webnovel

GARKA AURIGA

Adolescente
En Curso · 5.3K Visitas
  • 2 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

Ketika sang sesal datang di akhir kisah. Awalnya Garka merasa kehadiran Seruni di rumahnya hanyalah malapetaka, kesialan, dan keburukan sejenisnya. "Gue muak sama lo, kapan sih lo sadar diri?" Tapi tidak, tidak lagi setelah semua kejadian yang mereka berdua lewati. Bolehkah Garka mengatakan sesal? "Uni, boleh nggak kalau gue minta waktu di putar lagi supaya lo bisa kembali?"

Etiquetas
3 etiquetas
Chapter 1Gadis penyusup

Siang itu, ketika Garka baru saja berhasil menyelinap kedalam kamarnya tanpa ketahuan oleh sang bunda —akibat aksi bolosnya. Remaja laki-laki itu tidak bisa untuk tidak terkejut begitu mendapati seorang gadis remaja yang tidak ia kenali berdiri di tengah-tengah kamarnya sembari menatap polos kearahnya.

"Heh, siapa lo?!" setengah kesal, setelah melempari tas sekolahnya —yang hanya berisi satu buku dan satu bolpoin hasil curian kearah ranjang Garka mendekati gadis itu dengan langkah cepat. "Penyusup ya lo? ngapain ada di kamar gue?"

Mendapati serbuan tiba-tiba, gadis yang menjadi target Garka hanya mampu membuka dan menutup mulut tanpa mengeluarkan sedikitpun suara. Bagaimana tidak? rasanya tiba-tiba di datangi orang dan di tuduh sebagai penyusup itu bagaimana sih? pasti jadi serba salah kan, apalagi dengan posisinya yang seperti ini.

"Gue nanya!"

"Itu, aku —aku nyari toilet kak.."

Toilet? Garka mengernyitkan alis, mundur selangkah menjauhi gadis itu sembari menyebarkan pandangan. Garka menggeleng, terkekeh, "Lo pikir gue bodoh? nyari toilet sampai nyasar ke lantai dua?"

Gadis itu menggeleng sebagai pengelakkan, "Aku beneran nyari toilet—"

"Masih ngeles lo," dengan kesal, Garka menarik tangan gadis itu menuju pintu kamarnya. "Lo pasti salah satu orang-orang itu, lebih baik lo pergi. Gue muak sama kelakuan kalian."

Meringis, gadis itu menatap lengannya yang ditarik paksa oleh Garka. "Kak, lepasin kak, sakit!"

Garka menurut, melepaskan cengkramannya dengan kasar dan membuka pintu kamar. "Keluar dari kamar, dan rumah gue. se-ka-rang." tanpa menunggu jawaban Garka segera berbalik dan menjatuhkan dirinya di atas ranjang.

Setelah mendengar cicitan maaf dan suara pintu hang menutup barulah Garka berganti posisi menjadi duduk. Mengusap rambutnya dengan frustasi sembari melempar tas sekolahnya kearah meja belajar. "Sialan emang!"

"Siapa yang kamu katakan sialan, Garka Auriga?"

Iris coklat Garka menajam waspada, dengan perlahan menolehkan kepala kearah pintu dan mendapati sang bunda —yang sedang ia hindari setidaknya sampai jam pulang sekolah kini berdiri di depan kamarnya bersama gadis penyusup tadi.

Gadis penyusup?

Garka bangkit, mendekati sang bunda dengan cepat. Mata elangnya menerobos kearah gadis penyusup yang berada di belakang sang bunda —sedang menunduk. "Lo masih disini? Nggak denger yang gue perintahin?"

"Perintahin apa? Nyuruh Seruni pergi, iya?"

Jadi nama gadis penyusup ini Seruni? oh!

"Seruni, bun?" dengan alis terangkat, Garka mengalihkan astensinya kearah sang bunda. "Bunda, dia udah nyusup ke rumah kita—"

"Dia tinggal disini, bukan penyusup."

"Ti—tinggal?" Garka tidak salah dengarkan?

Garka mengikuti gerakan sang bunda yang menarik lembut tangan gadis itu untuk berdiri di sebelahnya. Bantu Garka menahan umpatannya agar tidak keluar dengan mulus dihadapan sang bunda. "Ini, Seruni. Anaknya alm. tante Lily. Kamu kenal kan Ka? Kalian kan teman kecil, Bunda sama Ayah mutusin nyuruh Seruni tinggal disini karena tantenya sering dinas keluar Negeri, hitung-hitung biar kamu ada teman."

Ya Tuhan, dosa apalagi yang Garka perbuat?

