"Ada!" seru Bara. "Udah lah. Lu baikan sama si Ken gih sana." Tia langsung melotot, seperti yang akan menerkam Bara hidup-hidup, tapi Bara langsung menyahut, "Ya kalau lu gak balikan lagi sama dia juga gak apa-apa. Pokoknya, lu ketemuan dulu aja sama dia. Beresin masalah lu berdua. Selanjutnya terserah Anda. Oke?"
"Kalau si Ken ngapa-ngapain gua, gimana?"
"Halah. Emangnya mau ngapain sih? Kalau dia berani nyakitin lu, ya lu tinggal lawan dia. Coba, raket nyamuk lu ada di mana? Sedia itu aja. Kalau dia macem-macem, lu setrum aja. Beres kan. Kalau sampe ada KDRT, lu langsung telepon polisi."
"Ih, bukan gitu, Bara." Tia meringis.
"Terus, apa yang lu khawatirin, Tia?"
"Gak tau. Gua gak mau ketemu sama dia," ujar Tia dengan suara yang lemah.
Bara mendesah. "Ya gampang lah. Lu tinggal kunci pintu kamar lu. Pasang gembok. Terus lu dedet tuh pintu pake meja. Gua jamin dia gak akan bisa masuk. Bener kan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com