Nadia berlari kencang menuju ke gedung sebelahnya karena di rasa tidak ada satu pun orang di sana. Itu sangat wajar karena saat ini adalah jam istirahat.
Dengan wajah panik dan cemas, air matanya mengalir deras Nadia terus berlari tanpa berpikir apapun, dia khawatir sesuatu terjadi pada Asih.
Di atas lantai gedung yang gelap tanpa ada yang tahu, diam-diam Asih naik sendiri ke sana. Saat ini dia sudah berdiri di tepian atas gedung yang tinggi. Dengan tangan gemetar dan wajah yang sepucat porselin Asih menangis, meratapi hidupnya sendiri.
"Kenapa aku harus dibuang … kenapa kedua orang tuaku tidak pernah datang ke sini. Huhuhuhu …" Asih menangis dengan kedua tangan memeluk sebuah boneka kecil pemberian ibunya yang selalu dia bawa kemanapun dia pergi, boneka itu sudah lusuh bahkan sudah dibilang sangat jelek sekali penampilannya. Boneka Teddy Bear warna putih yang sekarang berubah entah warnanya apa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com