Monica lalu menghubungi kakeknya. Dan hanya dalam hitungan beberapa nada dering saja, kakek sudah berhasil menjawab panggilannya.
"Ada apa? Dan apa yang sekarang ingin kau katakan?" tanya Hendra dengan serangkaian perasaan malas karena dia tahu apa tujuan cucu perempuannya itu menghubunginya.
Mengajukan protes, marah-marah tidak jelas, dan mungkin akan menegurnya.
Semua bayangan menyebalkan itu membuatnya langsung lelah.
"Kakek!! Apa-apaan ini? Kenapa kakek masih saja menyuruh orang untuk menjagaku dengan sangat ketat? Bukankah kakek sudah sempat menghentikannya?" serbu Monica langsung tanpa mengucapkan sapaan apapun seperti biasa ketika dia seharusnya menghormati yang lebih tua dan tata karma yang lebih harus ia kedepankan.
Emosi lebih ia depankan saar ini. dimana logika dan keinginannya untuk bebas jauh lebih dia inginkan saat ini dibandingkan apapun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com