut bibirnya Cecile tak dapat menahan senyum. Jika ini adalah mimpi. 'Aku sungguh tidak tahu kenapa aku bisa memimpikan nya' .

"Kau sudah sadar?" Suara seorang pria yang muncul didepan nya membuat Cecile berpaling.

Dalam pencahayaan kuning dari lilin yang berpendar di ruangan. Cecile dapat melihat sosok itu dengan jelas. Seorang pria dengan rambut tergerai panjang sebahu. Itu bewarna putih keperakan. Mengkerut kan dahinya Cecile menatap kearah pria itu.

Cecile sama sekali tidak mengenal pria ini. Kenapa ia kedatangan pria asing dalam mimpinya?

"Bagaimana perasaan anda sekarang? Apakah tubuh anda jauh lebih baik?"

Lipatan di dahi Cecile semakin dalam. Pria ini menanyakan kondisi nya? Sebenarnya ia sedang bermimpi atau tidak?

Clive melihat gadis itu yang sedikit linglung. Ia berpikir sepertinya gadis ini sama sekali tidak mengerti situasinya.

"Anda kehilangan kesadaran anda seharian ini. Temanku yang membawa anda kemari. Apakah anda sama sekali tidak ingat apa yang baru saja menimpa anda hari ini?"

Mendengar pernyataan itu Cecile kembali memutar memorinya kebelakang. Dan pada akhirnya ia ingat. Ia baru saja memenuhi pertukaran bola mata dengan gadis penunggu hutan. Setelah pertukaran itu ia kehilangan kesadarannya.

Dan Pria ini mengatakan bahwa temannya yang membawanya ketempat ini. Jadi apa itu Arthur?

Dan semua ini bukanlah mimpi?

Cecile dapat merasakan tubuhnya masih terasa lemah. Ia bahkan sama sekali tidak bertenaga untuk bangun.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku?"

Apakah ini ada kaitannya dengan pertukaran bola mata itu? Tapi bukankah gadis penunggu hutan itu mengatakan bahwa pertukaran itu sama sekali tidak akan menyakitinya?

"Anda bertanya apa yang terjadi?" Clive berbalas tanya. Suaranya tenang seperti biasa.

Cecile mengangguk kan kepalanya mengiyakan. Sebenarnya ia tidak terlalu mengerti dengan situasinya. Bukankah pertukaran itu hanya bola mata? Tapi saat ini matanya baik-baik saja. Lalu kenapa tubuhnya sangat lemah.

"Biarkan temanku yang menjelaskan pada anda setelah ia bangun" Clive menolak berbicara lebih jauh. Biarlah Arthur yang menjelaskan nya nanti pada gadis itu. Walau sesungguhnya ia saja tidak cukup mengerti tentang apa yang terjadi. Ia hanya mengetahui sebatas pertukaran kekuatan 'Peralihan Mawar'. Dan tidak lebih dari itu.

"Dan berterimakasih lah pada temanku" Lanjut Clive.

Tanpa pengingat dari pria itu tentunya Cecile akan berterima kasih kepada penolongnya.

"Ia sudah banyak menyumbangkan darahnya untukmu seharian ini"

Setelahnya Clive pergi menuju bilik kamarnya. Memutuskan untuk beristirahat karena hari sudah sangat larut.

Cecile yang mendengar pernyataan terakhir dari pria asing itu sedikit terkejut. Menyumbangkan darah? Arthur menyumbangkan darahnya seharian ini untuknya.

Apa maksudnya itu?

___

"Itu tidak mungkin!" Anne semakin frustasi dengan pernyataan yang didengarnya dari pasukan keamanan sukunya yang bertugas mencari Cecile.

Mereka berspekulasi bahwa sepupu perempuannya sudah tewas oleh binatang buas. Karena mereka hanya berhasil menemukan keranjang nya saja tapi tidak pemilik nya.

