webnovel

Hemlock : The land of werewolves

Cecile adalah seorang putri dari kepala suku. Suatu hari ia bertunangan dengan saudagar kaya atas kehendak ayahnya sampai membuat nya lari dari rumah. Pelarian nya membawa beberapa pengalaman baru untuk nya tentang kedekatan nya dengan seorang pria asing yang bernama Arthur walau hanya sesaat. Akankah sesaat itu menjadi hubungan yang dekat? Ini adalah kisah tentang negri manusia dan negeri manusia serigala. Manusia serigala empat musim, seperti apa itu??? Slow update!

Happy_autumn · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
37 Chs

Gadis..ini sudah malam, aku sangat mengantuk!

"Malam festival akhir tahun?"

Pria itu diam sesaat. Dahinya yang datar sedikit berkerut mengingat sesuatu.

Cecile masih menatap pada pria itu dengan rasa tak percaya. Cecile tidak akan pernah melupakan betapa menawan nya tari pedang yang dibawakannya pada malam festival akhir tahun itu.

Pada malam itu ia tampak seperti seorang ksatria yang turun dari bulan ke bumi. Meretas kesunyian malam dengan sapuan pedang nya yang menyihir.

Pedang itu berayun sempurna menampar angin malam dengan lihai, menampik mereka dengan tebasan yang memukau dan meretas bias keemasan rembulan dengan anggun.

Cecile tidak begitu menaruh minat pada pedang, tapi malam itu ia sangat terhipnotis sampai ia ingin merasakan bagaimana membawa benda besi tajam itu di tangannya.

Gejolak emosi nya naik turun seiring pedang itu diayunkan, hingga tepat kala pedang itu tertancap sempurna mencium bumi, ia merasakan waktu berhenti berputar.

Mendengar tepuk tangan yang meriah, ia kembali sadar dan ikut bertepuk tangan. Hingga tingkat ketertarikan nya mendorong nya maju untuk menyapa pria yang membawa tari pedang itu

Tapi siapa yang mengira pertemuan pertama, sekilas dan terasa seperti sapuan angin lalu akan menanamkan sosok pria itu dalam ingatannya. Ia mungkin sempat tidak mengingat nya, tapi malam ini memori itu tergali. Membuat nya kembali mengingat pria itu.

"Nona apakah aku begitu tampan sampai kau terpikat setengah mati oleh ku?"

Cecile diam. Sama sekali tidak merespon pertanyaan pria itu. Mata coklat keemasannya yang jernih memandang lurus kedepan.

Jatuh tenggelam merenungi wajah tampan di hadapannya. Dan pikirannya jauh melayang, masih membawa memori nya pada malam festival akhir tahun itu.

"Kau pria pedang pada malam festival akhir tahun itu..." Dan tanpa sadar Cecile bergumam, pria itu dapat mendengar nya dengan jelas.

Gadis itu kembali mengulang tentang malam festival akhir tahun. Pada akhirnya ia kembali memeras otak nya untuk mengingat peristiwa apa yang ia miliki pada malam itu sampai gadis ini mengatakan bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.

Tapi sayangnya ia tidak mengingat apapun.

"Senang berjumpa dengan mu lagi.."

Cecile tanpa sadar mengucapkan kalimat itu dari bibirnya. Itu terdengar halus dan seringan gerimis.

Wajahnya yang tersenyum begitu saja, terasa seperti fajar baru yang menyingsing di pagi hari. Itu menyegarkan dan alami. Pria itu yang melihatnya, merasa terbawa arus situasi, ia pun pada akhirnya juga ikut tersenyum.

"Gadis..jadi ternyata kau sangat betah berlama-lama seperti ini dengan ku"

Katanya kemudian terdengar menggoda. Itu membawa pesona pria muda yang ceroboh dan senang bermain-main.

Cecile pada akhirnya tersadar. Pipinya merona bersemu malu. Apa yang terjadi padanya? Ia hanya jatuh hati pada tarian pedangnya. Tapi kenapa ia juga harus menaruh minat pada pembawanya juga?

"Kau.." Cecile bersikap normal kembali dan bersuara tertekan.

Menekan rahangnya, Cecile merasa ingin menjambak rambut pria aneh itu saat ini juga. Tapi mengingat tangannya yang terperangkap dalam selimut, ia harus menelan hasratnya itu.

"Enyahlah!" Pekiknya kemudian.

"Ah nona tadi kau baru saja mengatakan senang berjumpa dengan ku, tapi apa ini? kenapa mendadak kau kembali begitu kasar!"

Pria itu mengeluh. Memasang tampang tak berdaya diwajahnya.

Apa-apaan ini? apakah pria ini sungguh sama dengan pria yang membawa tarian pedang pada malam itu? Cecile berpikir mungkin ia telah salah menebak.

Pria yang ada dihadapannya saat ini terkesan ceroboh dan senang bermain-main. Itu sangat jauh dari pria pedang pada malam itu.

Pria pada malam itu memiliki kontur wajah yang tegas di lengkapi dengan aura misterius yang memikat. Sangat jauh dengan pria aneh ini! Lantas apakah ia memendam memori yang salah?

"Cepat lepaskan ini dulu, aku merasa tidak nyaman" Keluh Cecile. Pria itu membawa beban yang berat ditubuhnya. Ia hampir merasa sesak dibuatnya.

"Bagaimana caranya? kedua tangan ku terperangkap dalam selimut ini!"

"Aku tidak mau tau! Hal konyol ini jelas terjadi karena dirimu"

"Gadis.. kau menyalakan ku? apa kau lupa bagaimana kerasnya kau membuat ku terguling tadi?"

