webnovel

Bab 1 "A"

"Percayalah aku selalu ada di sisimu,"

       Malam seharusnya menjadi malam yang tenang,  namun berbeda untuk laki-laki tinggi dengan rambut hitam, Gulf. Malam itu ia harus merasakan puluhan kali tongkat bisbol mendarat di tubuh kurus nya. Tak ada celah untuk menyela pukulan dari pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya - Ayah angkatnya.  Ia hanya meringkuk menutupi kepala dengan kedua lengannya yang sudah penuh luka biru. Ia tahu alasan kenapa ayahnya begitu marah hingga memukulinya tanpa ampun. Ya, beberapa jam lalu ia melakukan satu hal yang menurut ayahnya sangat memalukan.

"Aku bersalah,Ayah..  Maaf.. Ayah To.. long berhenti.. Saakit.. ". Rintihnya disetiap pukulan yang mendarat di tubuhnya tapi ayahnya tak ujung berhenti bahkan makin gencar memukul.

"Sekali lagi kau membuatku malu..  Kau akan mendapatkan yang lebih dari ini, kau mengerti?!!". Ancam ayahnya memperingati lalu menguasai setelah melempar keras tongkat bisbol padanya.

  Laki-laki seumuran dengan nya keluar dari dalam lemari, tampak jelas sangat khawatir dengannya. Laki-laki itu membantu nya berdiri dan membimbingnya kearah kasur.

"Maaf.. ". Ucap laki-laki  itu lalu mengambil kotak p3k dari laci. Laki-laki itu sangat merasa bersalah seandainya ia tak mengajak Gulf bertemu dan bergabung dengan Grup Band nya, ini semua tidak akan terjadi.

7 jam lalu..

     "Phi Mike.. Kita mau kemana?" tanya Gulf ketika Mike mengajaknya ke sesuatu tempat yang  jauh dari rumahnya. Mereka berdua berjalan melawati gang-gang kecil di beberapa bangunan tua.

"Nanti kau akan tahu". Jawab Mike terus membimbing jalan untuk Gulf.

Tak lama kemudian mereka sampai disebuah tempat Rongsokan mobil, Banyak mobil berkarat dan tak terpakai disana. Mata Gulf menemukan sekumpulan laki-laki seumurannya tengah asik bermain musik akapela di sudut tempat rongsokan dan ia duga adalah basecamp mereka.

" Hey kaliann!". Sapa Mike mengalihkan perhatian kearahnya.

"Kau bawa siapa itu?"  tanya laki-laki dengan lesung pipit di kedua pipinya yang tengah berdiri diatas tong.

Seorang laki-laki bertongkat mendekat dan mengamati, "kau terlihat familier". Ucap laki-laki itu, " Ahh.. Kau anak dari dari orang kaya baru diatas, bukan?" lanjutnya

"Ah benar.. Kau Gulf itu kan? Yang sering keluar masuk pakai mobil mewah itu kab?" sahut laki-laki berambut hitam yang tengah memegang dua sumpit yang ia gunakan untuk bermain akapela tadi. Menyadari semua mata mengarah padanya, Gulf pun mengangguk lalu menyapa, "S..sawatdee krap!".

"Sawatdee krap, Aku Khai!" ucap laki-laki bertongkat itu mengulurkan tangannya, dan dengan canggung Gulf membalas uluran tangan dari Khai.

"Aku Type, senang bertemu denganmu, phi!". Laki-laki itu mengangkat tangannya menyapa tanpa meletakkan sumpit terlebih dahulu. Gulf membalas sapaan Type lalu menoleh kearah lainnya. Tak ada respon Gulf menoleh kearah Khai.

"Dia Earth.. Dia suka mengambar dan olahraga". Ucap Khai memperkenalkan pada laki-laki berambut pirang yang tengah fokus menajamkan pensil. Gulf mengangguk

" Itu Ten, leader kita". Lanjut Khai menunjuk pada laki-laki yang tengah sibuk dengan bunga berwarna biru didepannya. "Dia suka merawat bunga Dolphin". Bisik Khai pada Gulf. Gulf mengangguk, ia tahu arti bunga Dolphinium atau yang sering disebut bunga Dolphin. Bunga yang hanya tumbuh 2-3 tahun itu biasanya digunakan sebagai obat namun jika di konsumsi dalam jumlah banyak bunga Dolphin akan sangat mematikan, akan tetapi disisi lain bunga Dolphin juga menyimbolkan hati terbuka, mencerminkan perasaan tanpa beban dan mengungkapkan kecantikan alami.