"Sepupu perempuan ku pasti ada disekitar hutan. Kalian hanya perlu mencarinya lebih jauh"

Eckbert yang biasanya hidup dengan karakter otoriter nya yang keras. Duduk lemah bersandar di sofa. Lingkaran hitamnya jauh lebih tebal dari terakhir kali putrinya melarikan diri. Tubuhnya pun jauh lebih kurus.

Masalah kehilangan putrinya di hutan membuat kehidupan nya yang biasa tertata cukup baik berantakan. Banyak permasalahan dari pusat yang terbengkalai ditangannya. Eckbert berusaha untuk tidak mencampuradukkan permasalahan internal nya dengan kewajibannya sebagai kepala suku.

Tapi itu sangat sulit. Menghela nafasnya dengan berat, Eckbert berkata dengan penuh penyesalan. "Seharusnya aku membatasi kebebasan putriku seperti biasanya. Mungkin semua ini tidak akan terjadi"

Eckbert sudah menyiapkan beberapa pelayan untuk mengurus kebutuhan Cecile. Atau lebih tepatnya untuk memantau putrinya. Tapi karena Cecile tidak terbiasa dengan itu.

Cecile terus mendesaknya untuk berhenti menyewa pelayan. Dan Eckbert memenuhi permintaannya. Saat ini entah kenapa ia sangat menyesali keputusannya. Jika hari itu Cecile pergi dengan membawa beberapa pelayan. Mungkin putrinya tidak semudah itu hilang seperti ini.

"Aku setuju pada Anne. Kalian hanya perlu mencari Cecile lebih jauh kedalam hutan" Edwin yang masih berada dirumah itu mengemukakan pendapatnya.

"Mungkin saja Cecile tidak sengaja meninggalkan keranjang ketika menyelamatkan diri dari kejaran hewan buas. Dan harusnya jika memang ia tewas karena santapan binatang buas. Kalian harus temukan dulu jejak pakaiannya. Kurasa hewan buas sekalipun itu pastinya tidak akan memakan kain kan?"

Mendengar itu kelopak mata Eckbert yang sayu terbuka lebar. Bibirnya sedikit tertarik keatas mengulas senyum harapan.

"Ya itu benar! Kalian sama sekali Tidak menemukan jejak pakaian putriku, bagaimana mungkin kalian menyatakan putriku tewas dimakan hewan buas"

Anne pun tidak mau kalah. Hatinya yang tadi terasa seperti terpotong-potong kehilangan harapan, menyatu kembali. Matanya yang berkaca-kaca juga sedikit berbinar penuh harap.

"Saat ini Cecile pasti berusaha keras untuk hidup ditengah hutan. Mencari apa saja yang bisa ia makan sampai ia tersesat lebih jauh. Kalian hanya perlu mencarinya lebih jauh kehutan. Aku yakin sepupu perempuan ku masih hidup"

Eckbert langsung memerintahkan pasukan sukunya untuk kembali mencari kedalam hutan. Hati kecilnya berbicara bahwa putrinya masih hidup. Terlebih setelah diyakinkan oleh spekulasi Edwin dan keyakinan Anne.

Hanya putri semata wayangnya lah sisa teman hidupnya saat ini. Obat kesepian nya setelah kematian Clarissa, istrinya.

Anne dapat melihat kesedihan di mata pamannya dan semakin dirundung rasa bersalah. "Paman maafkan aku.. seharusnya aku mencegah Cecile waktu itu"

Mengangkat kepalanya kearah Anne. Eckbert dapat melihat raut penyesalan pada keponakan nya itu. Menghela nafasnya saat ini Eckbert mencoba untuk mengerti.

"Ini tidak sepenuhnya salah mu. Aku tau karakter keras kepala putriku itu seperti apa"

Cecile mungkin adalah putrinya yang penurut. Tapi ia juga bisa sangat keras kepala. Itulah sifat yang selalu mengingat kan nya pada almarhumah istrinya. Mengingat itu Eckbert menyunggingkan senyum sendu diwajahnya.

___