webnovel

Hello Mr. Wil

Autor: Nasha_Park
Urbano
En Curso · 36.4K Visitas
  • 30 Caps
    Contenido
  • 5.0
    17 valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Wildan Kusuma atau yang lebih sering di kenal dengan panggilan Mr. Wil, merupakan penguasaha kaya raya. Wajah tampan, tubuh porposional dengan kesehatan nomor satu. Usianya yang terus bertambah hingga beranjak empat puluhan, tak membuat Mr. Wil ambil pusing dengan terburu mencari pasangan untuk hidupnya. Namun, para tetua berkata lain. Mereka tak henti mencoba untuk terus menjodohkan Mr. Wil dengan wanita pilihan mereka. Hingga suatu hari, Mr. Wil terlibat cinta satu malam dengan wanita yang tak disangka. Yaitu Rafida, sekretaris pribadinya selama tiga tahun terakhir ini. Yang lebih mengejutkan lagi, Rafida adalah wanita yang dijodohkan dengan Mr. Wil. Akan kah hati Mr. Wil terketuk dan mulai membuka hati serta mengakhiri masa lajangnya?

Chapter 1Pergi dari Mr.Wil

Rafida sedang keliling memilih pakaian santai untuk dipakai selama perjalanan ke Korea. Ia memilih pakaian kasual serta beberapa pakaian dalam.

"Ahh ... Kenapa gak pulang dulu sih baru pergi. Kan harus beli banyak baju kayak gini. Di sana juga gak mungkin cuci baju. Hahhh musim apa sih sekarang?" gumam Rafida yang kebingungan harus beli berapa banyak helai pakaian.

"Sudah belum? Kita sudah harus boarding soalnya," tanya Mr.Wil dan mengambil semua pakain yang ada di tangan Rafida dan menaruhnya di meja kasir.

"Eh itu belum dicobain cocok atau pas gaknya!" teriak Rafida.

"Gak papa, udah kamu pilih satu dulu buat ganti. Sisanya beli di Korea saja," ucap Mr.Wil lagi dan mengeluarkan black cardnya.

Sang pelayan pun langsung membungkus semua pakaian yang dibawa Mr.Wil. Rafida melihat pakaian yang digunakan oleh manekin dan meminta untuk di turunkan.

Tak lama Rafida keluar dari ruang ganti dengan gaun yang terbuka bagian atasnya dan panjang sepanjang lutut. Dengan motif bunga-bunga Rafida tersenyum manis berjalan ke arah Mr.Wil yang hanya memakai kaos tebal dan jaket selutut.

"Kamu ... Yakin mau pakai itu?" tanya Mr.Wil merasa aneh.

"Yaps ... Aku cantik kan? Yuk kita berangkat," ucap Rafida kembali bersemangat.

"Yasudah."

Mr.Wil pun membawakan semua kantong belanjaannya dan berjalan menuju tempat tunggu keberangkatan pesawat.

Di dalam pesawat, Rafida sibuk membenarkan sabuk pengamannya. Ia juga kebingungan untuk menaruh semua barang bawaan yang entah sejak kapan berada di tangan mungilnya itu.

Ada tas kecil untuk kosmetik. Minuman dingin serta ponsel pink yang baru saja Mr.Wil berikan. Sementara tangan satunya berusaha memasang sabuk pengamannya.

Mr.Wil yang duduk di depannya merasa terganggu. Ia pun melepaskan sabuk pengaman dirinya dan berlutut di depan Rafida.

"Kenapa kau bisa begitu rumit seperti huh? Ini ada meja, kau bisa manaruh semuanya di sini," ucap Mr.Wil dan mengambil semua barang bawaan Rafida ke atas meja takas tepat di samping tempat duduk Rafida.

"Dan ini seperti ini memasangnya. Jangan sampai terbalik," ucap Mr.Wil lagi dan membenarkan posisi sabuk pengaman Rafida. Rafida hanya terdiam terpaku mendapatkan perlakuan yang cukup istimewa itu.

"Dasar bodoh!" ledek Mr.Wil setelah selesai dan kembali pada tempat duduknya.

"Apa? Siapa yang Mr.Wil bilang bodoh?"

"Saya heran, bukan kah dulu kau sangat rapih dan gesit saat menjadi sekretarisku. Tapi, baru beberapa hari saja tak menjadi sekretarisku kau sudah sangat teledor seperti ini. Apa memang ini sebenarnya karaktermu itu?" tanya Mr.Wil dan membuat Rafida terdiam tak bisa menjawabnya.

"Kenapa diam saja? Jangan bilang kau terpaksa bersikap begitu rajin, perfect dan sangat lincah karena tak ingin dipecat olehku, begitu?" ucap Mr.Wil menebak.

"Itu tau, kenapa harus bertanya. Lagi pula jika tak begitu, aku tak akan bisa bertahan hidup," ucap Rafida merasa ciut.

