webnovel

Echoes of Vardrak: The Triplet's Quest

Autor: Krasvania
Fantasy Romance
En Curso · 2K Visitas
  • 10 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS

What is Echoes of Vardrak: The Triplet's Quest

Lee la novela Echoes of Vardrak: The Triplet's Quest escrita por el autor Krasvania publicada en WebNovel. Dive into the enthralling world of Vardrak, a realm as vast as Jupiter, mirroring Earth's essence, where the serene country of Velanore becomes the epicenter of an unforeseen apocalypse. In "The Eclip...

Resumen

Dive into the enthralling world of Vardrak, a realm as vast as Jupiter, mirroring Earth's essence, where the serene country of Velanore becomes the epicenter of an unforeseen apocalypse. In "The Eclipse of Destinies: The Triplet's Awakening," follow the riveting journey of three sisters – Elandra, Elandrei, and Elandria Vontarok – who, unbeknownst to them, are destined to become the saviors in a world descending into chaos. Embark on a journey with these sisters, separated by catastrophe, as they navigate through cities in turmoil, each awakening to extraordinary powers that defy the realms of possibility. Elandra, with her Invincible Stealth, becomes a ghostly savior in Mellowvibe's chaos; Elandrei wields the Small Universe Orb, bending reality to create sanctuaries; and Elandria, empowered by Unlimited Growth, transforms into a formidable warrior against the apocalypse's horrors. As they forge their paths, they unlock abilities that reshape their destiny – from Elandra's Unlimited Godly Craftsman to Elandrei's Hybrid: Perfect Complete Bloodlines, and Elandria's mastery of the Complete Circle of Elements. Together, yet apart, they are humanity's beacon of hope, battling darkness with their unyielding spirit and familial bond. "Echoes of Vardrak: The Triplet's Quest" is not just a tale of survival but a saga of unity, strength, and the undying flame of kinship, positioning the Vontarok sisters as the keystones in the battle for Vardrak's future. Witness as their story unfolds, a legend in the making, a beacon for future generations in a world veiled in despair yet yearning for salvation. Copyright (2024) by (Krasvania). All rights reserved.

Etiquetas
6 etiquetas
También te puede interesar

Project Adam: God last gift to this cruel world

In the year 2021 Earth was invaded by monsters from a different dimension when they came they reek havoc on the entire planet and destroyed a majority of the Earth. The humans try to fight off the terrifying amount of monsters with nuclear weapons and firearms but sadly modern day technology didn't work on these monsters. With the human impending doom and their number dwindling at un-real speed the God of planet felt pity on his poor creation and sacrifice half of his soul and send it upon the mortal world in the form of rain. When half of his soul was split into tiny fragments and came down to planet Earth in the form of rain and bless every last humans on Earth at the present time, to acquire supernatural abilities. With new found powers and strength the remaining humans on Earth came together and push back the monsters that threaten their home. This war continue for the next 1000 years. Now in this new future world were Super heroes exist everywhere along side villains and Plague beast that infects the surface below as humans now live in floating Cities above the clouds known as Domes. Watch the story of a young teen orphan knowns as Mark Morgan who has a professional profession of a street thief as he suffered a brutal and unfortunate death by a plague beast due to some rather unfortunate events will mark accept fate as his or will he bend it to his will and create a future free from the monsters that inhabit his planet well only time can tell. Watch as a Mark gains tremendous power at the price of his life. PS: This art is not for me all credit goes to it original creator im only using this till I get my own drawn out Thank you

