webnovel

HE IS NOT MY DADY

ada kisah cinta tak biasa antara Aksara dan aletta ketika tradisi merenggut paksa kebahagian mereka, begitu pandangan norma terlihat mencoreng, ketahuilah sesungguhnya cinta itu tak pernah salah. hanya waktu yang salah menempatkan nya. ** "kamu ngak bisa nikah dengan letta nak, mau di teruh di mana muka keluarga kita?!" "tapi letta hamil ma, hamil anak aksa!" pria itu bersikeras dengan pilihan nya. "aletta tetap akan melahirkan dengan selamat, kami akan siap kan lelaki yang sanggup menikahi letta dalam kedaan hamil dan merahasiakan aib keluarga kita!" wanita yang di panggil mama itu masih memegang teguh pendirian nya. bahwa pernikahan antara aletta dan Aksara adalah salah. "aksa, papa beri kamu 2 pilihan. dan kamu harus memilih salah satu nya. yang pertama tetap di keluarga Dirgantara, kamu dan aletta akan tetap hidup bahagia. atau... kamu menikahi aletta tapi nama kamu akan di cabut dari ahli waris. kamu dan aletta akan menderita karena kemiskinan!" sang kepala keluarga terlihat memberikan sebuah pilihan yang sangat berat pada sang anak yang tengah berdiri dengan tubuh kaku. "kamu jangan gegabah ya, ingat kamu ngak pernah merasakan gimana hidup susah, pun dengan aletta apa kamu sanggup. jatuh miskin?" sang mama mengompori Aksara agar memilih pilihan yang pertama. Aksara berbalik menatap aletta nya dengan sendu wajah menyesal. "maaf kan pilihan aku yang egois aletta!" TIDAK... bersambung. ***

Desember_01 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
291 Chs

bab 89

Selamat membaca..

.

.

"Aksara!" terdengar sura pekik kegirangan seorang gadis muda dari arah jalan setapak.

Lelaki yang di panggil oleh gadis itu menoleh kepadanya, memberikan senyum hangat lalu ikut membalas lambai dari gadis itu. Di tangan gadis itu ada sebuah kertas yang begerak gerak di tiup Angin.

"hey..hey… hati hati… kamu bisa terluka!"seru lelaki yang tak lain adalah Aksa.

"heheheh… maaf aku seneng banget!" seru gadis itu memamerkan deretan giginya yang tersusun rapi di dalam mulut.

"kanapa hem?" tanya Aksa membawa gadis itu duduk di salah satu kursi panjang yang ada di dekat mereka.

Wanita itu masih tersenyum dengan bersemangat ia menyerahkan amlop yang memiliki kop surat dan prangko pada badan suratnya.

Ada perasaan tidak enak dari Aksa, saat meliharat prangko yang berasal dari luar negri, entah negara mana aksa pun tidak perduli, yang saat ini ia perdulikan adalah apa yang ada di dalam surat itu.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com