"Saya masih tidak mengerti. Jika para tetua sudah menjodohkan kita bukan kah seharusnya kau mengetahuinya dan tidak usah bersusah payah berpura-pura menjadi sekretarisku selama tiga tahun ini?"

"Ah itu ... Aku pun juga tidak tau. Tiba-tiba ada seorang nenek yang mendekatiku dan mengakui bahwa aku adalah cucunya. Aku tinggal dengannya selama empat tahun ini. Bahkan kami hidup sangat pas-pasan sampai akhirnya aku tau bahwa nenek itu sangat kaya dan memiliki rumah yang sangat besar. Aku pun baru bertemu dengan para paman dan tante beberapa bulan yang lalu saja," jelas Rafida jujur.

"Kau jujur," ledek Mr.Wil.

"Tentu saja. Jika aku tau bakal begini seperti yang kau bilang aku gak akan bersusah payah melamar ke sana-ke mari dan berusaha untuk terus sempurna agar bisa bekerja denganmu. Kau sangat royal masalah gaji dan bonus. Karena itu aku bertahan," jelas Rafida.

"Ahh ... Begitu rupanya," ucap Mr.Wil dan meminum minuman orange jusnya.

"Berarti dia tidak tau soal perjanjian dan kesepakatan para tetua itu," batin Mr.Wil dengan menatap Rafida yang juga sedang asyik menyeruput colanya.

"Kau bilang mau ke mana saat sudah sampai di Korea?" tanya Mr.Wil dengan malu-malu.

"Ah itu, aku mau jalan-jalan ke lokasi syuting yang sering muncul di drama dan film mereka. Ada banyak tempat yang benar-benar bagus," ucap Rafida sangat antusias.

"Kita akan di Korea selama lima hari. Kau bisa kan jalan-jalan sendiri?" ucap Mr.Wil dan memberikan black card miliknya pada Rafida.

"A-apa ini?" tanya Rafida dengan perasaan kecewa.

"Black card. Kau bisa menggunakannya untuk membeli atau membayar sesuatu. Kau juga bisa menarik tunai saat sudah berada di sana. Bukan kah kau sudah tau akan hal ini? Apa ingatanmu juga berubah setelah tak lagi jadi sekretarisku?"

"Aku tau tentang kegunaan kartu itu. Maksudku, kenapa aku harus jalan-jalan sendiri? Apa kau benar-benar akan sibuk selama di sana?"

"Kau tau jadwal aku keseluruhannya bukan? Jangan benar-benar hilang ingatan yaa. Kau tetap masih bisa menjadi sekretarisku. Kupikir kau yang terbaik," ungkap Mr.Wil sedikit mengakui kemampuan Rafida.

"Aku gak mau!" teriak Rafida dengan mata yang berkaca-kaca.

"Astaga, kau mau aku mati karena serangan jantung huh?"

"Terserah kau saja. Jika tidak niat berbulan madu kenapa sampai membawa aku segala," gumam Rafida yang masih bisa didengar oleh Mr.Wil.

Rafida mengambil penutup mata dan memasangnya. Ia pun juga memasang headset dan bersiap untuk tidur.

Mr.Wil menatapnya dengan sendu. Ia tau bahwa Rafida patah hati dengan apa yang ia ucapkan. Tapi tak ada yang bisa Mr.Wil lakukan. Iapun mengambil selimut yang ada di sana dan menyelimuti tubuh Rafida yang mulai merasa dingin karena ac yang cukup dingin.

Mr.Wil pun membuka laptopnya dan membuka email-email yang belum sempat ia buka. Di saat Mr.Wil sibuk dengan urusan pekerjaannya. Rafida membuka penutup matanya sedikit dan mengintip ke arah Mr.Wil. Perasaannya kembali campur aduk karena Mr.Wil terlihat kelelahan.

Beberapa jam kemudian pesawat pun mendarat di bandara Incheon. Rafida sudah siap untuk turun dari pesawat. Sementara Mr.Wil yang ketiduran terbangun dengan terkejut.

"Ahh apa sudah sampai?" ucap Mr.Wil dan melihat Rafida yang sudah tak ada di depannya.

"Ke mana dia? Apa sudah turun lebih dulu?" tanya Mr.Wil dan mulai membereskan barang-barangnya lalu bergegas turun.

Terlihat Rafida yang dengan susah payah menarik kopernya. Ia terlihat masih kesal dan tidak memperdulikan ponselnya yang terus berdering karena Mr.Wil menelponnya terus menerus. Rafida menghentikan sebuah taxi dan menaikinya. Mr.Wil terus mencoba mencari keberadaan Rafida dengan sedikit panik.

También te puede interesar

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urbano
Sin suficientes valoraciones
495 Chs

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · Urbano
Sin suficientes valoraciones
495 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
gustó
Últimos

APOYOS