"Kamu duduk aja dulu," ucap Raka, sambil mencari baju ganti di lemari.
"Iya," sahut Kiya. Kini, dia mencoba duduk di tempat tidur Raka. "Kamu kenapa tiba-tiba ngekos gini?"
Pertanyaan Kiya membuat aktivitas Raka mencari baju ganti terhenti, kini dia sepenuhnya menatap Kiya. "Kalau aku jawab tentang sebuah pengkhianatan, gimana?"
Mata Kiya seketika melebar mendengar jawaban Raka. "Maksud kamu gimana?" Kiya bertanya gelagapan, sibuk menyesali pemicaraan topik yang dia buat.
"Tentang apapun yang ngerasa aku terkhianati." Tangan Raka kini membuka kancing kemeja basah yang dikenakannya. Baru satu kancing yang terlepas, dia melirik Kiya, wajah cewek itu malah semakin panik melihat gerakan tangan Raka.
Apa-apaan ini? Apakah kini merasa terkhianati lalu akan berbuat macam-macam sebagai bentuk balas dendamnya.
"Kamu mau ngapain?" Kiya masih bersuara, meski kali ini suaranya nyaris terdengar seperti cicitan tikus yang dikejar kucing, pelan dan ketakutan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com