"Angin, titipkan rasa rindu yang kian menggebu di setiap waktu. Sebab aku tidak tahu kapan dia kembali memelukku..."
****
Setelah Raka sudah selesai menenangkan Mira, laki-laki itu beralih kepada Kiya yang masih terdiam di tempatnya. Belum sempat Raka mengeluarkan caci makinya, suara dering ponsel terdengar dari saku celana Kiya.
Cepat-cepat perempuan itu menerima panggilan.
"Halo, Kak Clara. Ada apa?" tanya Kiya pada Clara di seberang telepon.
"Kamu bisa kesini sekarang nggak, Ki? Kakak bingung soalnya Mama minta pulang terus, sedangkan Mas Doni masih di kantor jadi kakak sendirian di sini."
"Iya, Kak aku ke sana."
Mendengar pernyataan dari Clara, telepon langsung Kiya matikan. Dengan cepat perempuan itu langsung mengambil tasnya yang berada di atas meja.
Sebelum akhirnya Kiya membawa tasnya ikut pergi meninggalkan Raka yang masih menatapnya, dia sempat bekata, "Kalau kamu nggak bisa percaya aku, seenggaknya jangan mencoba mempercayai perkataan siapa pun."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com