Mengepalkan tangannya dengan erat, Garka tidak bisa untuk tidak mengamuk sekarang. Namun, Garka juga tidak bisa melampiaskan kemarahan yang ia tumpuk sedari tadi kepada sang bunda. Jadi, yang bisa Garka lakukan hanyalah menghela nafas berat. Menyebabkan gadis yang bernama Seruni itu semakin menundukkan kepalanya.

"Yaudah lah, terserah bunda." mungkin Garka akan mengeluarkan protesnya di malam hari, siang ini biarkan ia istirahat sejenak.

Namun rupanya, takdir memang belum berpihak kepada Garka ketika dengan kuatnya sang bunda menjewer telinga lelaki itu. "Aaaa Bun, kenapa lagi bun?!"

"Ini belum jam pulang sekolah, dan kamu sudah berada di rumah. Apa artinya itu, Garka Auriga?"

Tuhan, selamatkan Garka sekarang juga!

También te puede interesar

Queen Of Mafia

Vol. 2 NADI : The Rhythm of Love From a Cold Heart (187-sekarang) Jadwal Update : Senin 5 tahun lamanya, Dimas Lawrence jatuh dalam keadaan koma. Suatu hari dia terbangun begitu tiba-tiba tanpa ada yang menduganya. Itu sebuah keajaiban di atas segala ketidakmungkinan. Namun, keajaiban tersebut justru memberikan luka baru untuk orang lain yang selama ini menantikannya. Dimas sudah terbangun dari tidur panjangnya. Tapi, dia melupakan segala hal. Ingatannya hanya sampai pada nama, keluarga, dan kepintarannya. Segala penderitaan yang dia lalui bersama seseorang, telah dia lupakan untuk kesekian kalinya. Natalie Jhonson, gadis malang yang mendampingi Dimas selama lima tahun terakhir dengan penuh kesabaran dan harapan bahwa pria itu akan bangun suatu hari nanti. Akhirnya, harapannya terwujud. Sayang seribu sayang, Dimas bangun dari koma hanya untuk melupakan segalanya termasuk kisah cinta mereka. Natalie marah, bingung, dan sedih karena dilupakan dengan begitu mudahnya. Dimas bahkan menanyakan identitas dirinya saat melihat Natalie menangis untuknya ketika pria itu terbangun dari koma. Dimas tak mengenal siapapun. Sifatnya bukan lagi Dimas yang penakut dan idiot. Dia layaknya seorang Tuan Muda dari keluarga bergengsi. Sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh terhadap reaksi orang-orang memberikan perasaan asing tersendiri pada Natalie. Hal pertama yang Dimas cari yaitu ayahnya, Christian Lawrence, yang dulu membuangnya di jalanan layaknya sampah yang manis sepah dibuang. Dia tak mengingat Natalie, pujaan hatinya. Yang dia ingat justru bajingan yang membuangnya, tapi begitu dia hormati seolah Christian tidak melakukan hal apapun yang merugikannya. "Begitu mudahnya kamu melupakanku. Apa kamu sangat senang mempermainkan rasa cinta ini layaknya sesuatu yang tak berharga?" - Natalie Jhonson "Aku sudah berkali-kali mencoba mengingat. Tapi, aku masih tak tahu siapa dirimu. Siapa kalian yang mengatakan bahwa aku orang terdekat kalian?! Aku bahkan meragukan apa kalian cuma bermimpi saja selama ini!" - Dimas Lawrence *** Vol. 1 Queen Of Mafia (1-185) Black Angel, nama Organisasi Mafia yang bergerak dalam dunia bisnis dengan menawarkan jasa bodyguard dengan bayaran puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pemimpin Black Angel mempunyai seorang putri yang dia sembunyikan dengan rapat di rumahnya tanpa memberikan izin publik untuk mengetahui informasi sedikitpun. Lalu, bagaimana jika putri yang selama ini disembunyikan oleh Pemimpin Black Angel melangkah keluar dari sangkar emas yang mengurungnya? Tentu saja banyak pihak yang terkejut, terutama para siswa-siswi SMA Merpati. Dirandra Angelina, Putri dari Pemimpin Black Angel yang selama ini disembunyikan akhirnya terungkap ke publik. Sikapnya yang angkuh, kasar, dan sombong membuatnya terlibat konflik dengan seseorang. Di hari pertamanya, dia melempar bola ke wajah seorang pria yang tentunya membuat kesan buruk untuk dirinya sendiri. Azkara Ranendra, pria yang memiliki fobia perempuan dan akan muntah-muntah jika bersentuhan dengan perempuan adalah pria yang terlibat konflik dengan Dira. Tindakan tak masuk akal Azka pada Dira membuatnya berada dalam masalah.

LidiaCntys10 · Adolescente
5.0
314 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS

empty img

próximamente