Mendengar itu Cecile tak mampu menyembunyikan rasa panas diwajahnya. Itu benar mereka terguling tadi karenanya, tapi ia melakukan nya untuk terlepas dari pria aneh itu. Tapi siapa yang tau pria itu memeluk nya sangat erat.

"Jadi sampai kapan kita terus berada dalam posisi seperti ini?" Tanya Cecile serius. Ia merasa sangat tidak nyaman. Ini adalah pertama kalinya ia begitu dekat dengan seorang pria.

Dan ditambah dengan kondisi yang begitu intim seperti ini. Itu sungguh terasa begitu canggung.

"Bagaimana kita bermalam saja seperti ini? dan meminta pertolongan seseorang keesokan harinya"

"Apa kau gila?"

Cecile sungguh sangat ingin memukul kepala pria itu. Apakah ia tidak memahami situasi mereka sama sekali? Itu akan sangat berbahaya jika orang- orang melihat keadaan mereka seperti ini.

Hal itu hanya akan memicu kesalahpahaman besar. Yang pada akhirnya bisa saja mereka berakhir ditangan para penatua dan dinikahkan begitu saja.

"Gadis.. ini sudah malam, aku sangat mengantuk" Pria itu menguap. Cecile dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat menerpa di ceruk lehernya.

Menahan nafasnya, Cecile melihat pria itu sudah siap untuk menenggelamkan wajahnya diceruk lehernya.

"Hey..hey kau tidak boleh tertidur!"

Cecile memekik histeris. Tapi ia tetap menahan suaranya dibawah standar, itu akan sangat buruk jika sampai keluar dan mengundang perhatian banyak orang.

"Dasar pria aneh! Bagaimana mungkin kau bisa tertidur dalam keadaan seperti ini..." Jujur saja, Cecile tidak pernah merasa begitu frustasi nya seperti saat ini. Ingin rasanya ia menendang pria itu, tapi kedua kakinya yang dibawah sudah mati rasa.

"Ah kau bangunlah! Aku bisa mati karena sesak jika terus seperti ini sampai pagi"

Cecile kembali mengeluh. Tapi tidak ada pergerakan apapun dari pria itu. Hanya suara deru nafasnya yang mengalir halus dan tenang.

Cecile sedikit menundukkan kepalanya. Dan melihat pria itu sudah terkulai dengan lelapnya.

Tak ada dengkuran yang mengusik ruangan. Itu hanya hembusan nafas yang mengalir pelan mengitari setiap inci kamar yang sunyi.

Cecile dapat merasakan detak jantung pria itu yang berirama dan menenangkan. Dan hangat hembusan nafasnya melewati lehernya yang sedikit menggelitik.

Cecile sudah melakukan perjalanan yang jauh beberapa hari kebelakang dan tidur dengan tidak nyaman dalam kereta kuda.

Cecile dapat merasakan betapa lelah tubuhnya saat ini. Perlahan rasa kantuk menyinggahi kedua matanya.

Ditambah dengan deru nafas halus dan detak jantung yang berirama dari seseorang di dekatnya. Itu terasa seperti melodi halus pengantar tidur.

Cecile dapat merasakan kelopak matanya terasa berat. Rasa kantuk itu semakin kuat tapi ia menolak memejamkan matanya.

Bagaimana mungkin ia tertidur dengan orang asing seperti ini.

Cecile terus berjuang keras membelalakkan matanya lebar-lebar. Dan ia kembali berjuang untuk membangun kan pria itu.

"Kau pria aneh!" Serunya dengan suara setengah tertahan.

"Kau tidak boleh tertidur seperti ini, Hey!" Itu hanya deru nafas ringan yang menjawabnya bersama udara kosong.

"Jika kau tidak bangun aku akan berteriak sekarang" Ancamnya. Walau ia tidak merasa akan melakukan itu.

Jika ia melakukan nya, bisa saja ia akan berakhir dalam pernikahan oleh keputusan para penatua. Sedangkan ia baru saja melarikan diri untuk menghindari konflik itu. Dan ayahnya jika mengetahui hal itu pasti akan sangat murka. Sebagai kepala suku yang terhormat bagaimana mungkin ia bisa menerima semua itu.

Cecile sungguh ingin menangis detik ini.

"Kau..apa kau sengaja melakukannya?" Cecile merasa sangat kesal. Tapi jawabannya masih dengan deru nafas halus di ruangan.

Apa pria ini sungguh tertidur? Cecile pada akhirnya menyerah membangun kan nya. Dan memutuskan untuk tidak tidur semalaman untuk berjaga-jaga.

Tapi semakin ia mendengar detak jantung menenangkan diatasnya, itu seperti nyanyian halus yang terus merayunya untuk tidur. Kelopak matanya kian memberat dan semakin sulit ditangani. Angin di luar menderu, menerobos jendela yang terbuka dan mengusik tirai dengan semangatnya.

Itu harusnya akan menjadi malam yang dingin, tapi seperti ini. Cecile hanya menerima kehangatan dan tidak merasa Kedinginan sedikitpun. Sayup-sayup rintik hujan mulai terdengar dari luar. Awalnya gerimis yang ringan dan kemudian menjadi deras.

Deru nafas yang tenang, detak jantung yang berirama dan suara rintik hujan yang menenangkan. Pada akhirnya membuat pertahanan Cecile jatuh. Dengan begitu kelopak matanya menutup dan kepalanya terkulai.

Pada akhirnya bersama-sama mereka terlelap, pemandangan itu tampak seperti kepompong setengah rusak. Karena hembusan angin semakin keras dari luar sana. Itu tidak hanya menampar tirai.

Tapi juga menampar api kecil pada tiga batang lilin hingga mereka padam. Dengan begitu ruangan menjadi gelap dengan sepasang insan yang saling terbuai dalam bunga tidur yang panjang.

___