Retro_Senpai · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

AJI SAKA-ASAL MULA HURUF JAWA

AJI SAKA - ASAL MULA HURUF JAWA Alkisah, Tersebutlah seorang pemuda sakti yang tinggal di desa Medang Kawit. Aji Saka namanya. Ia mempunyai dua pembantu yang sangat setia. Dora dan Sembada nama keduanya. Suatu hari Aji Saka berniat ke wilayah Medang Kamulan. Ia mendengar perilaku Raja Medang Kamulan yang bernama Prabu Dewata Cengkar yang sangat jahat. Prabu Dewata Cengkar gemar memangsa manusia. Setiap hari ia harus makan daging manusia. Patih Medang Kamulan yang bernama Jugul Muda harus sibuk mencari manusia untuk dipersembahkan kepada rajanya yang sangat kejam itu. Rakyat Medang Kamulan sangat ketakutan dan mereka memilih untuk mengungsi dari Medang Kamulan dibandingkan harus menjadi santapan Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berniat menghentikan kekejaman penguasa kerajaan Medang Kamulan yang gemar memakan manusia itu untuk selama-Iamanya. Dalam perjalanan menuju kerajaan Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pembantunya tiba di daerah pegunungan Kendeng. Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal di daerah itu dan menyerahkan keris saktinya. Katanya, "Kutitipkan keris sakti pusakaku ini kepadamu. Sekali-kali jangan engkau serahkan keris sakti pusakaku ini kepada siapa pun kecuali hanya kepadaku saja! Aku sendiri yang akan datang mengambil keris pusakaku ini.” Sembada mengiyakan pesan Aji Saka. Aji Saka bersama Dora melanjutkan perjalanan. Di sebuah tempat, Aji Saka meminta Dora untuk tinggal karena ia akan ke kerajaan Medang Kamulan seorang diri. Syandan, Aji Saka bertemu dengan Patih Jugul Muda yang tampak kebingungan karena tidak mendapatkan seorang manusia pun yang dapat dipersembahkan untuk Prabu Dewata Cengkar. "Jika itu yang menjadi kebingunganmu, serahkan aku kepada rajamu, wahai Patih Jugul Muda," kata Aji Saka. Patih Jugul Muda sangat keheranan mendengar ucapan Aji Saka. Jika orang lain akan lari terbirit-birit jika hendak dijadikan korban guna memuaskan nafsu Prabu Dewata Cengkar itu, Aji Saka malah menawarkan dirinya! Patih Jugul Muda lantas membawa Aji Saka ke istana kerajaan Medang Kamulan. Berbeda dengan orang-orang lainnya yang sangat ketakutan ketika dihadapkan pada Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka tampak tenang. Sama sekali ia tidak menunjukkan ketakutan. Katanya di hadapan Raja Medang Kamulan yang sangat kejam itu, "Sebelum hamba Paduka makan, perkenankan hamba mengajukan satu syarat terlebih dahulu." "Syarat?" Prabu Dewata Cengkar melototkan kedua bola matanya, "Syarat apa yang engkau kehendaki?" "Hamba meminta imbalan tanah seluas surban yang hamba kenakan ini," jawab Aji Saka. Tak terkirakan gembiranya hati Prabu Dewata Cengkar mendengar syarat yang diajukan Aji Saka. Syarat yang sangat mudah menurutnya. Hanya dengan memberikan imbalan tanah seluas surban yang dikenakan Aji Saka ia telah dapat memangsa Aji Saka. Maka katanya kemudian dengan wajah berseri-seri, "Aku akan penuhi permintaanmu! Lekas engkau buka surbanmu itu dan gelarlah. Aku telah sangat lapar!" Aji Saka membuka surbannya dan mulai menggelarnya. Sangat mengherankan, surban itu ternyata sangat panjang. Surban seolah-olah tidak putus-putusnya digelar hingga wilayah Kerajaan Medang Kamulan pun kurang panjang. Surban bagai terus memanjang hingga membentang dari istana kerajaan menjangkau wilayah gunung, sungai, hutan, dan bahkan hingga ke Iembah- lembah. Semua tidak menyangka jika surban yang dikenakan Aji Saka itu begitu panjang lagi luas. Begitu pula dengan Prabu Dewata Cengkar tidak menyangkanya. Cerita selanjutnya Dipart yang ke 2 oke... ." ." .

Widian_Mahendra · Historia
Sin suficientes valoraciones
1 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

Más sobre este libro

No One 17 and Under Admittedmature rating
Reportar