Selepas masuk kedalam Pagoda Mimpi Buruk, gadi kecil Qin tiba pada sebuah ruangan yang terlihat seperti halaman utama rumah biasa.
Tertera banyak perabotan indah serta banyak foto-foto yang terpajang pada setiap dinding.
"Disini Mata Takdirku tidak berguna, aku harus menggunakan sendiri kemampuanku," batin Qin saat mulai melangkah lebih dalam.
Pandangan Qin mendapatkan sesosok pria paruh baya yang tengah duduk bersantai pada kursi goyang, mata pria itu tertutup rapat seolah tidak perduli dengan apapun yang terjadi pada dunia.
Dengan penasaran Qin menghampiri pria paruh baya itu dengan hati-hati, ketika jarak mereka telah mendekat, Qin bisa mendengar dengkuran halus yang keluar dari sana diiringi suara napas yang teratur.
"Dia sedang tidur?" gumam Qin saat melihat kondisi pria paruh baya tersebut.
Tiba-tiba saja mata pria paruh baya itu terbuka, memperlihatkan mata berwarna ungu gelap dengan iris mata berwarna merah darah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com