webnovel

From known to unknown

Realistic Fiction
En Curso · 679 Visitas
  • 3 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS

What is From known to unknown

Lee la novela From known to unknown escrita por el autor Shehla_Ashfaq_rana publicada en WebNovel. ...

Resumen

También te puede interesar

MERIDIAN'S DEVIL

Once I mark you Darling, you're mine forever. -------------------------------------------------- [WARNING MATURE CONTENT] [READER DISCRETION IS ADVISED] [OUTLINE] Jiang Yue's life was devoid of the entire nebula of emotions associated with fun and elation. Her life was leading life monotonously until her destiny took upon itself to swirl up an uncanny twist. "Where am I?" Jiang Yue has transmigrated into the erotic vampire novel she was hitherto reading before dozing off. Initially taking it to be a dream, she's content, but soon on realization it isn't, panic begins to seize her. As events unfurl further, Yue finds herself in the company of a mysterious celestially alluring man. She needs to find a way to get out of the world of the novel, and for that to happen she must reach the Palace of the Draconian empire. In order to get to the Palace she agrees to all the demands that the man has to proffer and accompanies him all through the way. A sweet hot love romance, between a diffident female and dominant Prince of a vast empire. A supernatural indulgence of Vampires and Werewolves. Read more to divulge in an intoxicating world of Fantasy and Romance. {EXCERPT} "D-Did we...." Yue began only to trail off as the man glared back at her, and she felt too shy to even inquire about it. She could not hold his stare even for a second longer and averted her eyes, reflecting her diffidence. When she turned her head up in his direction, she saw him enclose the distance between him and her and entrapped her in between his arm on the left and the seat on the right. "Did we what Yue?" he leaned on over her smaller frame and smirked, his eyes lingering over her lips for a brief moment before hovering back up to her reticent eyes. "I....uh....about last night...." She cursed in her head, cursed at him that the way he was leaning on her was not at all helping! "Yes, go on." he was pleased to see the kind of effect he had on her. "D-Did we actually k-kiss?" On hearing Yue formulate a question concerning last night Wu let his head fall downwards and his hair glided left to right as he shook his head lightly and laughed. And when he looked up, he had suddenly acquired a much more serious character as he leaned his face closer to hers. His eyes were devoid of his earlier mirth and mischief. Suddenly his gaze was all so intense that Yue felt she was going to melt if he continued staring at her any longer. "Darling..." Yue's heart stopped right there when she heard the word his mouth parted to address her. "If I did kiss you...." He leaned closer aiming for her lips until there was only a mere few inches left between their mouths, "Each and every single second of those very long minutes would have been etched into your mind." His voice was too husky, his tone was too sombre, and the distance was too close for Yue to not be in a muddled state of mind. _________________________________

s_cosmos · Fantasía
5.0
158 Chs

Life Switch "ON"

Aku bisa merasakan dengan jelas lidah api yang terus menerus menjilati setiap jengkal tubuhku. Panas, perih, menyakitkan. Hingga bahkan untuk berteriak pun aku sudah tidak sanggup. Kenapa aku masih sadar sampai sekarang. Dari yang pernah aku baca, ketika ajal sudah dekat kau akan mulai melihat kilas balik seluruh hidup mu. Sepertinya kilas balik itu sudah dimulai. Aku menatap tangan ku, tapi anehnya terlihat seperti tangan mungil yang hanya dimiliki oleh bayi, didepanku ada kedua orangtua ku. Mereka terlihat sangat bahagia. Tiba-tiba adegan berganti. Aku melihat orang lain yang sama sekali belum pernah kutemui dimanapun. Seorang gadis yang mungkin seumuran denganku, hanya saja dia sangat cantik, terlalu cantik hingga rasanya menyakitkan. Setidaknya bagiku. Dia tengah berdiri di depan tebing dengan pandangan kosong menatap lautan. Rambutnya yang panjang berwarna perunggu bergerak liar tertiup angin kencang. Sama seperti tadi tiba-tiba semua penglihatan ini berganti dengan adegan baru. Hanya saja kali ini aku bukan hanya sekedar melihat, tapi aku ikut merasakan semuanya. Aku tidak bisa bernapas, semuanya gelap gulita. Api yang tadinya melalap ku dengan rakus menghilang entah kemana, rasa panas menyakitkan yang menyayat tubuhku berganti tusukan tajam. Ribuan, tidak, aku tidak bisa mengira-ngira, rasanya tubuhku seperti ditusuk tanpa henti dari berbagai arah. Apakah aku sudah mati? bukankah seharusnya kematian itu damai? kenapa aku masih terus disiksa seperti ini? apa aku sekarang berada di neraka? Ya. Itulah satu-satunya jawaban yang masuk akal dari semua ini. Aku mengerjapkan mata, terlihat sesuatu, seperti bergerak ke arahku. bayangan hitam kelam. Kau bisa bayangkan segelap apa warnanya hingga bahkan aku bisa melihat jelas bentuk nya di tengah-tengah kegelapan ini. Seperti kain hitam yang merayap ke arahku. Ketika bayangan itu semakin dekat aku merasakan hentakan yang teramat menyakitkan dari dalam dadaku. Seperti ada yang menarik paksa jantungku tepat dari dalam tubuhku sendiri. Sakit. Aku sudah tidak bisa bertahan lagi, jika seperti ini siksaan yang harus aku jalani selamanya di Neraka, aku tidak mau mati. Tidak sekarang. Tolong, kumohon tolong aku. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi untuk hidup kembali. Aku mohon tolong selamatkan aku, siapapun. Tuhan. Dewa. Siapapun. Aku terbangun. Tiba-tiba. Dadaku sesak, jangankan bicara, aku mati-matian megap-megap berusaha menarik masuk tiap Oksigen yang bisa kuhirup. Tapi kedua mataku bisa melihat dengan jelas. Langit malam tanpa bintang, bulan tidak terlihat di manapun. Perlahan awan yang lebih gelap dari langit pun bergulung-gulung diatas ku. Tidak bisa lebih lama menatap langit karena tiba-tiba saja aku merasakan tangan seseorang di wajahku. Aku menoleh kearah orang tersebut, pasti dia yang menolongku. Yang pertama aku lihat adalah wajah tampan seorang pria asing yang menatapku dengan penuh rasa syukur. "Jossie, syukurlah." Dia menangis, sesenggukan. Tangannya dengan lembut membelai wajahku, menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangan. "Syukurlah. Ya Tuhan! Kau sadar, syukurlah." Kemudian langkah kaki berlari mendekat ke arah kami. Beberapa langkah kaki. Oke, seseorang sudah menghubungi 911 kan? aku butuh perawatan medis.Tubuhku terasa sakit luar dalam. Ketika mulai mendekati tempat kami berada langkah-langkah tersebut perlahan melambat. Aku terganggu dengan sinar senter yang tiba-tiba diarahkan ke wajahku. "Ketemu! Mereka disini! Hubungi ambulans sekarang!" Seorang pria dengan mantel kulit panjang mulai memberi perintah kepada orang lain disebelahnya. Mungkin polisi, pikirku. "Jossie, kau terluka parah? Kau bisa mendengarku kan?" Pria yang kulihat pertama kali tadi kembali menarik perhatianku. Siapa? Jossie? Tapi dia berbicara pada ku. Aku mungkin linglung tapi jelas-jelas dia tidak sedang berbicara dengan orang lain. "Jossie?" Hah? siapa Jossie? itu bukan namaku.

Ann_Louis13 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
1 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

empty img

próximamente

Más sobre este libro

General Audiencesmature rating
Reportar