Sejak tadi aku hanya menundukkan kepala, tanpa sedikit pun menatap wajah Zero yang tengah duduk di seberangku. Bukan apa-apa, aku hanya merasa malu pada diriku sendiri. Berpikir Zero akan membawaku ke kamar kami karena dia akan kembali menyentuhku dan menghabiskan waktu yang menyenangkan berdua di atas ranjang, nyatanya tidak demikian karena dia justru membawaku kembali ke meja makan. Dia mendudukanku kembali ke kursi yang semula kududuki. Ternyata dia kembali menyuruhku menunggu di sana sampai dia menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai karena terganggu olehku.
Kini kue itu telah sempurna dia buat, sudah terhidang nyata di depanku. Kue itu tampak cantik seolah yang membuatnya adalah seseorang yang sudah ahli membuat kue alih-alih Zero yang seorang pemula dan baru pertama kali membuat kue. Aku jadi semakin penasaran dari mana dia belajar membuat kue karena seingatku aku tak pernah mengajarinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com