Semua orang, termasuk Shil sendiri sedang menunggu kedatangan dari laki-laki tersebut sehingga kini gadis itu hanya diam menatap ke arah pintu ruang rawatnya yang belum juga terbuka.
Arzani dan Alfiz yang melihatnya pun geleng-geleng kepala dengan senyum tipisnya itu melihat gadis itu yang sebegitunya menunggu kedatangan Yashelino yang belum juga datang.
"Sayang," panggil Arzani dengan satu tangannya yang saat ini mengusap puncak kepala anak gadisnya. "Jangan ditungguin, nanti juga datang sendiri."
Mendengar hal itu membuat Shil langsung memalingkan memejamkan kedua matanya dengan helaan nafas panjangnya. Hingga dimana suara pintu pun terbuka membuat gadis itu langsung membuka kedua matanya secara perlahan.
"Hai," sapa seseorang di depan sana. "Kamu nungguin aku, ya?"
Shil yang melihat bagaimana cara laki-laki itu tersenyum pun membuatnya langung menghela nafas dengan kedua tangan yang saat ini menutup kedua pipinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com