"Dan terakhir, Mike. Dia yang buat Band kita" Lanjut Khai menunjuk laki-laki dengan lesung pipitnya yang tengah melakukan beat box berkolaborasi dengan Type memainkan sebuah lagu. Gulf kembali mengangguk dan ia tersenyum, Mike bukanlah orang asing baginya, ia adalah sahabat dan satu-satunya keluarga yang menganggapnya ada. Ia sudah mendengar dari Mike tentang X-Band. X-Band adalah kelompok pemuda dengan visi dan misi yang sama. Mereka menginginkan kedamaian, kebebasan, dan keadilan.

"Jadi, bagaimana Gulf? Kau Mau bergabung ke X-Band?" Tawar Khai dengan senyum manisnya.

Gulf terdiam, ia sedang berfikir. Apakah ia akan baik-baik saja mengikuti grup ini? Apakah ia akan dimarahi oleh ayahnya? Tapi sepertinya band ini seru, ia bisa melihat senyum dan tawa anak-anak band ini.

"Tenang Gulf, selama ayahmu tidak tau kau akan baik-baik saja." Ucap Mike nenepuk bahu Gulf.

Gulf pun akhirnya memutuskan untuk bergabung digrup.

"Mike, lagu apa yang kita nyanyikan nanti malam?" Tanya earth yang baru saja selesai dengan menggambar nya.

"Khai sudah pegang listnya," jawab mike, "malam ini kau yang pegang mic Gulf" ucap Mike disambut dengan tatapan kaget dari Gulf.

"Aku baru bergabung, Mike!" Protesnya

"Justru karena kau baru gabung, tunjukkan kemampuan mu." Jawab Mike.

_____✨✨____

   Pukul 19:00, beberapa orang sudah duduk di kursi didepan panggung kecil yang biasa digunakan untuk acara musikal di daerah tersebut. Beberapa orang tengah menyiapkan beberapa alat untuk tampil malam ini. Di sudut belakang panggung seorang laki-laki memegang microphone dengan wajah gugupnya. Tangannya berkeringat dingin.

"Gulf kau gugup?" Pergok Khai melihat kegugupan Gulf, Gulf mengangguk.

"Yaa.. kau mengingatkan pertama kali kita tampil" sahut Ten tengah merapikan bajunya,

"Mengingatkan kau lupa pakai celana, bukan?" Sahut Type sibuk dengan ponselnya

"Yak!!" Ten melempar Tisu kearah Type

"Sepertinya ada yang lupa kalau dia nyaris mengompol saat pertama kali tampil" sindir Earth melirik Type.

"Phiiii!!" Teriak Type antara malu dan kesal, semua tertawa melihat reaksi Type yang sangat lucu, perlahan Gulf ikut tersenyum melihat interaksi teman-teman barunya itu.

"X-Band!! Waktunya kalian tampil!" Teriak salah satu panitia.

Saat itulah Gulf kembali merasakan gugupnya,

"Kau pasti tampil dengan baik,Gulf" Ucap Mike.

Gulf tersenyum menanggapi.

  Dari kejauhan seorang telah mengawasi gerak-gerik Gulf, ia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor, ketika Gulf tengah bernyanyi.

"Ayah! Dia berulah!" Ucap seorang itu lalu mengusai setelah telpon ditutup.

_____✨✨____

    "Maaf Gulf, aku tak tahu jika ayahmu akan berbuat seperti ini". Ucap Mike sembari mengobati lebam di kulit Gulf

"Tidak apa-apa, Phi" jawab Gulf menahan asa nyeri di sekujur tubuhnya, "ini Sudah biasa".

Mike menatap Gulf tak tega, di raihnya ponsel di sakunya lalu memotret luka-luka Gulf.

"Phi, apa yang kau lakukan?"

"Aku akan melaporkannya ke polisi!" Tekad Mike

"Jangan!! Jangan Phi, kumohon" pinta Gulf, ia menatap Mike dengan tatapan memohon.

"Apa kau akan hidup seperti ini Gulf?"

Gulf terdiam lama, merenungi ucapan Mike.

Melihat Gulf terdiam Mike kembali memotret luka Gulf, "Phi.." Gulf menutup kamera ponsel Mike.

"Aku sudah terbiasa seperti ini, aku baik-baik saja" Ucap Gulf

Mike tampak kesal lalu berdiri membelakangi Gulf, ia terlihat sangat Frustasi.