webnovel

God not be wasted

Mau sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi..??? hal ini harus berhenti.., harus di hentikan.... di hentikan.... ... aku harus menghentikannya...!!!! dengan sesuatu yang sudah ku miliki dari dunia ku sebelum nya

Noxva · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
40 Chs

Terbangun

Red Ogre terlihat akan menendang Daka dan Arva, Leina dengan seluruh tenaga yang dia punya berusaha melindungi mereka dengan dinding es, tapi itu sia-sia, bukannya terlindungi Leina juga ikut menjadi korban, kerasnya tendangan itu menghancurkan perutnya dalam sekejap kesadarannya hilang.

dingin....

gelap....

"apa aku sudah mati... "

sangat sunyi dan gelap, tidak ada apapun, Leina mengambang di dalam kegelapan yang tak terbatas.

"TO-TOLONG.....!!!! AAAHH....!!!!! ".

terdengar suara di dalam kegelapan, suara yang tidak dia kenal.

"DASAR MONSTER....!!!, AAAAHHH...!!! ".

"TOLONG...., AMPUNI AKU...., AKU AKAN MEMBERIKAN SELURUH UANG KU JADI TOLONG...., AAAAHH...!!!! ".

suara teriakan mengisi kesunyian di dalam kegelapan itu.

" hahahaha... "

kali ini Leina mengenali suara yang dia dengar.

"HAHAHAHAHA.... "

suara yang terdengar familiar di telinganya.

"Tuan Arva...? " tanya Leina dalam hatinya.

"AKU AKAN MENJADI DEWA....!!!!! ".

Leina terbangun dari tidurnya, nafasnya terasa berat keringat membasahi tubuhnya, dengan perlahan dia mencoba menenangkan dirinya dan mengatur nafasnya.

"ini.... " kata Leina.

dia melihat langit-langit yang asing di matanya, tempat tidur yang dia tiduri pun terasa asing, sangat lembut dan empuk, selimut yang sekarang dia gunakan juga terasa sangat hangat, benar-benar berbeda terbalik dengan kamarnya yang dulu.

gadis itu mencoba menggerakkan tubuhnya tapi tidak bisa, seluruh tubuhnya terasa seperti lumpuh.

"syukurlah.., akhirnya kau bangun juga".

sorot mata Leina mengarah ke sumber suara, pria mudah berambut hitam agak panjang sedikit bergelombang, postur yang tegak berkulit cerah, memakai kemeja putih dengan lengan yang di gulung sampai siku, celana hitam gelap yang panjang.

pria itu sedang bersandar di samping jendela yang terbuka, angin yang berhembus dengan tenang membuat baju dan rambut nya bergerak-gerak.

pria itu menghampiri Leina, duduk di sampingnya dan mengelus pipi gadis bermata bagaikan crystal itu.

"bagaimana keadaan mu..?, apa ada yang terasa sakit? "

Leina seperti mengenali siapa pria itu.

"Tuan arva...? " kata Leina.

"ya.., ini aku Leina.., Arva".

perasaan senang memenuhi hati Leina, air matanya mengalir, Leina dengan seluruh tenaga menggerakkan tangan kanannya demi menyentuh Arva, Arva menggenggam tangan Leina tersebut dengan kedua tangannya.

" Tu-Tuan Arva..., sa-saya... " kata Leina.

"tidak apa Leina, kau bisa tenang sekarang, jangan pikirkan hal yang lain, sekarang jadikan kesehatan mu menjadi prioritas mu" kata Arva.

Leina mengangguk, Arva dengan lembut meletakkan tangan Leina di perutnya, lalu mencium dahi gadis itu, senyuman Arva kali ini adalah senyuman yang tidak pernah Leina lihat sebelum nya, dia merasa bahwa Arva telah sedikit berupa, tapi itu tidak mengganggunya, karena saat ini Arva yang di hadapannya masih lah Arva yang baik sama seperti dulu.

wajah Arva sangat dekat dengannya, wajah Leina memerah dan jantung nya berdebar kencang, mereka saling memandang satu sama lain dan.

"WWWOOAAAAAAHHHN, AKU TIDAK AKAN MATI SEMUDAH ITU....!!!!? ".

Daka terbangun.

Daka terbangun dengan posisi terduduk di ranjang nya, dia melihat Arva dan Leina yang seperti akan berciuman, wajah Leina dan Arva semakin memerah, Arva segera menjauhkan wajahnya dan Leina menutup kedua matanya.

" Eh.., apa aku bangun di saat yang tidak tepat..?!? " tanya Daka.

"e-ehem, lu-lupakan yang tadi, ngomong-ngomong kau terduduk seperti itu, memangnya tubuh mu sudah baikan? " tanya Arva.

"eh?, tubuh ku? " kata Daka.

seketika Daka merasakan nyeri yang sangat tajam di sekujur tubuhnya.

"WOOOOAAAGGHH..., SAAAAKKKIIITTTT

.....!!!? " Kata Daka sambil kembali ke posisi terlentang.

"AARRGHH.., SAAKIIT...., SUAAAKIITT...., DASAR MONSTER SIALAN...., AWAS SAJA YA.... " Teriak Daka.

"ah iya-iya, tenang sedikit aku ambilkan obat penahan rasa sakit" kata Arva.

tepat setelah itu Arva mendapatkan banyak keluhan dari para pelanggan lain yang menginap karena kamarnya terlalu berisik.