"Kamu tetap laki-laki yang hebat di mataku. Laki-laki yang sempurna. Sekarang kita ke kamar aku obati lukamu sambil menunggu kabar dari Nathan." ucap Karin seraya membantu Aska berdiri dan membawanya ke kamar.
Di dalam kamar....
"Apa sakit masih sakit?" tanya Karin saat mengganti perban kaki Aska, setelah memberi obat merah pada ruas jari tangannya.
Aska menggelengkan kepalanya dengan wajah suram.
Karin menghela nafas, berpikir bagaimana Aska bisa tenang dan tidak tegang lagi.
Dengan sengaja Karin mengingat perban Aska dengan sangat kuat.
"Aaauhhh!! sakit Karin!!" teriak Aska dengan tatapan memelas.
"Katanya tadi sudah tidak sakit? mana yang benar?" tanya Karin dengan tatapan teduh.
"Sakit sayang." ucap Aska dengan rumit ingin memeluk dan menghempaskan Karin di tempat tidur agar bisa menenangkan hatinya.
"Kenapa kamu menatapku seperti sayang?" tanya Karin menyelami hati Aska.
"Aku tidak tahu, apa yang harus aku lakukan saat ini." ucap Aska dengan tangannya terkepal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com