"Laura, saya akan menikah dengan perempuan lain." Seperti diterjang badai dan tertampar petir di siang hari, Laura tak bisa bergerak sedikitpun. Wanita berusia dua puluh lima tahun ini mematung. Tatapannya memandang lurus pada dinding restoran yang tengah mereka kunjungi. Mereka? Ya. Laura sedang bersama Edgar, kekasih yang menemaninya selama satu tahun belakangan ini. "Si-siapa, Mas? Terus hubungan kita, gimana?" Meski sesak, namun Laura tetap bertanya. Demi mendapat kepastian. "Maaf, hubungan kita harus berakhir sampai di sini." Runtuh sudah pertahanannya. Laura menangis setelah Edgar benar-benar pergi. Hubungan yang telah dibina dan dijaga baik-baik itu kandas di tengah jalan. Sejak awal Laura seharusnya melakukan persiapan, mengingat mereka terlahir dari kasta yang berbeda. "Tega kamu, Mas. Padahal kita udah merencanakan pernikahan." Luka, sakit dan perih yang Laura rasakan saat ini, menciptakan gumpalan dendam serta api amarah yang semakin membesar. Dan dari sinilah semuanya dimulai. Laura, wanita itu akan membalaskan dendam atas sakit hatinya malam ini.